Mare Jivari Genshin Impact – Setelah sekian lama, akhirnya penulis kembali dengan segmen lore Genshin Impact yang pastinya selalu menarik buat dikupas bareng-bareng. Kali ini, kita akan membahas sebuah daerah tanpa kehidupan; sebuah kawasan mematikan yang selalu menjadi misteri sejak game ini pertama kali dirilis, ialah Mare Jivari.
Daftar isi
Mengenal Mare Jivari Genshin Impact

Mare Jivari masih menjadi sebuah tanda tanya sejak namanya disebut pertama kali di Mondstadt pertama kali dirilis. Sedikit demi sedikit informasi mengenai kawasan yang diganyang mematikan ini mulai mengudara, khususnya sejak region Natlan dibuka.
Menurut informasi yang sudah ada dari beberapa bacaan in-game, ia adalah lokasi yang terletak di wilayah paling barat Natlan. Merupakan tempat kosong penuh abu yang angin saja enggan berhembus, dan berisi lautan api. Dan dikatakan bahwa tempat ini telah lenyap 20 atau 30 tahun sebelum timeline sekarang terjadi. Sehingga, dia juga mendapat julukan lain yaitu “Sea of Ashes” atau “Lautan Abu”.
Kalau ada bandingannya, mungkin kawasan ini bakal mirip-mirip dengan daerah terpencil seperti Tsurumi Island, Enkanomiya, atau bahkan Chasm. Apalagi daerah-daerah ini sangat terkenal dengan elemen misterius dan latar belakang yang tragis.
Arti Nama Mare Jivari

Point ini bakal lebih menekankan nama daerah ini secara etimologi. Dalam bahasa latin, Mare memiliki arti “laut”. Namun, untuk kata “Jivari” masih belum jelas maknanya, yang dalam hal ini mengandung dua kemungkinan:
- Boleh jadi, kata ini mungkin berasal dari istilah musik Jivari yang artinya suara “berdengung”, yang kaya nada tinggi dan menjadi ciri khas alat musik gesek India.
- Boleh jadi juga terinspirasi dari Rio Jivari, anak sungai Amazon yang mengalir si sepanjang perbatasan Brasil dan Peru. Dan dalam bahasa Tupi-Guarani, Jivari artinya “Sungai Jaguar”
Dalam bahasa Cina, Jepang, dan Korea, nama Mare Jivari diterjemahkan sebagai “Silent Sea of Ashes” atau “Lautan Abu yang Hening”. Dan nama ini tetap dimuat dalam pelokalan deskripsi di Loading Screen.
Apa yang Terjadi di Mare Jivari?

Seperti yang sudah sama-sama kita ketahui, daerah ini bukanlah tempat berwarna nan cerah seperti tempat wisata, begitu lah yang disebutkan dalam Story Quest Venti. Menurut informasi dari Stanley, salah satu seorang petualang hebat asal Mondstadt pernah sampai ke tempat ini.
Namun, dia binasa saat menyelamatkan seorang petualang pemula bernama Hans Archibald dari monster jahat. Setelah itu, Hans mengambil nama “Stanley” dan menceritakan kisah Stanley yang sebenarnya seolah-olah itu adalah miliknya sendiri, untuk menjaga ingatan pria itu tetap hidup.

Dan tiga tahun setelahnya, tepatnya setelah region Natlan dibuka dan event Iktomi Spiritseeking Scroll, Genshin beri lebih banyak informasi mengenai Lautan Abu ini. Area itu kini menjadi gurun terpencil setelah terjadinya perang besar, dan kondisi lingkungan di sini diselimuti oleh abu dan tulang belulang.
Tak jarang suara tangisan yang bikin merinding juga terdengar di sepanjang area. Dan lebih parahnya lagi, tangisan ini diredam oleh api membara yang menguasai daratan, demikianlah ujar Citlali.

Sumber lain juga datang dari Kinich, anak suku Tirai Daun yang terkenal sudah melancong ke seluruh area Natlan. Kinich mengatakan bahwa Mare Jivari adalah satu-satunya daerah yang ia belum pernah pijaki. Menurutnya, tempat ini sangat sulit diakses dan sejauh ini dia sendiri belum pernah mendapatkan commission untuk menyambangi daerah tersebut.
Lavawalker dan Mare Jivari

Lore drop Mare Jivari ternyata sudah ada di set Artifact “Lavawalker”. Lavawalker merupakan julukan untuk seorang pertapa yang katanya berhasil selamat dari Lautan Abu. Dipanggil demikian berkat kemampuannya yang mampu berjalan di bara api Mare Jivari dan menjadi satu-satunya orang yang mampu lintasi seluruh daratannya tanpa menyerah, sebelum kemudian tempat ini berhasil menelannya jadi abu.
Jika ditilik dari deskripsi yang ada, di Lautan Abu ini tampaknya ada seekor burung Phoenix yang dipuja banyak orang. Dan burung ini yang memberi si pertapa kekuatan untuk terus maju ke kedalamannya.
Namun, belum dapat dipastikan apakah ini sungguhan deskripsi yang menggambarkan kondisi Mare Jivari sesungguhnya atau hanya kiasan tersirat semata. Sebab, perbedaannya cukup signifikan dengan apa yang diungkapkan oleh Citlali.
[RUMOR] Lokasi Mare Jivari

Masih belum diketahui dimana lokasi sesungguhnya Mare Jivari, tapi sudah dipastikan bahwa tempat ini berada di bagian paling barat negeri Natlan. Namun, tidak sedikit leaker yang mulai berikan bocoran demi bocoran mengenai daerah misterius yang satu ini.
Gambaran topografi Teyvat di atas dibagikan oleh leaker Jelena. Menurutnya, area Lautan Abu ini bakal terletak jauuuuh banget dari Ochkanatlan. Dengan jarak yang demikian jauh, banyak pemain menduga bagaimana akan mengakses kawasan tersebut; apakah lewat Quest yang bisa bikin pemain langsung Teleport, lewat Waverider, atau justru menggunakan bantuan Qucusaurus.
Tak sedikit juga pemain yang berspekulasi bahwa Mare bakal mirip dengan map Remuria-nya Fontaine. Kemungkinan bakal membawa Traveler lebih dalam ke bawah tanah dan bertemu lahar panas.
Apapun itu, penulis tak sarankan pembaca untuk menelan bulat-bulat informasi dari leaker. Sebab, tidak menutup kemungkinan akan adanya perubahan dari HoYo menjelang perilisan resmi Sea of Ashes ke Genshin.

Itulah informasi mengenai Mare Jivari yang berhasil diketahui sejauh ini. Informasi dan petunjuk lain kemungkinan akan bertambah seiring berjalannya waktu menjelang perilisan resminya.
Jadi, gimana menurut kamu, brott? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar, ya!
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Genshin Impact atau artikel lainnya dari Sofie Diana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com