Dan masih banyak lagi sebutan bagi developer/publisher lainnya.
Dengan berakhirnya E3 2019 yang hadir dengan berbagai kejutan dan berita baru, tentunya banyak sekali fans yang menunggu atau bahkan sudah melakukan pre-order Cyberpunk 2077 sesaat setelah tanggal rilisnya diumumkan. Antusiasme dan berita tersebut tentu bukan menjadi sebuah kejutan apabila disimak oleh salah satu pasar terbesar di Asia yakni para gamer China.
Mengikuti E3 tentu bukan kegiatan baru lagi bagi gamer China, namun uniknya mereka miliki sebutan tersendiri bagi para developer yang muncul di sana seperti yang dikutip dari abacusnews. Sebutan tersebut disebabkan karena nama resmi mereka tak miliki sebutan resmi sama sekali di bahasa ibunya. Hantarkan kepada nama-nama yang mungkin tak pantas didengarkan seperti “Keledai Bodoh” dan yang lainnya.
CD Projekt Red sendiri disebut sebagai “Keledai Polandia yang Bodoh” karena mereka dianggap bekerja keras seperti keledai demi berikan konten berkualitas gratis bagi gamer. Mereka membandingkannya dengan developer dan publisher China yang dianggap “cerdas” karena memonetisasi semua kontennya.
Tak berhenti sampai di situ saja, sebutan “The Potato Factory” atau “Pabrik Kentang” mereka berikan pada Ubisoft. Hal ini disebabkan karena kualitas servernya yang buruk. Meskipun candaan tersebut juga berlaku bagi gamer barat dan keseluruhan, namun sepertinya gamer China menyebutnya bukan sebagai bahan guyonan belaka.
Capcom sendiri dapatkan “Ca-Bitch” karena janjinya yang terlalu muluk sebelum mereka merilis Monster Hunter: World atau Devil May Cry 5. Salah satu pemicunya adalah perilisan Resident Evil 4 ke platform lain seperti PS2, PS3, Xbox360, dan PC selain eksklusif hanya untuk GameCube. Hal ini dikarenakan saat itu console tengah dilarang untuk rilis di China. Jadi, mereka harus membayar lebih mahal di pasar gelap demi bisa memainkan gamenya.
Berlanjut ke BioWare yang disebut sebagai “GayWare” karena budaya negara Asia pada umumnya sangat sulit untuk menerima orientasi s*ksual yang berbeda. Seperti yang telah kita ketahui, mereka miliki banyak sekali game yang mendukung LGBTQ, baik Mass Effect hingga Dragon Age. Sebutan ini miliki image yang sangat buruk karena sangat amat tabu di budaya negara Asia pada umumnya (pemikiran lawas, red).
Namun nampaknya mereka memberikan sebutan yang cukup friendly kepada beberapa developer dan publisher Asia. Nintendo contohnya yang disebut sebagai Lao Ren atau “Old-Nin” karena kiprahnya di dunia game termasuk di Asia sejak tahun 80-an. “Ren” merupakan cara baca kanji “Nin” dalam Nintendo dalam bahasa mandarin. Tencent sendiri disebut sebagai “Penguin Factory” karena logonya adalah pinguin. Factory pada umumnya adalah sebuah sebutan kebanggaan bagi China sebagai negara sosialis yang umumnya akan terus membanggakan perusahaan aslinya. Sementara NetEase mereka sebut sebagai “Pig Factory” karena mereka memiliki peternakan babi.
Baca terus berita game dan hal unik lain dari industrinya hanya di Gamebrott.
contact: akbar@gamebrott.com