Memilih Layout Mechanical Keyboard Harus Sesuai, Biar Gak Jadi Sesal

Layout Mechanical Keyboard

Layout Mechanical Keyboard

Setelah cukup lama absen bahasan tentang mechanical keyboard, kali ini penulis akan ajakmu kembali bahas yang cukup santai, namun vital. Adalah Layout Mechanical Keyboard, yang penulis rasa kerap diabaikan karena dirasa tak terlalu bermanfaat.

Padahal, susunan atau layout pada mechanical keyboard yang sesuai peruntukan justru akan menambah kenyamanan. Di mana kebalikannya, layout yang tak sesuai malah akan persulitmu lakukan apapun, baik itu produktivitas maupun saat gaming.

Biar kalian tak salah beli, penulis akan coba bantumu memilih Layout Mechanical Keyboard yang sesuai kebutuhan.

Jenis Layout Mechanical Keyboard, Ada Banyak!

Beberapa waktu lalu, penulis telah bagikan tips seputar mechanical keyboard, namun masih secara umum yang dapat kalian baca di sini. Pada akhirnya, kita akan coba mendalami faktor lain yang akan jadi fokus kali ini, yaitu Layout Mechanical Keyboard.

Namun, penulis tekankan bahwa takkan sebut semua layout yang ada, karena tentunya ada faktor eksternal, di mana mereka yang demen do-it-yourself (DIY) miliki andil. Tentu saja kita hanya akan membahas layout yang sekiranya masih ‘masuk’ untuk dipakai sehari-hari, bukan untuk niche tertentu.

Biasanya, layout yang biasa digunakan untuk produktivitas atau gaming mulai dari layout 60%, 65%, 75%, 96%, sampai 100% alias full-size. Terdapat pula beraneka macam layout lainnya, namun penulis rasa tak terlalu penting karena layout tersebut tak umum dipakai, bahkan meski kalian memakainya.

Untuk produktivitas semacam video editing maupun ketak-ketik, biasanya layout 60%, 65%, dan 75% (atau TKL) dirasa sudah lebih dari cukup, karena tak buat mouse-mu menabrak keebs yang umumnya cukup besar.

Suhu Ibnu alias “Benu” dengan keebs TKL andalannya saat beraksi

Aktivitas video editing misalkan, ini dibenarkan oleh suhu Fauzan dan suhu Ibnu yang mana sehari-harinya gunakan layout 65% dan TKL.

Suhu Fauzan dan keebs kesayangannya termasuk minuman favoritnya

Meski butuh sedikit pembiasaan ketika awal gunakannya, namun pada akhirnya akan terbiasa.

Suhu Andi bersama waifu-nya Katsushika Hokusai dan keebs andalannya

Lain halnya suhu Andi, yang mana ia percayakan layout 75% untuk ketak-ketik dan Photoshop. Penulis merasa kehadiran F-Keys termasuk casing custom akan dapat meningkatkan produktivitas, karena semua tombol pada keyboard akan dapat dimanfaatkan secara efektif.

Beda lagi dengan penulis yang saat ini percayakan Layout Mechanical Keyboard 60% untuk temani aktivitas sehari-hari di kantor. Yang mana walau awalnya cukup ribet gunakannya secara maksimal, mulai terbiasa dengan berjalannya waktu.

Beda Layout Biasanya Tak Identik Beda Harga

Berseraknya brand dari mechanical keyboard dewasa ini tampaknya menawarkan banderol harga yang bervariasi pula. Tidak hanya dari brand, namun layout umumnya miliki peran pada harga suatu mechanical keyboard.

Namun, layout semata tak bisa jadi patokan sebuah keyboard dengan layout tertentu akan selalu lebih mahal dari layout lainnya, brott. Ambil contoh, Vortex VX5 Pro tetap saja ‘lebih murah’ dari RK84 yang dipakai oleh suhu Andi.

Bahkan meski ambil contoh Vortex VX5 Pro Metal Edition, tetap saja tak bisa kalahkannya karena suhu Andi telah rombak switch berikut keycaps pada keebs-nya sedemikian rupa.

Ya, beda layout takkan identik dengan beda harga, brott.

Harus Sesuai Peruntukan, Minimalisir Salah Beli

Artinya, tiap mechanical keyboard pasti miliki niche-nya tersendiri, ditambah preferensi tiap individu yang berlainan. Untuk mereka yang mainkan Dota 2, tentunya bakal lebih cocok dengan keyboard yang miliki tombol Function atau F-Row, alih-alih paksakan diri coba layout 60% dan malah mati sia-sia.

Hal tersebut tentunya sedikit berbeda dengan mereka-mereka yang hanya butuhkan beberapa tombol semacam Muse Dash atau game santai lainnya (khususnya penulis), umumnya akan lebih memilih mechanical keyboard kecil, minimalisir tabrakan dengan mouse. Artinya, keduanya memiliki peruntukan yang berbeda, sesuai preferensi individu tersebut.

Artinya, di sini kita tak bisa paksakan orang lain gunakan layout 60% untuk coding, meski pada dasarnya tetap bisa dilakukan. Bukan masalah skill, layering, atau apalah itu, melainkan kenyamanan ketika gunakan keebs tersebut dalam waktu lama.

Alasan utama penulis ialah untuk minimalisir salah beli, karena bila kita tak nyaman saat mengetik dengan keebs tersebut, tentunya akan kurangi produktivitas, termasuk isi dari dompet kita, bukan?


Baca juga informasi menarik lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version