Pergantian publisher dari suatu game biasanya tidak menjadi hal yang dipermasalahkan oleh pemain melihat mereka biasanya tidak ikut campur dalam pengembangan game, tetapi tetap saja hal itu mengundang tanda tanya besar oleh komunitas ketika terjadi. Genshin Impact dalam beberapa minggu terakhir ketahuan mengganti publisher dari yang seharusnya independen dari Mihoyo menjadi Cognosphere di Epic Games Store, Playstore, dan App Store.
Cognosphere menjadi perusahaan yang terdengar asing di telinga gamer, dan game terlihat berjalan lancar-lancar saja sebelumnya tanpa keberadaan publisher pihak ketiga. Maka sangat menjadi hal yang mengundang pertanyaan kenapa Mihoyo harus melakukan transisi ini.
Siapa Cognosphere dan mengapa Genshin Impact mendadak ganti publisher ke mereka? Berikut penjelasannya.
Daftar isi
Siapa Sebenarnya Cognosphere?
Mihoyo sebelumnya berperan sebagai developer dan publisher dari Genshin Impact, perusahaan ini didaftar berletak di China dengan kantor utama berada di Shanghai. Sementara itu, Cognosphere ialah perusahaan publishing yang berperan sebagai proxy dari Mihoyo. Perusahaan ini berletak di Singapura dan selain dari Genshin Impact, mereka juga nantinya akan mengambil ahli sebagai publisher untuk game Mihoyo lainnya seperti Tears of Themis.
Komunitas sempat khawatir dengan pergantian publisher ini dan bahkan mencapai titik dimana bermunculan konten spekulasi berlebihan seperti Mihoyo mengalami masalah finansial atau juga kena hack oleh perusahaan tak dikenal. Untungnya masalah tersebut jauh dari apa yang sesungguhnya terjadi dan realita dibalik pergantian publisher ini lebih membosankan dari yang diimajinasi komunitas.
Mengapa Terjadi Pergantian Publisher?
Pada bulan November, Mihoyo konfirmasikan bahwa Genshin Impact nantinya akan beralih ke Cognosphere, maka urusan transaksi di game seperti top up Genesis Crystal nantinya akan diatur oleh mereka untuk semua platform mulai dari Android, iOS, PC via launcher resmi dan juga Epic Games Store.
Perubahan publisher ini tak lain dan tak bukan hanya untuk alasan biar Mihoyo dapat mengatur distribusi game dengan lebih baik untuk pasar internasional. Seperti yang kita tahu, Cina miliki regulasi dan aturan yang sangat ketat di dalam negara mereka, membuat tak jarang untuk konten game harus disesuaikan agar game dapat tetap diperbolehkan beroperasi di negara tersebut.
Pada tahun kemarin, pemerintah Cina telah membuat deretan regulasi baru terhadap video game dan hobi gaming. Tak hanya pembatasan waktu bermain yang sangat ekstrim untuk anak-anak dan remaja muda, tetapi juga konten di game tidak boleh memiliki unsur tertentu seperti lelaki yang tampil feminim dan juga tidak memilik nilai-nilai yang tidak sesuai dengan budaya tradisional Cina.
Regulasi baru ini mendorong banyaknya game terpaksa alami sensor atau perubahan konten sebelum dapat dirilis di Cina. Salah satu contoh yang sempat dipermasalahkan ialah karakter Taric dari League of Legends yang dikenal flamboyan dan representasi gay mengalami perubahan agar tampil lebih maskulin dan patriotik.
Sensor terhadap Genshin Impact tampaknya juga mulai dilakukan oleh Mihoyo dengan bermunculannya kostum alternatif dari beberapa karakter yang membuat mereka lebih tertutup dibandingkan dengan kostum asli mereka.
Dikabarkan kalau kostum alternatif ini nantinya akan menggantikan semua kostum default untuk versi Cina dari Genshin Impact. Sebagai kompensasi, mereka akan diberikan 1200 primogem. Untuk pemain di luar cina, kostum ini hanya bersifat opsional dan mereka masih dapat pertahankan busana lama dari masing-masing karakter untuk pertahankan nafsu horny mereka.
Dengan menggunakan perusahaan proxy yaitu Cognosphere, Mihoyo dapat terus memberikan konten yang mereka dan komunitas internasional inginkan tetapi di waktu yang sama dapat beroperasi sesuai regulasi pemerintah Cina. Maka bisa dibilang nantinya pemain Cina dan di luar Cina akan miliki dua game yang berbeda.
Trik serupa telah dilakukan oleh banyak perusahaan Cina lainnya seperti Tencent yang dimana mereka manfaatkan perusahaan publishing asal Singapura juga yaitu Proxima Beta sebagai proxy yang dimana dengan cara tersebut mereka dapat membiarkan Tiktok dan 58 aplikasi lainnya untuk menghindari larangan aplikasi Cina yang ada di India. Hal ini dikarenakan secara tidak langsung aplikasi-aplikasi tersebut didistribusi dan beroperasi di bawah nama Proxima Beta yang berletak di Singapura dan bukan Tencent yang berletak di Shenzhen, Cina.
Konklusi
Meski di bawah nama publisher baru, pada akhirnya Genshin Impact akan tetap dikembangkan dan dioperasikan oleh Mihoyo. Secara garis besar, tidak akan ada perubahan signifikan dari transisi ke Cognosphere ini, setidaknya tidak untuk pemain di luar Cina.
Bahkan bisa dibilang kalau pergantian ke Cognosphere dapat memunculkan kabar baik untuk pemain di SEA karena bisa saja game dapat ditransisikan servernya ke Singapura, membuat pemain di yang berada di SEA termasuk Indonesia dapat bermain dengan latency lebih baik. Seperti yang kita tahu, server Genshin Impact untuk SEA saat ini berletak di Tokyo, Jepang. Hal ini membuat gamer SEA terpaksa bermain dengan ping 80-150 ms bahkan dengan koneksi yang baik. Harapnya masalah ini dapat diatasi dengan keberadaan Cognosphere.
Baca pula informasi lainnya beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.
For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com