Ketika temanmu bertanya, “Game itu seru, nggak?” Kemungkinan besar kamu hanya membalas pertanyaan tersebut dengan jawaban singkat iya atau tidak. Namun apa sebenarnya yang membuat game FPS multiplayer dapat dikatakan ‘seru’? Banyak faktor yang mempengaruhi. Beberapa FPS dikatakan bagus karena gunplay yang memuaskan, beberapa karena desain map yang unik, beberapa karena kompleksitas mekanik sampingan yang diimplementasi, dan beberapa karena game tersebut berbeda dari game FPS yang telah ada. Rainbow Six: Siege menjadi salah satu game yang penuhi seluruh kategori tersebut.
Layaknya game pada umumnya. Rainbow Six: Siege tidaklah sempurna. UI menu tergolonng bertele-tele untuk ubah satu hal, masalah teknis masih sering terjadi, adanya microtransaction, grinding parah untuk satu operator atau item lain, Blackbeard yang terus di-nerf, hitbox Ash yang balanced, dan tentu saja Uplay yang masih menghantui game ini bahkan 3 tahun setelah rilis. Meski dengan semua aspek negatif ini, Rainbow Six: Siege tetap berhasil menjadi salah satu game terpopuler saat ini dan bahkan miliki ajang Esport sendiri. Kenapa demikian dan mengapa kamu juga harus ikut mencoba game ini? Jawaban akan pertanyaan tersebut telah dibocorkan pada paragraf sebelumnya namun mari kita terjun lebih detil lagi.
Daftar isi
Formula familiar, eksekusi berbeda
Secara garis besar, Rainbow Six: Siege merupakan hero-based shooter. Di tiap game kamu harus memilih siapa yang mau kamu mainkan dan masing-masing karakter miliki kemampuan masing-masing. Namun berbeda dengan hero-based shooter pada umumnya yang secara tak langsung memaksa satu tim untuk miliki komposisi role yang seimbang mulai dari DPS, support, tank dan lain-lain, tiap pertandingan di Rainbow Six: Siege bisa diatasi dengan satu solusi: Peluru di kepala. Mau seburuk apapun komposisi timmu, asalkan kamu bisa membidik kepala musuh, kamu masih bisa menang.
Kamu mungkin berpikir hal tersebut membuat karakter yang kamu mainkan tak ada pengaruh apa-apa sama sekali, tapi kamu salah besar. Karakter di game yang dipanggil sebagai operator miliki playstyle yang berbeda-beda dan dapat mengubah laju permainan secara signifikan. Mari kita bicara sedikit lebih detil tentang mekanik operator di Siege. Siege merupakan game 5VS5 terdiri tim defender dan juga ada tim attacker. Tiap tim miliki roster operator yang berbeda. Defender miliki roster operator yang fokus akan persiapkan diri mereka melindungi objektif, dan tim attacker miliki roster yang dimiliki gadget yang permudah grebek lokasi musuh.
Di tiap ronde dimulai, tim defender ditugaskan untuk perketat lokasi objektif mereka mulai dari reinforce tiap dinding dan hatch serta mempersiapkan gadget mereka yang miliki tugas masing-masing mulai dari sebagai perangkap, pelindung dinding reinforce agar tidak dapat ditembus, kamera tersembunyi, dll. Selama fase persiapan ini berlangsung, tim attacker mainkan drone mereka untuk mencari lokasi musuh, mengetahui identitas siapa saja operator yang dimainkan atau juga menyembunyikannya di tempat tertentu sebagai kamera intel. Setelah fase ini berakhir, tim attacker pun beraksi dan defender harus lawan grebekan tersebut.
Dengan puluhan operator yang miliki gadget menguntungkan masing-masing, variasi akan apa yang terjadi di tiap ronde sangatlah besar. Tiap operator miliki counter masing-masing, contoh termudah ialah Thermite – operator yang dapat hancurkan dinding reinforce dapat dihalangi oleh gadget milik Bandit atau Mute, tetapi gadget kedua operator tersebut dapat dilawan balik lagi oleh EMP Thatcher. Kombinasi antara ingin saling counter operator musuh ditambah dengan dilemma siapa yang harus dipilih karena semua operator miliki untung rugi masing-masing membuat Siege tidak mudah membosankan pemainnya. Untuk pemain baru, sistem operator ini akan cukup rumit dipelajari pada awalnya. Tetapi sekalinya kamu mengerti fungsi masing-masing tiap operator, maka kamu akan jatuh cinta dengan game ini dan tak sabar dengan tiap operator baru yang Ubisoft tambahkan setiap 4 bulan.
Pelan, Strategik, Taktikal
Meskipun basis utama game ini ialah menembak, tak berarti kamu dapat mainkan game layaknya Call of Duty. Di Siege, kamu mati dalam sekejap dalam gunfight dan kamu tidak akan respawn hingga ronde selanjutnya. Maka dari itu tiap aksimu miliki konsekuensi tersendiri. Kamu harus fokus setiap detiknya dan rencanakan setiap gerakanmu dengan baik karena di Siege kamu tak hanya bermodalkan kemampuan untuk membidik musuh tetapi juga menentukan posisi. Informasi akan letak musuh dan kondisinya sangatlah krusial maka selalu beritahu teman timmu intel tersebut secepat mungkin. Ketika kamu dapatkan callout jika musuh berada di dekatmu, maka kamu harus siap mengambil aksi mau itu rusuh langsung atau bermain sabar dan berharap dia tidak tahu kamu disana.
Saya sempat mengatakan apabila solusi terbaik di tiap konfrontasi game ini ialah tembakan di kepala, tetapi tak berarti fase pemilihan operator tidaklah penting. Fase pemilihan operator di game membutuhkan strategi yang tepat. Kamu tidak diberitahu musuh memilih siapa dan lokasi objektifnya dimana, maka kamu harus menentukan pilihan operatormu dengan tepat dan cepat. Kamu tak mau operator yang kamu pilih dilawan dengan counter-pick musuh. Pertarungan dimana kedua tim saling counter-pick tim musuh tanpa mengetahui siapa yang mereka sebenarnya pilih memberikan kesan strategik bahkan sebelum ronde dimulai.
Ketika kamu bermain ranked, elemen strategik ini bertambah kompleks dengan pemilihan area dimana lokasi spawn untuk attacker dan dimana lokasi objektif untuk defender. Tentunya kamu ingin mengambil rute terdekat, tetapi tak selamanya rute tersebut menjadi opsi terbaik karena musuh pasti berpikiran serupa dan dapat menunggu kehadiranmu. Belum lagi dengan populernya spawn-killing di game ini. Maka dari itu kamu harus selalu ambil posisi yang terbaik untukmu dan selalu persiapkan diri untuk apapun yang terjadi saat memasuki gedung dan saat mendekati area objektif.
Gunplay sederhana tetapi memuaskan dan penuh strategi
Rainbow Six: Siege merupakan game close-quarter combat dalam arti keseluruhan konfrontasi game akan berlangsung dalam jarak dekat. Tiap map dipenuhi koridor sempit, penuh ruangan kosong dan celah bersembunyi yang membuat game ini jauh dari tipikal FPS pada umumnya yang biasanya berlatar di jalan raya atau ruang terbuka lainnya. Mendukung desain map yang sempit ini, Ubisoft juga telah membuat mayoritas dinding dan lantai dapat dihancurkan lewat gadget operator, tembakan senjata, atau bahkan dengan pukulan. Hal ini menambah keseruan game dan membuat jantungmu berdebar-debar karena musuh bisa datang dan menembak dari mana saja. Semua ini membuat gameplay Siege terasa taktikal, intens, dan memberikan kesan memuaskan untuk pemain yang ingin bereksperimen dengan tiap detil yang game tawarkan.
Gunplay dari Siege tergolong sederhana. Letak crosshair pada scope atau iron sight ialah arah peluru meluncur. Maka manfaatkanlah mekanik gunplay yang sederhana ini dengan berbagai variasi hal lain yang dapak kamu manipulasi dari map di game. Kamu ingin memojok di ujung ruangan dan menunggu musuh datang? Silahkan saja. Mau buka lubang kecil di jendela atau dinding dan berharap ada orang yang lewat? Silahkan juga. Semuanya berada di tanganmu, yang pasti ialah kamu harus mamfaatkan mekanik dinding yang mudah rusak ini sebaik mungkin ditambah dengan pelajari recoil dari tiap senjata.
Oh, saya hampir lupa berbicara soal aspek senjata di game ini. Tiap operator miliki pilihan senjata masing-masing, kamu tidak dibebaskan memilih senjata apa yang ingin kamu gunakan. Tiap operator miliki pilihan 2-3 senjata utama, 2 senjata secondary, dan 2 pilihan gadget secondary. Tiap senjata ini juga miliki opsi attachment yang berbeda-beda. Perbedaan besar antara senjata defender dan attacker ada dua. Mayoritas defender gunakan SMG ketimbang attacker yang lebih dominan assault rifle atau DMR, dan juga senjata dari attacker mayoritas miliki opsi scope Acog. Mungkin tidak balanced melihat tim attacker miliki scope dengan zoom lebih jauh dibandingkan defender, tetapi melihat mereka lah yang harus menuju objektif dan kamu hanya perlu menunggu mereka datang. Maka keberadaan Acog mayoritas diberikan ke attacker sebenarnya tidak berpengaruh banyak.
Desain map yang miliki karakteristik masing-masing
Siege miliki 16 map, 12 diantaranya yang digunakan pada rotasi ranked play. Meskipun tiap map miliki layout yang sama mulai dari lokasi yang selalu 2 lantai atau lebih, selalu ada tangga depan dan belakang, serta selalu ada jalan masuk dari jendela, yang harus diapresiasi dari 15 map yang ada di game ini adalah karakteristiknya yang berbeda-beda. Semua map mungkin berlokasi di dalam gedung, tetapi map di Siege miliki latar yang berbeda-beda mulai dari perumahan biasa, bandara pesawat, bank, gedung pencakar langit, kafe, gedung perbatasan, dan lain-lain.
Desain layout map sekarang tergolong sudah sempurna untuk game ini. Memberikan tim attacker banyak jalan masuk membuat tak hanya membuat gameplay tidak terlalu repetitif tetapi juga menambah intensitas karena kamu tidak akan pernah tahu pasti darimana musuh akan masuk ataupun bersembunyi.
Tiap map juga miliki desain ruangan interior yang khas, membuat pemain mudah untuk mengingat layout map tersebut. Game bahkan memberi tahumu di ruangan apa kamu sedang berada, maka apabila kamu bingung ketika temanmu memberikan informasi lokasi musuh, itu salahmu sendiri yang tidak mau menghapal layout map.
Meskipun mudah dihapal, selalu ada trik yang dapat kamu lakukan pada map game. Contoh termudah tentu saja membuat lubang kecil menghadap jalan yang kamu prediksi musuh bakal lewati, tetapi masih banyak lagi trik lain yang dapat kamu lakukan mau itu sebagai defender maupun attacker. Desain map yang versatile ditambah dengan gadget unik yang dimiliki operator secara tidak langsung memberikanmu kesan kepuasan tersendiri untuk pelajari desain tiap map di game.
Terus diperbarui, terus bertambah kompleks
Rainbow Six: Siege menjadi salah satu ‘game as live service’ terbaik yang ada saat ini. Ubisoft miliki roadmap jelas akan apa yang mereka tawarkan di setiap musim, tweak dan balancing selalu bertahap setelah dan sebelum turnamen besar, serta kritik fans mayoritas dianggap serius dan diubah sewaktu-waktu. Dibandingkan game lain dengan sistem layanan serupa, Rainbow Six: Siege menjadi contoh terbaik untuk pertahankan pemain selalu semangat kembali bermain game kesayangan mereka.
Bicara soal konten baru tiap musim sendiri, usaha Ubisoft benar-benar harus diacungi jempol. Tiap musim pemain dapatkan map baru dan operator baru. Map post-launch yang ditawarkan sejauh ini melebihi kualitas map bawaan dari versi awal rilis. Tiap map baru yang mereka perkenalkan miliki layout yang sama tetapi selalu terasa berbeda satu sama lain. Operator baru yang mereka perkenalkan di tiap musim juga tak hanya sekedar “roster tambahan”, tetapi selalu berusaha mengubah total meta dan kompleksitas yang ada di game. Tiap operator didesain dengan pola mindset baru tetapi mereka tidak pernah lupa akan operator yang sudah ada maka tiap operator baru ini didesain dengan kelemahan tersendiri yang dapat dilawan dengan operator yang sudah ada. Mungkin beberapa tergolong OP saat awal rilis, tetapi Ubisoft tidak takut melemparkan palu nerf mereka kepada operator yang baru saja diperkenalkan ini. Mereka tidak takut pemain protes dan kecewa akan pembelian season pass mereka selama game tetap seimbang untuk dimainkan.
Tentu saja semuanya tidaklah sesempurna yang diharapkan. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya di paragraf awal artikel, game masih rawan dengan masalah teknis. Selain itu juga sistem monetisasi Ubisoft masih tergolong ‘pelit’. Setiap tahun Ubisoft tawarkan season pass yang dihargai sekitar Rp 350,000. Season pass berikanmu akses instan operator baru yang tiap musim mereka rilis serta beberapa bonus lain.
Ya, kamu bisa dapatkan operator ini secara gratis tetapi tak hanya proses grinding yang tergolong lama tetapi juga kamu harus menunggu 7 hari setelah patch dirilis untuk dapatkan operator tersebut. Ini seakan menjadi pancingan keras dari Ubisoft untuk beli season pass mereka bagi mereka yang tak sabar. Barang kosmetik di game sendiri miliki harga yang tidak masuk akal mahalnya. Tak jarang skin dihargai lebih dari harga operator, dan melihat seberapa pentingnya tiap operator di game ini, kamu dipaksa untuk grinding lama untuk dapatkan semua konten di game. Game mungkin tawarkan alpha pack sebagai pemberian kosmetik secara gratis, tetapi kamu harus beradu dengan RNG serta tidak semua item ada di pack tersebut.
Meskipun demikian, saya tetap harus apresiasi Ubisoft telah membuat segala isi konten tidak dikunci oleh paywall terkecuali dari skin elite. Proses grinding-nya mungkin sedikit sadis tetapi karena gameplay adiktif yang ditawarkan, pemain terkadang lupakan masalah ini.
Berbeda dari mayoritas FPS yang ada saat ini
Dengan semua penjelasan panjang yang telah saya tulis diatas, singkatnya saya harus katakana Rainbow Six: Siege merupakan FPS yang berani tampil beda, berani untuk mengambil resiko, dan berhasil tawarkan pengalaman yang unik. Ubisoft dikenal akan selalu ciptakan game yang sama setiap tahunnya tetapi lewat Siege mereka berhasil tampil beda agar dapat menyaingi FPS lain yang sudah ada. Fondasi dari Siege mungkin familiar dari game seperti Counter Strike dan Team Fortress, namun mereka menggabungkan kedua hal tersebut dengan beberapa ide sendiri untuk ciptakan FPS intens yang miliki karakteristik khas tersendiri.
Kita butuh lebih banyak game seperti ini, game yang berani mengambil resiko dengan ide baru. Kita sudah cukup dengan clone Call of Duty, Halo, Battlefield, dan lain-lain dan membutuhkan sesuatu yang baru. Hanya saja publisher besar sekarang terlalu takut untuk ambil resiko dan lebih memilih apa yang sedang populer. Rainbow Six: Siege buktikan apabila tampil berbeda juga dapat sukses selama game memang bagus.
Komunitas terus bertambah
Pertanyaan yang sering ditanyakan orang ketika berencana membeli game multiplayer adalah “apakah masih rame?” Saya bisa pastikan apabila game ini masih sangat ramai dimainkan dan bahkan terus bertambah setiap harinya. Komunitas game ini di Indonesia mungkin tidak sebesar PUBG ataupun CSGO, tetapi sudah tergolong cukup. Alasan saya membuat artikel ini pada umumnya ialah untuk menarik lebih banyak perhatian gamer lokal untuk ikut dalam komunitas Siege. Game ini layak dapatkan reputasi positif yang Ubisoft peroleh karena alasan-alasan yang saya telah jelaskan diatas dan saya berharap Ubisoft dapat terus pertahankan hal tersebut dan komunitas game ini terus tumbuh kedepannya.
Saran pertama: Jangan beli Starter Edition
Apabila kamu tertarik untuk mulai bermain Siege, jangan tergoda olah harga murah dari starter edition. Starter edition hanya tawarkan 3 operator dari 40 operators yang ada. Hal ini berarti kamu harus grinding keras untuk dapatkan seluruh operator yang tersisa. Sebagai catatan, untuk dapatkan satu operator saja, kamu kurang lebih harus bermain sekitar 10 jam atau bahkan lebih (tergantung performa tiap match), yang berarti kamu butuh waktu setidaknya 550 jam untuk dapatkan semua operator di game.
Standard edition berikanmu 20 base operator (sebelum DLC), edisi ini jauh lebih baik karena base operator benar-benar cukup untukmu yang masih pemula dan juga mereka bisa counter semua operator DLC yang ada. Kamu masih diharuskan grinding untuk dapatkan operator DLC, tetapi setidaknya separah saat kamu beli starter edition.
Saran kedua: bermainlah bersama teman
Layaknya game kompetitif lain, Rainbow Six: Siege memerlukan komunikasi verbal agar pertandingan berlangsung lebih mudah. Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, intel tentang musuh sangatlah krusial di game ini, maka dari itu kamu harus rajin berkomunikasi dengan timmu sepanjang pertandingan. Proses ini tidaklah semudah yang diharapkan ketika bermain dengan orang asing, maka dari itu ajaklah temanmu untuk bermain. Bagi kamu yang pemula, cari seseorang yang telah mengerti game ini agar kamu lebih cepat mempelajari tiap aspek kompleks yang Siege tawarkan.
Baca juga artikel lain kami tentang 19 operator terbaik untuk pemula serta ikuti terus berita menarik terkait Rainbow Six: Siege.