Note: Versi yang kami coba adalah versi early access dengan mode yang belum lengkap. Ini adalah first impression, bukan full review.
Meski miliki citra yang tidak bisa dibilang baik, namun harus diakui bahwa Electronic Arts terkadang miliki produk yang sangat menggoda. Akuisisi mereka terhadap beberapa studio yang cukup berpengaruh membuat nama mereka semakin melambung tinggi di kalangan investor. Buat mereka hingga detik ini masih bertahan di industri video game.
Setelah sempat mengakuisisi Popcap dengan perilisan Plants vs Zombies Garden Warfare dan sekuelnya yang gabungkan elemen Battlefield. Hal tersebut sepertinya belum cukup bagi Electronic Arts untuk kembali gelontorkan dana untuk franchise yang sudah mereka miliki tersebut. Seolah menolak untuk disamakan dengan dua game sebelumnya, developer yang awalnya membuat game indie 2D tersebut mencoba untuk hadirkan rasa berbeda dengan game teranyarnya, Battle for Neighborville. Janjikan sesuatu yang benar-benar baru dan tak terbatas pada copy-paste elemen yang pernah diimplementasikan sebelumnya. Namun, mampukah mereka kembali gaet fans franchisenya dengan game barunya tersebut?
Selayang pandang, Plants vs Zombies Battle for Neighborville memang terlihat sama saja dengan game sebelumnya dari segi visual. Mereka masih menggunakan Frostbite engine, sebuah engine yang awalnya didesain untuk Battlefield yang kini sudah mulai digunakan untuk franchise EA yang lain. Namun, ada yang berbeda di beberapa elemennya. Hal yang paling kentara adalah tiga elemen baru yang Popcap tambahkan dalam gamenya. Social hub bernama Neighborville, dunia open world yang sangat luas, hingga gameplay multiplayernya yang merupakan gabungan antara Team Fortress, Battlefield, dan Overwatch.
Berbagai hal bisa dilakukan dalam social hub, mulai dari berpindah fraksi sebagai Zombie maupun Plant, bersosialisasi bersama player lain, melatih aim, masuk ke portal multiplayer seperti seri sebelumnya, hingga mendapatkan berbagai hadiah harian serta mingguan. Menariknya, kamu bisa mengkustomisasi plantmu dengan aksesoris hingga menaikkan levelnya. Ya, kini Popcap tambahkan elemen RPG di dalamnya.
Dunia open worldnya yakni “Town Center” nampak sangat luas dengan berbagai wilayah yang bisa dijelajahi. Kamu bisa melawan boss maupun mengambil quest tertentu untuk dapatkan hadiah Taco yang bisa ditukar dengan aksesoris. Kamu bahkan bisa menikmati quest yang gabungkan gaya permainan klasik Plants vs Zombies dengan third-person shooter action khasnya. Sayang, saat masa early access ini, hanya Plants saja yang bisa mengeksplorasi open worldnya, sementara Zombies tidak. Jadi, sepertinya kita harus menunggu sampai gamenya dirilis nanti.
Multiplayernya masih sama dengan seri terdahulu, namun seperti yang saya katakan sebelumnya, ia adalah gabungan antara Team Fortress, Battlefield, dan Overwatch. Saat tulisan ini turun, baru dua mode saja yang dirilis: Turf Takeover dan Team Vanquish. Turf Takeover akan sangat mirip dengan Overwatch namun dengan 24 player. Masing-masing tim akan berisi 12 player untuk merebut poin tertentu sampai pihak Plants maupun Zombies terdorong ke belakang. Mode lain dari Turf Takeover adalah mengcapture dan mengawal payload. Peperangan dalam mode ini sangat seru dengan banyaknya player. Terlebih, desain level yang nyaris tak disia-siakan oleh para developer berkat semua lorong dan sudutnya bisa dimanfaatkan dengan sangat baik.
Sementara, mode kedua adalah Team Vanquish yang simplenya “Team Deathmatch” dengan 16 player. Tiap tim yang terdiri dari attacker, defender, dan healer harus bekerjasama untuk mengeliminasi musuh dan mencegah rekan satu timnya agar tidak menghidupkannya kembali.
Berhubung gamenya masih dalam masa early access untuk kamu yang membeli founders packnya. Maka wajar rasanya jika jumlah populasi playernya masih sedikit. Server Popcap untuk Asia juga masih belum stabil dan masih terdapat cukup banyak bug. Akan sangat menarik apabila Popcap bisa memperbaiki semuanya setelah gamenya dirilis nanti.