Harga game Steam tidak jadi naik, meskipun pelaksanaan penambahan PPN sebesar 10% terhadap game-game tersebut disebut mulai dilaksanakan mulai tanggal 1 Juli 2020 kemarin. Para gamer PC di seluruh Indonesia bersuka ria, ketakutan akan tidak cukupnya Steam Wallet untuk membeli game-game di wishlist kini terhapus karena disebutkan bahwa yang menanggung pajak sebesar 10% tersebut adalah para pengembang dan publisher. Tapi benarkah semuanya berakhir bahagia disini?
Hal itulah yang membuat kami ingin mengulik lebih dalam bagaimana sebenarnya praktek lapangan dari pajak 10% dari game ini, atau apakah nantinya marketplace game digital lain seperti Origin, Epic Games Store, Uplay, dll juga akan mengalami hal yang sama, dan apakah produk-produk digital non-gaming juga akan kena imbasnya? Dan yang terpenting, apakah benar studio pengembang atau publisher yang akan menanggung penambahan pajak untuk para konsumennya?
Untuk hal tersebut kami mewawancarai salah satu “pengamat perpajakan” yang cukup expert di bidang perpajakan untuk menelusuri rumor dan fakta dari pelaksanaan pajak 10% ini.
Daftar isi
Jadi pajak Steam ini jadi berlaku atau enggak sih?
Sesuai dengan pengumuman sebelumnya, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% untuk setiap pembelian game/aplikasi di Steam ini sudah mulai berlaku secara resmi sejak tanggal 1 Juli 2020 kemarin. Hal ini sendiri bisa dilihat di halaman FAQ Pajak Steam. Dimana Steam tercatat memungut PPN 10% dari setiap transaksi yang dilakukan dari setiap transksi yang dilakukan dengan customer yang merupakan warga negara Indonesia.
Namun perlu diperhatikan kalau tax-tipenya adalah inclusive untuk semua negara. Yang artinya steam sebelumnya sudah punya kebijakan bahwa harga jual yang ditampilkan di Steam Store selalu sudah termasuk pajak. Makanya, untuk game game yang dibeli untuk sekarang, harganya tidak akan berubah.
Lho kalo sudah termasuk pajak sejak awal berarti Steam korupsi jatah uang pajak kita dong sebelumnya?
Ini adalah pernyataan yang tidak tepat, karena pajak sendiri baru dikenakan setelah negara tersebut memiliki kebijakan untuk memungut pajak. Namun karena sistem inclusive tadi Steam tidak akan mengubah harga untuk produk-produk yang sudah mereka pasang di tokonya.
Tapi imbasnya, berarti dari harga yang tertera di Steam Store nantinya Valve akan memberikan menambah potongan bagi publisher/developer yang berarti keuntungan yang didapat para publisher/pengembang ini akan menjadi semakin kecil.
Sebagai tambahan juga, bahwa Steam seperti yang kita tahu mengadopsi fitur regional pricing, jadi para publisher/developer sebenarnya bisa menaikkan harga gamenya untuk mengakomodasi VAT di negara-negara seperti Indonesia.
Kalau sudah dipotong dari harga jualnya, berarti nantinya yang menanggung PPN 10% nya publisher / developer?
Secara teknis iya, karena dalam pelaksanaannya pemungutan pajak ini dilakukan oleh steam langsung dengan memotong hasil penjualan game, baru nantinya disetorkan ke Indonesia sesuai mekanisme pemungutan dan penyetoran PMSE (Perdagangan Melalui Sistem Elektronik) di Indonesia.
Namun sebagai gantinya, publisher / developer masih memiliki hak penuh untuk mematok harga mereka. Jadi bila mereka merasa bahwa harga untuk region Indonesia ini terlalu rendah, maka mereka memiliki pilihan untuk menaikkan harga game mereka sewaktu-waktu kedepannya seperti yang tertulis di poin sebelumnya.
Nah untuk developer lokal apakah dapat keringanan PPN ini di Steam?
Sayangnya tidak, karena yang menentukan potongan ini merupakan wewenang penuh dari Steam. Dimana pemerintah hanya mematok jumlah PPN yang harus dibayarkan sedangkan pelaksanaan terhadap produknya merupakan hak dari Valve.
Dan dalam kasus ini kelihatannya Steam menganggap semua pelaku transaksi / penjualnya di sini semua sama, sehinga tidak ada perbedaan antara developer lokal dan developer luar negeri
Apa itu berarti nanti kedepannya untuk toko game digital internasional lain (Uplay, Origin, Epic Games Store, dll) yang beroperasi di Indonesia akan kena pajak serupa?
Sesuai Peraturan Dirjen Pajak nomor PER 12/PJ/2020, pelaku usaha PMSE harus ditunjuk melalui KEP dari Dirjen Pajak untuk bisa memungut PPN PMSE. Yang berarti seharusnya memang semua transaksi PMSE dikenakan PPN 10% dan mulainya putusan tersebut berbarengan semua sejak dikeluarkan Perpu Nomor 1 Tahun 2020 kemarin, namun disini Steam yang berinisiatif untuk segera memberlakukan pungutan pajak di tokonya sebelum ditunjuk oleh Dirjen Pajak.
Pada akhirnya, semua transaksi tersebut masuk ke dalam subjek pajak luar negeri dan melakukan PMSE pasti harus dipunguti pajak. Hal ini tentunya termasuk semua penyedia layanan dari luar negeri yang melaksanakan transaksi di Indonesia. Termasuk toko-toko digital lainnya, dan juga berbagai layanan digital lain termasuk Netflix, Spotify, Youtube Premium, dan sejenisnya.
Namun bedanya disini ketika Steam berinisiatif memungut PPN atas kegiatan PMSE melalui jenis harga inklusif yang artinya harga yang dibayar pelanggan sudah termasuk PPN. Untuk Netflix dijelaskan bahwa sistemnya additive sehingga kemungkinan besar bahwa nantinya harga paket berlangganannya lah yang nantinya naik.
Verdict
Dan itulah tadi hasil penelusuran Gamebrott terhadap rumor dan fakta dari pengaplikasian pajak 10% pada game-game Steam. Dan ternyata tidak naiknya game-game di Store ketika kalian beli bukan berarti bahwa pajak tersebut tidak jadi. Melainkan dipotongkan langsung dari keuntungan dari para publisher dan pengembang.
Namun bukan berarti bahwa kita akan seterusnya bebas, para publisher dan pengembang ini juga memiliki kuasa untuk menaikkan harga gamenya sewaktu-waktu kedepannya bila mereka merasa bahwa harga regional yang dipasang untuk Indonesia tidak mampu menutupi penambahan pajak di produknya.
Sistem PPN 10% ini sendiri kemungkinan besar kedepannya juga akan diaplikasikan oleh toko digital lainnya seperti Origin, Epic Games Store, Uplay Store, dll. Dan bahkan menurut Perpu Nomor 1 Tahun 2020 bahwa nantinya semua layanan digital dari luar negeri yang membawa transaksi akan dikenakan pajak termasuk layanan seperti Netflix, Spotify, dll.
Jangan lupa baca juga info-info menarik lainnya tentang Steam atau artikel-artikel gak umum lainnya dari Galih K.A.
For press release and further collaboratin, Contact me at author@gamebrott.com