Loot box saat ini menjadi salah satu perbincangan hangat di industri game. Terutama karena loot box dianggap sebagai perjudian oleh beberapa lembaga Kesehatan dan pemerintah. Sementara di satu sisi, loot box tentu tetap bisa menjadi satu sumber penghasilan yang cukup besar bagi developer dan publisher game. Sehingga karena fenomena itu, beberapa studi dilakukan untuk mempelajari seperti pengaruh loot boxes yang sebenarnya.
Dilansir dari Gamerant, studi terbaru ungkapkan kasus anak-anak yang berhutang untuk loot box. Melalui penelitian GHA (Gambling Health Alliance) yang meneliti pengaruh loot box terhadap anak-anak dan remaja. Studi mereka menyurvei anak-anak dan remaja antar 11 sampai 24 tahun. Mereka diberikan pertanyaan terkait masalah loot box.
Hasilnya, 23% dari mereka yang disurvei berusia 11 sampai 16 tahun telah membayar uang untuk membuka Loot box. Hal Itu sejalan dengan studi terpisah yang menemukan 27% anak usia 11 sampai 14 tahun telah membeli kotak jarahan dan 40% remaja juga melakukan hal sama. hal tersebut membuktikan bahwa loot box telah dapat dijangkau para anak-anak yang sangat muda dan tumbuh pesat jumlahnya dari tahun ke tahun.
Hasil lain menunjukkan satu dari empat mengatakan bahwa mereka menghabiskan rata-rata lebih dari £ 100 selama permainan. Mereka juga membayar dengan berbagai cara antara lain, 15% mengatakan mereka telah mengambil uang dari orang tua mereka tanpa izin, 11% mengatakan mereka telah menggunakan kartu kredit orang tua mereka atau meminjam uang dari keluarga atau teman untuk melakukannya dan 9% mengatakan mereka telah meminjam uang yang tidak dapat mereka bayar kembali.
Para anak-anak dan remaja tersebut juga menyadari risiko loot box. 24% dari mereka yang disurvei mengatakan mereka “merasa kecanduan loot box”, mereka juga merasa “dicurangi atau ditipu”. Lebih lanjut, 31% mengatakan mereka “kesulitan untuk melacak berapa banyak yang mereka habiskan untuk loot box” dan 33% mengatakan mereka “tidak merasa dapat mengendalikan pengeluaran mereka untuk loot box.”
Hal tersebut menunjukkan bahwa loot box mungkin tidak memengaruhi mayoritas pemain game muda secara signifikan, namun dampaknya untuk sebagian pihak tetap bisa cukup besar. Karena studi itu juga menyatakan sekaligus membuktikan nyatanya isu Kecanduan loot box di kalangan usia muda.
GHA mengungkapkan bahwa loot box muncul di 70% game paling populer di Steam, serta 60% game seluler teratas di Google Play dan Apple App Store. Lebih lanjut, ia semakin memberikan untung bagi penerbit besar. Menghasilkan antara 11% dan 33% dari penjualan tahunan untuk Activision Blizzard, Take-Two Interactive Software, dan Electronic Arts.
Oleh karena itu, pemaparan di atas memberikan gambaran mengenai betapa besarnya pengaruh loot box terhadap para pemain usia muda. Hal ini harus menjadi perhatian semua pihak di industri game. Jika tidak diperhatikan masalah ini akan makin besar dan berbahaya, serta mengancam industri game.
Baca juga artikel artikel lainnya di Gamebrott atau artikel video game menarik lain dari Ali.
For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com