Lantas bagaimana dengan game Ubisoft sendiri ?
Politik dan video game memang adalah sebuah entitas yang berbeda satu sama lain. Namun, keduanya tak jarang juga bisa saling dikaitkan atau dihubungkan demi mengkomunikasikan sesuatu. Ya, membawa unsur-unsur politik di video game sebenarnya bukanlah sebuah hal yang luar biasa terjadi di era industri game sekarang. Setiap game bernuansa AAA di zaman modern ini yang sudah kamu lihat atau pernah mainkan pasti punya suatu pesan terselubung yang berasal dari idealisme sang developer.
Meskipun begitu, ada sebuah hal mengejutkan yang diungkapkan oleh salah satu eksekutif Ubisoft terkait dengan fenomena ini. Dilansir dari satu acara konferensi video game di Swedia, Alf Condelius selaku COO Ubisoft Massive telah resmi menyatakan bahwa membawa-bawa identitas politik di video game itu intinya sama sekali tidak baik. Merupakan sebuah pernyataan yang cukup luar biasa bila melihat game-game yang sudah Ubisoft rilis selama ini, sebagian besar sudah bisa dituding telah membawa pesan yang bernada politis. Dari hal tersebut, Alf menjelaskan secara lebih lanjut maksud dari apa yang diucapkannya itu.
Bila kita mengambil contoh game “The Division”, game tersebut mengambil setting di dunia masa depan yang begitu suram (Dystopia). Dari sana saja, banyak interpretasi-interpretasi yang muncul dari benak masyarakat sekarang, meski game kami ini termasuk fiksi atau fantasi.
Sebenarnya, dunia di dalam game The Division kami ciptakan agar para pemain bisa mempelajari cara menjadi orang yang baik ketika kamu sebagai pemain berada di sebuah dunia yang dekat akan kiamat. Tapi, tetap saja banyak orang selalu mengait-ngaitkan game tersebut dengan politik. Kami telah berusaha untuk menghindari anggapan-anggapan semacam itu karena kami sama sekali tidak mengambil posisi politik apapun.
Alf Condelius, COO Ubisoft Massive
Ia pun melanjutkan bila menggembar-gemborkan pesan politik tertentu di dalam video game adalah sebuah hal yang buruk untuk bisnis video game itu sendiri. Karena para pemain selalu punya beragam interpretasi mengenai apa yang sudah dilihatnya. Intinya, beda kepala beda pemikiran.
Berbanding terbalik dengan pendapat sang “Bos” ?
Berdasarkan apa yang Alf utarakan, ia pun juga termasuk mengakui bila game-game yang sudah Ubisoft rilis memang juga tak bisa dilepaskan dari anggapan yang berbau politik. Menariknya, apa yang beliau ungkapkan ini agak sedikit kontradiktif dengan pandangan Yves Guillemot selaku CEO Ubisoft. Yves waktu di E3 kemarin justru telah menyatakan bahwa game-game yang sudah Ubisoft buat memang sangat banyak berisikan pesan politik. Meski kadar politik yang ia maksud tergolong netral dan abu-abu, tujuannya tak lain dan tak bukan agar para pemain bisa melihat suatu perpektif lain dari apa yang biasa mereka pandang.
Bila pendapat Yves dan Alf ini coba kita tarik benang merahnya dalam sebuah cara pandang yang lain. Ubisoft dari game-gamenya bisa saja ingin mencoba untuk menciptakan suatu pesan sosial yang beranekaragam dan terbuka kepada seluruh pemain. Karena balik lagi, mereka ingin agar kita bisa melihat segala hal yang terjadi di dunia dalam kacamata yang lebih luas. Mengenai setuju atau tidaknya tentang pesan yang mereka bawa, itu semua tergantung dari pemahaman dan ideologi yang sudah masing-masing kita pegang teguh.
Dalam waktu yang bersamaan, Alf juga membocorkan suatu proyek yang sedang Ubisoft kerjakan baru-baru ini. Kabarnya, mereka akan mengembangkan sebuah game yang diadaptasi dari film karya James Cameron yang berjudul Avatar. Walau kita sama sekali tidak tahu akan seperti apa game Avatar yang mereka buat, dari sini nampaknya kita bisa mengetahui bahwa Ubisoft ingin membawa suatu pesan “politik” yang berisikan himbauan untuk selalu mencintai lingkungan. Menariknya, akan seperti apakah cara mereka dalam mengkomunikasi hal tersebut ?
Sumber: Gameindustry.biz