Cross-platform tampaknya tidak digunakkan di industri game saja dimana suatu game bisa dimainkan di beberapa platform seperti konsol maupun PC. Istilah tersebut kemudian juga dimanfaatkan di dunia teknologi perkembangan software khususnya aplikasi anti-virus.
Seperti yang kita ketahui, Microsoft memiliki software anti-virus yang ekslusif tersedia untuk sistem operasi miliknya yaitu Windows dengan Windows Defender-nya. Bahkan baru-baru ini Microsoft juga telah merilis sebuah ekstensi Windows Defender untuk aplikasi browser seperti Google Chrome dan Firefox. Bukan hanya itu saja, ranahnya ternyata lebih luas lagi hingga ke sistem operasi yang berbeda seperti Mac OS.
Benar sekali, Microsoft benar-benar merilis anti-virus miliknya tersebut di sistem operasi Mac OS. Dimulai dari Sierra, High Sierra hingga Mojave versi terbaru dari Mac OS. Fungsinya juga masih sama untuk perlindungan hingga mendeteksi dan merespon hal-hal berbahaya yang tidak seharusnya berada di sistem operasi tersebut. Selain itu Defender versi Mac ini juga memiliki fitur update sehingga penggunanya dapat menikmati layanan-layanan terbarunya serta perlindungan yang lebih aman.
Meskipun jarang terdengar Mac terserang virus dan memang kebanyakan cenderung menyerang Windows, dengan berkembangnya teknologi ini juga mulai muncul insiden-insiden yang disebabkan oleh malware berbahaya dalam beberapa tahun terakhir ini, bahkan seperti ransomware yang menyerang Mac untuk pertama kalinya pada tahun 2016 lalu. Microsoft juga ingin mempermudah IT admin dalam mempermudah pekerjaannya yang menangani sistem berbeda baik Windows maupun Mac.