Setiap orang memiliki mimpinya masing-masing, salah satunya adalah mimpi untuk bekerja pada perusahaan favorit mereka. Corey Bunnell, pada 2007 silam pelajar SMA di Amerika itu ‘meminta’ bantuan kepada internet agar ia bisa mencapai mimpinya, yaitu bekerja untuk Nintendo.
Corey sudah cukup mengerti tentang Jepang dan juga pernah menjadi bagian dari program pertukaran pelajar sekolahnya. Tetapi ia ingin fasih dalam bahasanya, dan yang lebih diinginkan daripada yang lainnya adalah bekerja untuk perusahaan yang membuat game favoritnya, Super Mario, dan setelah 10 tahun berlalu ia berhasil mencapainya.
Postingan lama Corey pada suatu forum menjadi viral selama akhir pekan setelah seorang pengguna Reddit, Tizzlefix menemukan nama Corey pada credits dari Zelda: Breath of the Wild. Dengan cepat, kata kunci “Corey Bunnell” pada Google menemukan postingan dari 10 tahun yang lalu itu.
Cerita tersebut membawa banyak ketertarikan di Twitter, juga pada rekan developer di Nintendo, Jordan Amaro mengkonfirmasi Eurogamer bahwa Corey adalah Staff, dan itu memang orang yang sama.
@GeneticJen @tomphillipsEG I think Corey and I are the only two western developers (as in game team staff) in the building.
— Jordan Amaro (@JordanAMAR0) 18 Maret 2017
Corey terlihat menonjol dari beberapa nama orang barat yang muncul pada credit Zelda: Breath of the Wild, dengan itu akan cukup mendorong untuk kita ingin mengetahui siapakah dia. Sejak saat itu, Corey menjadi sesuatu seperti ‘selebriti’ di kalangan fans Nintendo, seorang bocah yang memposting secara online tentang kesungguhannya untuk mencapai mimpinya bekerja pada Nintendo.
“Mimpi saya adalah untuk tinggal di Jepang dan bekerja untuk Nintendo sebagai game designer, saya menyadari bahwa ini menjadi tujuan yang besar tetapi ini sudah menjadi mimpi saya sejak pertama kali bermain Mario.” tulis Corey pada postingannya 10 tahun lalu.
Corey bekerja pada Zelda: Breath of the Wild sebagai bagian dari tim Wildfire, merancang hewan-hewan pada games yang menghuni open-world Zelda yang besar.
“Saya membutuhkan bantuan mengetahui bagaimana untuk mencapai tujuan itu. Saya tahu bahwa saya harus pergi pada beberapa macam sekolah untuk desain game, dan juga untuk mendapatkan tingkatan dimana saya dapat berbicara dan menulis bahasa Jepang secara profesional.”
Sungguh luar biasa dapat melihat dia berdiri disana sekarang.
Source : Eurogamer