Ninja Saga, Naruto dan Jalan Ninjaku Yang Terhambat Oleh Topup

fe551806b8e29b02c11e82b9e6a2b7d28494d952 s2 n1

*tulisan ini berisi tentang pengalaman penulis serta curahan hati penulis yang kala itu masih sangat belia untuk mengerti tentang apa itu hidup dan hidup itu tak akan selalu bisa seperti yang kamu harapkan, penulis menerima kritikan dan saran, apakah artikel seperti ini layak untuk dilanjutkan atau tidak.

Ketika kamu menjadi seorang anak yang lahir di era tahun 90 dan mulai beranjak dewasa pada tahun 2009, mungkin kamu akan tahu dengan game ini, ah itu adalah sebuah game yang mengajarkan apa itu menjadi seorang ninja dan membuatmu merasakan bagaimana menjadi seorang ninja ala-ala Naruto yang selalu sigap menyelamatkan teman serta desa dari para ninja-ninja jahat yang berasal dari desa lain.

Ah, ketika diriku ini membahas ninja saga, kalian mungkin akan setuju bagaimana kalian yang sangat menggemari Naruto serta menonton serial kartun tersebut setiap sore yang disiarkan pada salah stasiun televisi, seolah-seolah membuatmu terbawa suasana, dengan ditambah rasa penasaran seorang anak kecil(pada waktu itu) sehingga menjadikan dirimu bercita-cita menjadi seorang ninja.

Namun, seperti Naruto yang tak selalu mulus dalam perjalanannya menjadi seorang Hokage, Ninja saga(seharusnya) juga mengajarkan kita untuk selalu berusaha dan juga berkorban demi mencapai cita-cita kita menjadi seorang Ninja yang hebat.

Tapi, apalah daya… seperti hidup yang tak selalu sesuai dengan ekspektasi, Ninja Saga pun demikian. Alih-alih mendapatkan kesempatan untuk menjadi seorang Ninja yang hebat, kenyataan pahit harus kualami, ketika diriku baru memainkan game tersebut, aku sudah disodorkan betapa tak berdayanya diriku ini jika aku menjadi seorang pemain free user dan aku pun diiming-imingi berbagai item menarik ketika aku membeli Emblem, sehingga secara tak langsung sang devs tercinta menyarankan diriku ini untuk mengubah karakterku dari Free user menjadi Emblem user. Seketika aku sadar, bahwa didunia ini tak ada yang benar-benar gratis.

Hal ini pun juga dirasakan Naruto. Dirinya yang kemudian ditinggalkan oleh kedua orang tuanya disaat menyegel Kyubi kedalam dirinya, dan dikucilkan oleh warga desa karena dianggap sebagai monster, disitu aku menyadari jika Naruto berkorban perasaan dan hanya bisa bersabar serta berusaha agar dirinya dapat diakui oleh warga. Sama halnya dengan Naruto, diriku juga berkorban. Namun, jika Naruto berkorban dengan perasaan miliknya, aku berkorban dengan uang yang kupunya.

Aku tentu saja tak mau kalah dengan Naruto, oleh karena itu aku tak mau memainkan game ini setengah-setengah, bermodalkan uang spp bulanan yang kutilap, akhirnya kuberanikan diri untuk membeli emblem dari salah satu penjual, seolah berpuas diri setelah menjadi seorang player Emblem user akupun kemudian bisa menyombongkan diriku ini kepada teman sepermainanku di lingkungan sekitar dan teman-teman Clanku. Namun, setiap penyesalan itu pasti datangnya diakhir, ibarat Sasuke yang meninggalkan desa demi mencari kekuatan yang lebih,  itu juga dialami diriku yang menyesal menilap uang SPP sekolah demi membeli Emblem agar character Ninja Sagaku menjadi lebih kuat dan dianggap superior dimata teman sebayaku.

Sama seperti pada game-game online bergenre RPG lainya, Ninja Saga pun mempunyai mempunyai sebuah sistem guild yang bernama Clan, kalau dipikir-pikir penggunaan nama Clan mirip seperti yang ada pada Naruto bukan. Dimana terdapat banyak sekali clan-clan mulai dari clan kecil hingga Clan besar macam  seperti Zheninjas atapun Emblem Elite dimana mereka selalu mendominasi setiap akhir season dan menjadi juara.

Demi menjadi seorang Ninja yang hebat, tentu saja aku harus bergabung dengan Clan besar yang masuk dalam Top 10 setidaknya, hal ini kulakukan agar aku bisa mendapatkan baju khusus, namun untuk menuju kesana bukanlah hal yang mudah tentu saja, aku mengorbankan lagi uang tabunganku(serta sedikit uang spp tentu saja). Sehingga diriku kemudian masuk kedalam salah satu Clan tersebut dan mengenal banyak sekali sifat-sifat manusia yang ada didunia ini,  karena dunia perninjaan yang ternyata sangat kejam, mulai dari saling jegal antar anggota, bentrok dengan clan lain, serta pengorbanan besar yang tak terhindarkan untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik.

Aku mengerti, mungkin diantara kalian akan berkata, jika game ini hanyalah game sampah dan tak perlu keluar uang karena terdapat banyak cheat yang bertebaran, tapi tetap saja aku menjamin, untuk kamu kamu yang bermain game facebook serta pecinta serial kartun Naruto pasti pernah memainkan game Ninja Saga ini. Namun apapun itu, dari game ini diriku menjadi mengerti dan paham betapa dunia ini tak selalu adil dan tak seperti yang kamu inginkan.

 


Jangan lupa untuk membaca artikel dan berita menarik lainya tentang tech dari Rizki

Exit mobile version