Upacara pembukaan Tokyo Olympic 2020 menjadi upacara yang membahagiakan banyak gamer. Bagaimana tidak? Belasan soundtrack klasik dari franchise game populer Jepang diputarkan selama acara berlangsung mulai dari Final Fantasy hingga Sonic the Hedgehog. Namun harus diakui kalau ada satu hal yang mengganjal, mana lagu-lagu ikonik dari perusahaan game terbesar di sana yaitu Nintendo?
Menurut dokumen yang bocor sebagaimana dilansir oleh media Jepang Shukan Bunshun, musik Nintendo seharusnya masuk dalam daftar lagu untuk diputar mulai dari soundtrack Mario, Zelda, dan Pokemon serta direncanakan juga untuk mendatangkan langsung sang legenda Shigeru Miyamoto ke dalam panggung. Namun sayangnya semua itu hanya berakhir sebagai rencana saja.
Shukan Bunshun laporkan bahwa Miyamoto sempat hadir ke satu meeting untuk bicarakan soal rencana tadi dan Nintendo juga ditunjuk untuk mengawasi acara berlangsungnya pembukaan. Tetapi menurut media tersebut karena banyaknya perubahan dan pemotongan pada sususan acara ditambah dengan PR (public relation) yang penuh masalah yang dimana semuanya ialah dampak dari penundaan akibat Covid-19, Nintendo mengundurkan diri dan menarik semua musik yang akan diputar.
Proposal asli yang memuat Nintendo dan “dunia video game 8-bt” telah diajukan dan disetujui oleh International Olympic Commitee (IOC), namun setelah penundaan, sutradara kreatif baru dipanggil dan memotong banyak rencana yang telah diajukan dan menciptakan konflik dengan tim koreografer yang membuat mereka berhenti di tengah jalan. Tak lama kemudian, sang sutradara terlibat skandal yang membuatnya ikut mengundurkan diri dari posisinya.
Komposer Keigo Oyamada yang harusnya bintangi acara pun ikut cabut karena kasus perundungan terhadap orang dengan disabilitas. Lalu juga minggu lalu, sang show director Kentaro Kobayashi ikut cabut satu hari sebelum acara karena ketahuan membuat lelucon holocaust di sosial media.
Video game sendiri sebenarnya ditolak keras untuk dipresentasikan pada acara olahraga internasional seperti Olimpiade karena dianggap berbahaya bagi kesehatan khususnya di masa pandemi ditambah lagi dengan biaya sponsornya yang mahal untuk dimasukan ke dalam sesi acara. Menurut Asahi Shimbun Poll, 55% responden tidak setuju video game dimasukan ke dalam sesi acara.
Kombinasi rencana yang terus dipotong, skandal dan kontroversi dari tim yang terlibat, ditambah dengan respons masyarakat yang negatif, sebuah kejutan untuk melihat musik video game masih tetap diputar selama upacara pembuka. Dan sedikit masuk akal melihat Nintendo tak mau ikut campur melihat mereka sangat ketat dalam menjaga reputasi mereka.
Baca pula informasi lainnya beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.
For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com