Dalam beberapa tahun ini, ditambah dengan pandemi melanda, ketenaran dari aktivitas cryptomining tampak meroket cukup pesat. Berkatnya, stok dari graphic processing unit jadi langka diborong cryptominers. Salah satu manufaktur kenamaan, NVIDIA kena denda 80 Miliar Rupiah gegara tidak transparan soal stok GPU yang terjual belakangan ini.
Tak Mau Buka Mulut, NVIDIA Kena Denda 80 Miliar Rupiah
Seolah telah amati hal ini sejak lama, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), akhirnya layangkan tuntutan pada raksasa NVIDIA. Dalam press release yang dibuat oleh SEC beberapa waktu lalu, tertulis bahwa manufaktur tersebut tak berikan informasi soal stok GPU.
Tidak hanya itu, alasan NVIDIA kena denda 80 Miliar Rupiah tampak didasari bahwasanya manufaktur tersebut tak buka-bukaan soal dampak cryptomining. Ini membuat para investor bertanya-tanya, apakah memang benar bahwasanya GPU yang terjual benar-benar dimiliki oleh para gamers atau justru cryptominers.
Kenyataannya, gembar-gembor manufaktur tersebut tak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Alhasil, NVIDIA kena denda 80 Miliar Rupiah gegara tak mau buka mulut untuk siapa GPU yang mereka produksi demi atasi chip shortage yang melanda.
Berbekal data dan informasi yang dikumpulkan oleh SEC, NVIDIA melanggar Securities Act of 1993 dan Securities Exchange Act of 1934. Denda tersebut diberikan pada manufaktur GPU yang kerap disebut kubu hijau tersebut karena tak mau akui atau menyangkal tuduhan SEC.
NVIDIA Lebih Memilih Mana yang Lebih Menguntungkan
Secara umum, rasanya tidak ada perusahaan yang tak mau untung demi kemajuan perusahaan dan kesejahteraan pekerjanya. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh NVIDIA, tentunya lebih memilih mana yang lebih menguntungkan, terlepas itu gamer, creator, atau cryptominers.
Meski NVIDIA kena denda 80 Miliar Rupiah, tampaknya tak akan hentikan manufaktur satu ini untuk berhenti jual GPU kepada cryptominers. Karena di sini kita tidak berbicara satu dua unit yang ditransaksikan, melainkan dalam jumlah cukup masif.
Tim SEC, Kristina Littman, tegaskan bahwa semua yang dilakukan NVIDIA membuat para investor kehilangan informasi untuk evaluasi bisnis ke depannya. Kristina menyayangkan tindakan NVIDIA yang tak mau transparan, padahal semua aktivitas perusahaan tersebut harus selalu akurat dan mendetil.
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com