Menurut ilmu ekonomi dasar, sebuah barang atau komoditas akan terus naik harganya ketika persediaan tidak dapat memenuhi permintaan yang ada. Hal inilah yang terjadi dengan GPU (Graphic Processing Unit). Sejak ramainya cryptocurrency, GPU selalu habis terjual dan harga terus meroket. Perusahaan pembuat GPU tentu saja diuntungkan dengan kondisi ini. Nvidia saja meraup untung sebanyak $10 miliar USD pada akhir tahun fiskal lalu. Ini berarti mereka mendapatkan 41% lebih banyak dari periode sebelumnya.
Mengutip Motherboard, CFO Nvidia Colette Kress dalam earnings call mengatakan pada para investor bahwa kontribusi cryptocurrency atas keuntungan perusahaan sulit untuk diukur. Namun ia yakin, jumlahnya lebih besar dari kuartal sebelumnya.
Menguntungkan bagi perusahaan, menjadi masa depan kelam bagi gamers. Jika kondisi ini terus terjadi, GPU akan semakin melejit harganya karena miner cryptocurrency membutuhkan GPU dengan spesifikasi tinggi dan akan memborong itu semua di pasaran. Gamer yang hanya membutuhkan GPU untuk keperluan gaming tentu berfikir dua kali jika harus membeli dengan harga selangit.
Membatasi penjualan di website
Nvidia juga khawatir akan masa depan PC gamer. Mereka bahkan membatasi jumlah pembelian GPU di website mereka. Setiap satu orang hanya diperbolehkan membeli 2 unit GPU. Hal tersebut mereka lakukan karena mereka sadar permasalahan utamanya ada di persediaan GPU yang tidak pernah bisa mencukupi permintaan pasar.
Namun hal tersebut nampaknya tidak bisa optimal mengatasi ‘krisis’ GPU di pasaran. Nvidia hanya bisa sebatas merekomendasikan penjualan retail untuk melakukan hal yang sama dengan mereka. Yaitu menjual GPU hanya 2 unit pada tiap individu. Mereka tidak bisa mengekang para penjual retail untuk melakukan hal tersebut karena bukan hak Nvidia untuk melakukan intervensi.
Menambah produksi
Seorang investor dari Bernstein Research kemudian bertanya jika menaikan produksi adalah jalan keluar yang tepat untuk menormalkan keadaan, dan gamer akan mendapatkan GPU untuk dibeli. Jen-Hsun Huang selaku CEO Nvidia menjawab bahwa itu adalah hal terbaik yang dapat mereka lakukan. Menambah terus persediaan GPU di pasaran. Bahkan ia mengatakan jika mereka adalah supplier GPU yang 10x lebih besar daripada sang kompetitor, maka dari itu mereka akan lebih cepat mengatasi masalah ini.
Fokus Nvidia terhadap gamer bisa dipahami, bahwa mereka juga tidak bisa sepenuhnya bergantung pada cryptocurrency. Terlebih lagi karena sifatnya yang volatile atau tidak stabil. Huang juga menambahkan bahwa pasar global Nvidia adalah pada sektor gaming, karena game sudah menjadi bagian dari hidup.
Pertanyaannya saat ini adalah, seberapa efektif solusi tersebut untuk mengatasi masalah krisis GPU? Jika Nvidia berkomitmen untuk menambah persediaan GPU di pasar agar harga stabil dan gamer bisa tetap mendapatkan yang mereka inginkan, nampaknya ini belum bisa mengatasi permasalahan dengan optimal. Miner dengan uang yang mereka miliki akan dengan senang hati memborong persediaan yang ada. Tidak ada jaminan bahwa gamer akan mendapatkan barang dengan harga yang masuk akal. Selama cryptocurrency masih terus meroket, GPU juga masih akan terus diburu. Jika benar langkah dari Nvidia ini bisa menormalkan keadaan, maka produksi besar GPU dari Nvidia patut kita tunggu.