Natlan Archon quest – Jika artikel ini sudah diterbitkan, artinya babak terakhir dari Archon quest chapter V sudah selesai beberapa waktu lalu. Penantian yang cukup lama mengingat miHoYo memperpanjang durasi babak terakhir yang seharusnya hadir di versi .2 kini diselesaikan pada patch 5.3.
Tak cuma dari durasi yang jauh lebih panjang, narasi Archon quest kali ini juga terasa amat berbeda dari patch negara sebelumnya, Fontaine. Memang, sulit untuk bisa menyaingi babak terakhir Fontaine yang penuh kejutan dan huru-hara. Dengan pembawaan yang terasa berubah 180 derajat, tak sedikit pula yang kurang menikmati Archon quest kali ini. Jika terus-menerus seperti ini, rasanya hal ini akan menjadi kemunduran bagi Genshin Impact itu sendiri.
Apa saja yang berbeda di Natlan dan mengapa hal ini bisa berdampak buruk bagi miHoYo kedepannya? Bagaimana pendapat penulis mengenai Archon quest Natlan secara keseluruhan? Simak artikel ini untuk tahu lebih lanjut.
Sedikit catatan: Artikel ini berisikan SPOILER untuk keseluruhan Archon quest Natlan dari awal hingga akhir. Jika kamu belum menyelesaikannya, harap kerjakan quest tersebut sebelum mulai membaca artikel ini.
Daftar isi
Natlan Archon Quest Genshin Impact, Negeri Perang yang Warna-Warni
Tidak perlu memperpanjang durasi. Pertama kali kita sampai di Natlan, sudah diperlihatkan kalau negara ini terasa sangat berbeda dengan Fontaine ataupun negara lain yang sudah kita kunjungi sebelumnya. Natlan dipenuhi dengan tebing curam dan juga mural warna-warni. Disini kita mengetahui kalau populasi Natlan dibagi menjadi 6 suku yang saling bahu-membahu untuk bertahan hidup. Awalnya kita pasti mengira negara dengan kesukuan yang kental, maka predikat negara perang adalah tentang konflik antar suku di dalamnya. Nyatanya, konflik yang dialami oleh ke-6 suku malah sebuah entitas yang bukan berasal dari Teyvat.
Ya, tidak lain dan tidak bukan yang penulis maksud adalah Abyss. Genshin sendiri sudah banyak mengenalkan Abyss serta Abyss Order sebelum patch Natlan dikenalkan. Tapi, semua itu hanya menyentuh dasarnya saja. Bahkan cerita Dainsleif sendiri yang banyak eksplorasi tentang Abyss, tidak menjelaskan begitu banyak apa itu Abyss realm. Yang kita ketahui hanyalah kekuatan Abyss itu sangat korosif di Teyvat, dan mereka yang ingin menggunakan kekuatan tersebut akan dihukum oleh Prinsip Langit.
Di Natlan kita dikenalkan dengan wujud Abyss yang berbeda dari yang biasa kita temukan. Tak jarang monster yang berasal dari Abyss bisa meniru rupa dan wujud monster lainnya. Abyss disini juga terlibat dalam mengacaukan ley line dari Natlan itu sendiri. Sehingga ekosistem hidup dan mati yang ada di negara ini menjadi kacau balau gara-gara itu. Mengapa demikian?
Singkatnya, Ley line adalah energi elemental dan juga ingatan sisa dari makhluk hidup. Ley line di Natlan mengalami kehancuran ketika masa perang antara Naga Sovereign dengan Celestia jauh di masa lalu. Kemudian ley line dibuat ulang oleh Yohualtecuhtin, sang penguasa malam, dengan menciptakan Kerajaan Malam yang dijaga oleh 6 Wayob, representasi dari 6 suku di Natlan. Kerajaan Malam telah mengalami serangan dari Abyss sejak lama.
Sebagai wujud dari perlawanan dengan Abyss, diciptakanlah sebuah sistem yang dinamakan Gita Kebangkitan. Ketika 6 pahlawan dari ke-6 suku sudah berkumpul, Pyro Archon akan menandakan kalau perang Penjaga Malam sudah dimulai. Siapa pun yang gugur melawan Abyss ketika perang berlangsung akan dihidupkan kembali begitu perang usai.
Dua Babak Pertama: Ziarah dan Turnamen
Tak seperti kebanyakan Archon quest, babak pertama dan kedua memiliki narasi yang cukup menarik. Memang pada dasarnya ini hanyalah tournament arc belaka dan banyak pula gamer yang mencibir hal ini. Tapi, dari segi eksekusi sendiri, bisa dikatakan HoYoverse melakukannya dengan baik.
Awalnya kita sebagai tabibito dikenalkan dengan sosok karakter Kachina yang ingin ikut serta seleksi Ziarah Api Keramat dan perang melawan Abyss. Hanya saja, tak lama kemudian kita mengetahui kalau tak ada satu pun yang mau membentuk tim dengan Kachina. Alasannya hanya karena Kachina pernah gagal di turnamen sebelumnya dan dicap lemah. Untung saja, Mualani, sahabat karib Kachina rela satu tim dengan dirinya. Keduanya pun berhasil mengikuti turnamen dan Kachina keluar sebagai pemenang.
Disini juga pertama kalinya kita bertemu dengan The Captain, sanga Harbinger urutan pertama. Cutscene pertempurannya dengan Mavuika perlihatkan kalau kemampuan 3 Harbinger teratas yang setara dengan Archon bukan buatan belaka.
Babak Ketiga: Perkenalan Sang Kapten
Diantara semua pihak yang menjadi kawan kali ini, Fatui tentunya bukan nama yang terbesit pertama kalinya bagi kita semua. Secara, Fatui terutama Harbinger adalah sosok yang selalu menjadi pengacau di hampir kebanyakan Archon quest.
Namun berbeda dengan cerita Natlan. Fatui Harbinger yang diutus kali ini yaitu The Captain. Berbeda dengan harbinger lain yang bergerak dengan agenda untuk merampas Gnosis, Capitano tidak terlihat memiliki intensi buruk dan benar ingin membantu Natlan dalam menghadapi krisis Abyss. Hanya saja dia tidak menepis kalau memang dirinya ditugaskan oleh Tsaritsa untuk mengambil Gnosis dari tangan Pyro Archon.
Babak Keempat: Akhir dari Perang
Pada babak ini kita disuguhkan dengan perang skala besar yang bahkan membuat perang Resistance dengan Raiden Shogun terlihat seperti permainan anak kecil. Disini kita juga diperlihatkan kalau perang sungguhan memang akan menyertakan korban. Beberapa NPC yang kita kenal juga akan gugur dalam perang melawan Abyss jika kita tidak memilih menyelamatkan mereka.
Disini pula ke-6 pahlawan berhasil terkumpul, dengan Chasca yang terpilih sebagai kandidat terakhir mewakili Suku Bunga Bersayap. Hanya saja pemilihan ini bukan tanpa harga yang harus dia bayar. Chasca harus lebih dulu kehilangan adik kesayangannya Chuycu agar bisa terpilih menjadi salah satu dari 6 pahlawan. Mungkin ini memang kutukan dari elemen Anemo.
Perang berhasil dilewati dengan cukup lancar. Ketika genderang perang Penjaga Malam berlangsung, tidak ada yang bisa wafat dalam artian sebenarnya. Yang gugur akan dibangkitkan kembali lewat Ziarah Api. Mavuika dengan kekuatan api sakralnya berhasil memukul balik Abyss dan membuatnya mundur. Perang sepertinya dimenangkan oleh pihak Natlan, namun bahaya sebenarnya masih ada.
Babak Terakhir, Syair Kebangkitan yang Membara
Bagi pemain Genshin Impact, mendengar judul ini tentunya adalah sebuah penantian yang sangat panjang. Apalagi kalau kamu sudah menunggunya dari sejak trailer Jejak Kaki yang hadir di 2020 lalu. Ini merupakan kulminasi dari segala petualangan yang sudah kamu lewati di Natlan selama 4 patch terakhir. Tentunya boleh dong berharap lebih terhadap patch ini?
Sayang sekali bagi penulis, penutup patch kali ini tidak semenarik penutup kisah Fontaine yang lebih melodramatis. Mungkin karena cerita yang lebih linear dan sedari awal kita sudah mengetahui siapa lawan terakhir yang akan kita habisi.
Berbagai intrik lainnya yang jauh lebih menarik malah datangnya setelah berhasil mengalahkan Abyss. Seperti ramalan kematian Mavuika yang tidak berubah meski perang telah usai. Atau tujuan dibalik The Captain yang sebenarnya.
Disini, sebagian kecil pertanyaan mengenai Celestia terungkap. Seperti wujud dari Ronova, salah satu dari 4 shades serta peran dia di Teyvat. Meskipun masih menyisakan banyak pertanyaan lain yang seharusnya akan perlahan dijawab pada patch akan datang.
Review
Menurut penulis, archon quest kali ini punya permasalahan pacing yang cukup mengganggu pada beberapa titik. Lihat saja pada babak ke-5 yang sejatinya bisa selesai dalam kurang dari 1 jam tapi malah diperpanjang dengan banyaknya flashback dan cinematic yang berlebihan.
Bahkan, penutup cerita kali ini kalah epic dibandingkan dengan penutup babak 4 yang memang lebih terasa klimaksnya. Jika mau dibandingkan dengan game JRPG, babak 4 ibarat bos terakhir yang kita lawan secara manual. Sedangkan babak 5 ini lebih mirip true last boss yang sudah scripted dan kita sebagai player pasti menang (jika kamu pernah memainkan Final Fantasy X maka kamu seharusnya paham analogi ini).
Tapi, itu juga bukan berarti di babak ke-4 tidak ada kekurangan sama sekali. Rasanya Genshin memberikan pacing yang terlalu cepat pada cerita kali ini. Sehingga pencarian Pahlawan ke-6 rasanya terlalu terburu-buru dan langsung menambahkan Chasca begitu saja tanpa ada foreshadowing sama sekali.
Di luar itu, penokohan Mavuika sebagai archon juga rasanya memiliki jatah yang terlalu sedikit. Mungkin karena cast playable karakter yang penting dari sudut pandang cerita dihadirkan sekaligus. Sehingga bisa dikatakan sang Archon sendiri tidak begitu memorable bila mau dibandingkan dengan karakter lain seperti Citlali, Chasca, dan Capitano.
Berbicara mengenai Capitano, rasanya banyak yang protes kalau Harbinger ini tampaknya tidak akan playable karena memiliki nasib yang lebih kurang sama dengan La Signora. Penulis pribadi tidak ada masalah dengan keputusan itu, hanya saja kematian Capitano ini malah memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru yang semakin menambah lore tidak terjawab.
Salah satu plot hole yang mungkin terpikirkan tentang Ronova adalah mengapa Dewa kematian tersebut tidak mengenal tabibito? Apakah hanya Unknown God saja yang mengetahui keberadaan tabibito dan saudaranya? Apakah shades memang tidak punya informasi apapun karena tidak diinformasikan oleh Celestia?
Kumpulan pertanyaan ini masih menjadi misteri sampai waktu yang tidak kita ketahui. Pasalnya, ada indikasi kalau patch mayor tahun ini tidak akan membuat kita langsung berlayar ke Snezhnaya. Dari pembicaraan dengan Mavuika di penghujung Archon quest, ada implikasi kalau region berikutnya yang akan kita kunjungi adalah wilayah otonom Snezhnaya yaitu Nod-Krai.
Dengan begitu, indikasi terburuknya, kita masih harus menunggu sampai akhir tahun 2026 untuk bisa mencapai region elemen terakhir, Cryo. Sekaligus menguak apa alasan sang Archon es mengumpulkan Gnosis. Berharapnya, banyak dari pertanyaan kita selama ini terjawab ketika sudah mencapai Snezhnaya.
Tl;dr: Walau tidak memiliki penutup yang memuaskan, bisa dikatakan kalau Archon quest kali ini bisa menyajikan cerita yang cukup fun. Cerita yang linear tidak membuat kita harus banyak menerka-nerka seperti Archon quest Fontaine. Walaupun bukan yang terbaik, setidaknya cerita kali ini sudah upgrade banyak dari Inazuma yang amburadul.
Nah, itulah sedikit opini singkat mengenai quest Archon kali ini. Apakah kamu punya pendapat lain? Coba berikan pendapat kamu di kolom komentar ya brott.
Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Genshin Impact atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.