Gara-gara demo promosi Dead or Alive 6 ?
Sebagai satu Turnamen game fighting terbesar di dunia, tak semua game-game fighting yang sudah ada bisa berkesempatan untuk mendapat spotlight yang cukup dalam memeriahkan kemegahan ajang EVO. Franchise Dead or Alive adalah sepersekian contoh dari beratnya perjuangan untuk memposisikan game ini agar betul-betul lebih bisa diapresiasikan sebagai game eSports ketimbang game yang hanya mengandalkan suatu “sisi lain”.
Dengan diumumkannya game Dead or Alive 6, Koei Tecmo awalnya terlihat cukup berkomitmen untuk membuat game ini jauh lebih terlihat kompetitif dibanding sebelumnya, terutama lewat peningkatan kualitas gameplay dan usaha untuk mengurangi unsur-unsur sensual yang ada. Namun, stigma baru tersebut sayangnya tidak mampu bertahan lama. Ujung-ujungnya, Dead or Alive 6 tetap hadir sebagai game yang kaya akan Fan Service, dan apa yang baru saja terjadi di ajang EVO Japan 2019 kemarin justru telah semakin membuktikan hal itu.
Pada sebuah demo promosi Dead or Alive 6 yang diadakan sembari menunggu kompetisi turnamen EVO di Fukuoka, Jepang untuk cabang King of Fighter XIV mengudara, tampak muncul 2 orang wanita dengan berpakaian menggoda hadir dan ingin memeriahkan seluruh sesi promosi dari game tersebut.
Warning: mengandung konten NSFW
Kedua wanita yang nampaknya merupakan seorang model gravure ini secara mengejutkan berpromo dengan mendemonstrasikan beberapa aspek “guncangan” dan berbagai prakiraan unsur sensualitas yang ada di dalam game Dead or Alive 6. Bahkan, ada pula sesi dimana demo gameplay sengaja dipause pada suatu momen tertentu, lalu dilanjutkan dengan hasil-hasil kicauan yang sangat terlihat bergairah dari mereka berdua.
Mengingat bahwa ajang EVO juga ditonton oleh sekumpulan masyarakat di kawasan Amerika, hingga live streamnya pun juga dihost oleh pihak perwakilan EVO di sana. Hal ini ternyata malah mengundang sebuah kontroversi tersendiri bagi EVO. Tanpa pandang bulu, mereka pun langsung mematikan Live Stream yang mempertontonkan hal-hal vulgar tersebut.
Setelahnya, pihak EVO yang diwakilkan oleh Joey Cuellar selaku Director akhirnya segera bergegas untuk menyampaikan permohonan maaf langsung di akun Twitter pribadinya (update: sudah dihapus). Beliau berpesan bahwa apa yang telah ditunjukan dalam promo game Dead or Alive tadi sama sekali tidak merepresentasikan kultur dari dunia FGC dan keberadaan event turnamen EVO. Lalu menjelaskan pula bahwa ia merasa perlu mematikan Stream tak senonoh itu demi menjaga integritas dari nilai brand yang ia pegang.
Selain Joey, Markman selaku caster yang kebetulan berada di lokasi bersama dengan Tasty Steve di sampingnya juga tak ketinggalan mengungkapkan rasa penyesalan atas peristiwa kecolongan yang sudah terlanjur terjadi.
Pihak Koei Tecmo sendiri selaku sang pemicu masih belum buka suara atas kejadian langka yang menghinggapi dunia komunitas game fighting tersebut. Kira-kira, apakah hal ini nantinya juga akan mempengaruhi kredibilitas Dead or Alive 6 di kancah eSports ? Kita tunggu saja bukti kepastiannya ketika game ini rilis pada tanggal 1 Maret 2019 di platform PC, PS4, dan Xbox One.
Baca pula informasi-informasi menarik lain seputar dunia video game dari saya, Ido Limando.