Pasca Kerusuhan, Kominfo “Masih” Blokir Internet Di Papua Dan Papua Barat

108388493 antarafoto aksi solidaritas untuk warga papua 190819 na 3

Ilustrasi/ANTARA/Novrian Arbi/prass

Walau saat ini bangsa Indonesia sedang berbahagia karena baru saja merayakan hari kemerdekaanya yang ke-74,  hal itu harus tercoreng setelah terjadinya kerusuhan di Manokwari dan sekitarnya, hal ini pertama kali dipicu oleh penyerangan asrama mahasiswa asal Papua yang berada di Surabaya, Malang dan Makassar.

Setelah terjadinya kerusuhan itu, akhirnya Kominfo memberikan sebuah keputusan yang mengatakan jika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan melakukan pemblokiran data internet di Papua dan Papua Barat, Rabu (21/8). Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses pemulihan situasi keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut, dilansir Gamebrott dari CNN, Rabu(21,8,2019).

Dalam melakukan pemblokiran ini, Kominfo berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan instansi terkait.

“Kementerian Komunikasi dan Informatika RI memutuskan untuk melakukan pemblokiran sementara layanan Data Telekomunikasi, mulai Rabu (21/8) hingga suasana Tanah Papua kembali kondusif dan normal,” dikutip Gamebrott dari CNN, Rabu(21,8,2019).

Sebelumnya, Kementrian Komunikasi dan Informatika juga telah melakukan pelambatan internet di Papua, pada, Senin(19,8,2019). Kominfo beralasan jika hal ini dilakukan untuk menekan penyebaran Hoax di Internet, menurutnya setelah melakukan hal tersebut Kominfo berhasil mengidentifikasi 2 Hoaks yang menyebar di internet.

Pertama hoaks foto warga Papua tewas dipukul aparat di Surabaya dan kedua hoaks yang menyebutkan bahwa Polres Surabaya menculik 2 orang pengantar makanan untuk mahasiswa Papua.

Sampai berita ini rilis, Rudiantara selaku mentri komunikasi dan informatika  belum memberikan tanda-tanda akan segera mencabut pemblokiran ini.

Dilansir dari Tempo, pada, Rabu(22,8,2019). Sebenarnya Kominfo bisa jadi mencabut pemblokiran tersebut, namun memiliki dua syarat yang wajib dipenuhi.

Pertama jika Kominfo melihat jika situasi sudah kembali normal. Syarat kedua, jumlah penyebaran konten-konten hoaks di Papua yang mengandung narasi provokatif menurun. Saat ini, dalam tiga hari, telah ditemukan 62 akun yang aktif menyebarkan konten sensitif dan memantik kericuhan.

 


Jangan lupa untuk membaca artikel dan berita menarik lainya tentang tech dari Rizki

Exit mobile version