Pemain Destiny 2 Digugat – Kesal dengan developer merupakan hal yang wajar. Tak jarang sebuah game, khususnya dengan format live service melakukan hal yang merusak pengalaman bermain yang menimbulkan protes di komunitas tersebut. Dan terkadang protes ini menjadi satu-satunya cara agar studio membatalkan akan menyesuaikan keputusan mereka.
Namun bagaimana jika sebuah protes terjadi hanya karena salah satu karyawan studio ingin membagikan karya dari beberapa pemain lain dari kaum minoritas tertentu? Apakah aksi tersebut berhak diprotes sampai-sampai kena doxx di dunia nyata?
Pemain Destiny 2 Digugat Rp7,5 miliar Usai Doxxing Karyawan Bungie
Inilah kasus yang dialami oleh salah satu karyawan dari Bungie. Community Manager (CM) yang tidak disebutkan namanya, mendapatkan gangguan dan bahkan doxxing alias mengakses informasi privat seseorang setelah membuka kampanye yang perlihatkan para konten kreator Destiny 2 yang menunjuk ke warna kulit.
Dilansir dari akun Twitter Kathryn Tewson selaku paralegal untuk Bungie, pelaku bernama Jesse James Comer yang di mana dituntut oleh perusahaan usai melakukan aksi yang dianggap rasis dan juga menggangu ketenangan dari salah satu karyawannya khususnya dengan aksi doxxing yang ia lakukan.
Dalam dokumen sidang tertulis bahwa Comer merupakan warga dari West Virginia yang membeli nomor handphone baru dan menyerang CM dari Bungie dengan voicemail penuh kata kasar dan rasis.
Comer juga beberapa kali meminta karyawan tersebut untuk tambahan “fitur” di mana game mampu memperbolehkan pemain hanya membunuh people of color (POC).
Comer tak berhenti mengganggu karyawan tersebut saja, tetapi dia juga berhasil menemukan nomor ponsel dari sang istri karyawan itu lalu mengirimkan hal serupa kepadanya.
Karena berhasil mendapatkan informasi privat dari korban termasuk di mana ia tinggal, pelaku mengirim pizza beberapa kali ke alamat itu dengan pesanan yang tidak wajar dan juga metode pembayaran ialah cash on delivery (COD) atau bayar di tempat.
Dituntut Hukum oleh Bungie
Karena deretan aksi yang dilakukan oleh pelaku, Bungie tak ingin diam begitu saja melihat karyawannya diteror oleh seorang gamer rasis hanya karena satu postingan di forum. Oleh karenanya, mereka melakukan aksi perlindungan kepada korban.
Satu jam setelah “serangan order pizza fiktif”, Bungie mengirim “exective protection” ke rumah korban dan juga menyewa investigator dan juga pengacara untuk menyelidiki pelaku.
Mereka juga menggugat pelaku untuk aksi online harassment dan doxxing yang ia lakukan kepada karyawan mereka dan perusahaan berhasil menuntut Jesse James Comer sebesar $500.000 atau setara Rp7,5 miliar atas kerusakan yang disebabkan.
Kathryn Tewson meminta bahwa kasus yang ia angkat ini menjadi pelajaran akan betapa parahnya kasus online harassment saat ini dan menjadi contoh untuk para pengguna internet lainnya sebelum lakukan aksi bodoh mereka.
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Destiny beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com