Aman rasanya katakan ChatGPT adalah pionir kecerdasan buatan. Namun, tidak dengan peneliti Stanford yang mengatakan kemampuan ChatGPT menurun, dengan menyertakan bermacam bukti yang dapat memperkuat alasan mengapa kecerdasan tersebut bisa alami penurunan. Loh, kok bisa gitu yah, brott?
Peneliti Stanford Buktikan Kemampuan ChatGPT Menurun
Tidak dapat dipungkiri ChatGPT merupakan kecerdasan buatan yang tengah digemari oleh bermacam kalangan di seluruh dunia. Semua memanfaatkan kemudahan yang diberikan, entah untuk meningkatkan produktivitas, memudahkan kita mencari ide, atau referensi yang mungkin cukup sulit untuk kita dapatkan.
Namun tidak dengan tim peneliti dari universitas Stanford yang keluhkan kemampuan ChatGPT menurun seiring berjalannya waktu. Di mana mereka membandingkan data-data yang ada pada bulan Maret dan Juni tahun ini, dan temukan penurunan performa dari kecerdasan buatan besutan OpenAI tersebut.
Tim peneliti dari Stanford temukan bahwasanya model bahasa yang digunakan untuk ChatGPT 3.5 dan 4.0 ternyata sangat bervariasi. Bahkan, para peneliti dari universitas Stanford tersebut juga katakan versi terbaru memiliki kinerja yang terus memburuk, entah apa yang mendasarinya.
Hal ini dibuktikan dengan akurasi kebenaran jawaban yang diberikan oleh kecerdasan buatan versi terkini yang hanya berada di angka 2.4%, padahal pertanyaannya hanya seremeh cara mengidentifikasi bilangan prima. Padahal, pada bulan Maret silam, AI ini mampu menjawabnya dengan akurasi 97.6%.
Berdasarkan data yang dimiliki, dan dengan tingkat akurasi yang amat jauh di bawah rata-rata, tim peneliti akhirnya memutuskan bahwa pihak pengembang dari AI tersebut tampak tidak niat untuk menjaga kualitas, setidaknya dari yang kami lansir dari TheEconomicTimes.
Sudah Dijawab Pihak OpenAI
Klaim kemampuan ChatGPT menurun yang dibeberkan oleh tim peneliti dari universitas Stanford tersebut ternyata mendapat perhatian dari pihak pengembang kecerdasan buatan tersebut.
Melalui cuitan Peter Welinder selaku Vice President dari OpenAI, ia justru mengatakan kebalikannya, di mana kecerdasan buatan tersebut justru semakin pintar dari versi terdahulu. Hanya saja, ia berasumsi kalau semakin intens pemakaiannya, kemungkinan user akan temukan masalah yang mungkin belum diketahui.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com