Pengembangan Redfall – Redfall menjadi salah satu game paling mengejutkan tahun ini. Dikembangkan oleh Arkane Studios, developer yang dikenal akan Dishonored, Deathloop, dan Prey yang dipandang sebagai sebagai salah satu studio emas saat ini merilis game sebegitu “datar” layaknya Redfall.
Tak hanya dipenuhi masalah teknis, game ini secara tingkat produksi dan kualitas menurun drastis dari game-game Arkane sebelumnya, mengundang tanda tanya apa yang sebenarnya terjadi di balik layar, bagaimana studio sehebat Arkane dapat biarkan game dengan kualitas buruk ini dapat rilis?
Pengembangan Redfall Disebut Penuh Masalah
Bloomberg mewawancarai beberapa sumber anonim yang terlibat dalam proyek game tersebut, menyebut bahwa Arkane terpaksa ikuti tren “game as live service” atas kemauan Zenimax selaku pemilik studio mereka.
Hal ini dikarenakan beberapa game terakhir mereka, khususnya Prey tidak terjual begitu laris secara komersil. Dan melihat tren games as live service kiat populer dan menghasilkan keuntungan jangka panjang, Arkane ditugaskan untuk mencoba ikuti tren pasar tersebut.
Namun sepanjang proses pengembangan game tersebut, direksi yang diberikan dianggap membingungkan. Arkane tidak punya pengalaman di segi game multiplayer, dan mereka juga sebenarnya tidak mau melakukannya. Hal ini membuat para pimpinan di Arkane Austin tidak tahu mau membuat Redfall menjadi game seperti apa.
Selain direksi yang tidak jelas, Redfall disebut kekurangan staf karena hanya berisikan kurang dari 100 orang. Sumber mengatakan bahwa pada akhir produksi game tersebut, 70 persen orang yang pernah kembangkan Prey sudah tidak ada lagi.
Sempat Minta Microsoft Batalkan Game
Mencari karyawan baru yang ahli dalam game multiplayer pun jauh dari harapan karena lokasi studio dan juga Redfall saat itu belum diumumkan secara resmi. Maka pada awal produksi game, semua pendatang baru ada orang-orang yang gemari studio tersebut karena portofolio immersive sims yang Arkane buat.
Pada saat Zenimax diakusisi oleh Microsoft di tahun 2020 lalu, karyawan Arkane Austin meminta Microsoft untuk membatalkan game tersebut atau setidaknya mengulang proyek dari awal dan membuatnya menjadi single-player layaknya game-game yang biasa mereka buat. Tetapi Microsoft justru memerintahkan mereka untuk lanjutkan apa yang sudah dibuat.
Pada akhirnya, tampaknya Arkane tahu kalau game tidak akan mencapai kualitas yang mereka mau dan mungkin menjadi alasan mengapa tak begitu besar-besaran marketing yang dilakukan sebelum rilis.
Harvey Smith, sebelum perilisan Redfall ungkap bahwa Arkane kemungkinan besar akan kembali lagi ke subgenre immersive sims usai game ini rilis. Dia akui mau kembangkan sekuel dari Prey, tetapi hal tersebut belum dapat dipastikan melihat penjualan game pertama yang di bawah ekspektasi.
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Redfall beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com