Apabila ditanya apa penyebab suksesnya game superhero, baik gamers maupun penggemar superhero tersebut akan menyebutkan bahwa akurasi cerita yang sama dengan versi komiknya merupakan hal pertama yang harus diperhatikan oleh sang developer game. Pernyataan ini cukup umum saya jumpai pada forum-forum video game maupun penggemar superhero.
Namun, apabila kamu gamers yang besar dengan konsol-konsol retro seperti PS1 dan PS2, kamu merasa game-game superhero terkesan mudah dilupakan dan tidak begitu unik. Lantas, apa yang membuat game-game superhero modern jauh lebih diapresiasi ketimbang game superhero jaman dulu?
Daftar isi
Penyebab Suksesnya Game Superhero Modern, Tidak Sebatas Memanfaatkan Hype Penggemar
Awalnya, tren game superhero dikalangan developer game mulai mencuat pada era keemasan PS1 dan PS2. Banyak developer game mulai dari raksasa sampai yang masih berkembang, memiliki IP superhero dari dua universe superhero yaitu Marvel dan DC.
Sayangnya, game-game tersebut kurang menggugah selera gamers dan dianggap sekedar alat pemasaran untuk dua perusahaan komik tersebut.
Stigma ini tidak muncul begitu saja. Gamers menganggap bahwa developer game kurang memberikan effort pada game-game tersebut, digarap secara pas-pasan dengan mekanik gameplay yang terasa repetitif. Sehingga, audiens yang bisa menikmati format seperti itu hanyalah anak-anak dan penggila dari superhero tersebut.
Padahal, video game adaptasi superhero dipercaya dapat mendongkrak pertumbuhan penggemar, serta menaikkan nama superhero tersebut apabila dibuat dan direncanakan matang-matang.
Waktu terus berjalan hingga pada era PS3, tepatnya pada tahun 2009 gamers disegarkan dengan game superhero berkualitas yaitu Batman Arkham Asylum yang mampu memberikan gameplay imersif serta cerita yang sangat menggambarkan sang Dark Knight.
Hebatnya lagi, seri Batman Arkham memiliki story arc yang cukup panjang hingga membutuhkan 4 game untuk menyelesaikan ceritanya. Sebuah kasus langka apabila kita bandingkan dengan para game superhero pendahulunya yang sekedar dibuat utuk “kejar setoran”.
Butuh waktu cukup lama pasca seri Batman Arkham, sampai kita mendapatkan game superhero berkualitas lagi, yaitu Marvel’s Spider-Man besutan Insomniac.
Karena keberhasilan Marvel’s Spider-Man, Sekarang beberapa nama superhero sudah ‘dikapling’ oleh beberapa developer game seperti Iron Man, Wolverine, Captain America, Guardian of the Galaxy, hingga Black Panther.
Kali ini, kita akan bedah aspek-aspek yang membuat sebuah game superhero punya Potensi tinggi memuaskan gamers dan para penggemar superhero itu sendiri, dengan referensi dari game-game sebelumnya yang dinilai sukses.
Saya tidak akan mencontohkan game-game superhero yang berbasis Lego. Dikarenakan arah pengembangan game ini lebih ke memasarkan Lego dengan nama superhero sebagai pendukungnya.
Pilihlah Superhero yang akan Diadaptasi Dengan Bijak
Sebuah game superhero sukses memiliki pola yang sama, menggandeng nama-nama pahlawan super yang namanya sudah sangat populer bahkan di telinga orang awam. Strategi pemilihan ini terus bertahan hingga sekarang.
Teknik ini sudah dipraktekkan oleh Insomniac dan EA. Iron Man dibooking oleh EA yang terkenal lewat debut MCU yang kisahnya ditutup dengan rapi, dan Wolverine yang diambil Insomniac baru hendak memulai karirnya di MCU. Pendapat ini memang agak bertabrakan dengan pendapat saya mengenai game superhero hanya sebatas cash grab dan memanfaatkan hype penggemar.
Namun, apabila game tersebut digarap dengan serius, memikirkan matang-matang mekanik gameplay, hingga storytelling yang menarik, saya yakin stigma buruk mengenai game superhero tersebut akan redup dengan sendirinya seperti saat ini.
Teknik kedua, dengan cara mengadaptasi superhero yang belum begitu populer namun punya potensi apabila ditarik dari komik ke game. Hal ini terjadi pada kasus game Deadpool besutan High Moon Studios. Penokohan superhero penembus fourth Wall ini sangat dikemas bagus sehingga berkesan hanya Deadpool yang bersinar pada game itu.
Gameplay Sang Superhero yang Sesuai Dengan Ekspetasi Fans
Kamu membeli game superhero, tentunya kamu juga berharap gameplay dari game tersebut benar-benar menggambarkan superhero idola kamu dengan sangat akurat. Mulai dari combat, metode travelling yang sesuai dengan karakteristik superhero, hingga penokohan superhero yang kamu mainkan.
Pada poin ini kita akan fokus pada gameplay, terutama combat yang pada game-game superhero di era PS1 serta PS2 kurang diperhatikan karena keterbatasan teknologi serta market gamenya yang tidak fokus ke pasar gamers tulen. Hal ini yang membuat game-game superhero di masa itu kurang memorable bagi kalangan gamers.
Combat game-game superhero modern terinspirasi oleh Batman Arkham Series, dimana sistem counter serangan musuh pada game ini terasa dinamis. Skenario sang Dark Knight dikeroyok oleh banyak pejahat terasa nikmat ditonton, terutama bila sudah bertarung bersama Robin melakukan combo yang animasinya satisfying.
Sementara pada game Marvel’s Spider-Man, apa yang membuat Spider-Man begitu ikonik adalah metode bepergiannya yang selalu berayun dari satu gedung ke gedung lainnya. Mekanisme ini menjadi tantangan tersendiri bagi developer game yang hendak menggarap game Spider-Man untuk membuat perjalanan dengan jaring terasa tidak clunky, punya beragam animasi yang tidak monoton, dan bermobilitas tinggi.
Apabila kita melihat lebih jauh lagi, Hulk sempat juga memiliki gamenya sendiri untuk konsol PS2. Dengan gameplay desktruktif dan juga memberikan banyak kebebasan untuk kamu mengamuk sebagai Hulk.
Dari poin ini, kita bisa dapat gambaran seperti apa gameplay dari game-game superhero selanjutnya yang akan muncul. Wolverine kemungkinan besar akan fokus pada combo-combo panjang serta grafik dan animasi yang dengan gore kental.
Sementara Iron Man yang sudah diambil oleh EA bisa saja memiliki dua tipe gameplay, pertarungan udara yang seperti layakya game-game pesawat tempur, serta hand to hand combat untuk didarat.
Story Original atau Adaptasi dari Komik?
Dua pendekatan ini punya pro dan kontra masing-masing dari perspektif developer. Untuk ‘meta’ zaman sekarang, developer merancang story original mereka sendiri. Tentunya hal ini akan membuat kreatifitas dari sang penulis cerita dan sutradara lebih tinggi dan bebas.
Apabila developer memilih story yang benar-benar berdasarkan dari komik, maka sang penulis dan sutradara harus ekstra hati-hati dalam mengadaptasi story agar sesuai dengan event-event yang terjadi di komik. Banyak penggemar yang mengharapkan untuk bisa mendalami cerita lebih dari dalam komik tersebut. Apabila tidak sesuai, siap-siap mendapatkan hujatan dari fans komiknya.
Namun, kunci dari membuat story game superhero yang bagus menurut saya justru datang dari vibe cerita yang bisa ditangkap secara efektif berdasarkan komiknya. Baik itu story original maupun story adaptasi komik.
Kita bisa ambil contoh lagi dari Batman Arkham Series. Rasa yang dibawakan oleh game ini pada masanya bisa dibilang lebih dark dari filmnya dalam beberapa aspek, terutama dari sisi detektif Batman dan betapa gilanya villain Batman selain Joker.
Sementara pada Marvel’s Spider-Man. Pendekatan Story lebih ke pesan moral dan pembawaan Spidey yang cerewet dan humoris. Namun, pada beberapa babak banyak kejadian-kejadian menyedihkan dijadikan pengembangan karakter dari Spider-Man.
Intinya, Developer harus mampu mengambil sweet spot pembawaan dari cerita yang ditawarkan. Sehingga, cerita tersebut tak terasa kaku dan memang sesuai dengan superhero yang kita kenal selama ini.
Detail-Detail Menarik pada Dunia Gamenya Sebagai Fan Service
Detail-detail seperti franchise superhero lainnya namun masih di universe yang sama juga bisa memancing audiens untuk memainkannya, detail yang bisa diberikan oleh developer pada dunia game superhero bisa dibilang nyaris tak terbatas.
Mulai dari detail dari villain lain yang sedang melancarkan aksinya di kota yang sama namun ‘belum’ kebagian screen time, detail seputar karakter-karakter minor, side mission sindiran kehidupan nyata, atau sekedar easter egg untuk lucu-lucuan.
Pemburuan detail-detail seperti ini kerap dilakukan oleh para gamers dan penggemar superhero itu sendiri. Hal ini juga didongkrak oleh penggunaan media sosial dimana gamers sering ‘melaporkan’ sesuatu yang aneh, lucu, atau menarik didalam sebuah game.
Sementara untuk game superhero, salah satu fenomena yang paling populer mengenai pemburuan detail tersembunyi ini, adalah disematkannya meme dua Spider-Man yang saling menunjuk.
Meme ini sangat terkenal hingga Insomniac membuat ulang meme tersebut langsung pada game Marvel’s Spider-Man. Tentunya, jagat maya cukup terkejut dan hype dengan meme tersebut. Mendongkrak lagi penjualan gamenya yang pada saat itu memang sudah tergolong tinggi.
Crossover Dengan Superhero Lain dan Multiverse? Kenapa Tidak?
Sub-genre dari crossover dan Multiverse dewasa ini sangat populer berkat Film-film The Avengers hingga film-film Marvel lainnya pasca kejadian The Avengers: End Game. Meskipun hanya tergolong sub-genre, Tidak ada salahnya bagi developer game untuk mencoba membuat game superhero dengan tema serupa.
Lagi-lagi, Spider-Man kebagian jatah untuk segmen ini. Sang pahlawan laba-laba sempat memiliki game dengan judul Spider-Man Shattered Dimensions pada tahun 2010. Fokus utama cerita berpijak pada 4 varian Spider-Man yang sudah kamu lihat pada film Across the Spider-Verse.
Sementara untuk Crossover, pada Spider-Man Web of Shadow, Wolverine dan Moon Knight sempat hadir pada game tersebut dan ikut andil dalam ceritanya. Bahkan Wolverine menjadi salah satu boss di game tersebut.
Sekali lagi, konsep seperti ini sangat bisa dipakai pada game-game superhero mendatang. Namun dengan risiko akan menjadi hujanan fans apabila tidak dieksekusi dengan baik. Kita sudah lihat contohnya pada game Marvel’s Avengers milik Square Enix yang kurang mendapatkan review baik dari gamers.
Kemungkinan lain, kita bisa menunggu ada satu developer game yang ‘cukup gila’ untuk membuat multiverse superheronya sendiri baik dari dunia Marvel maupun dunia DC. Tentunya, yang seperti ini butuh modal.
Itulah analisa aspek-aspek yang membuat game superhero bisa sukses dipasaran. Bagaimana? Apakah kamu punya penilaian sendiri terhadap genre game satu ini?
Baca pula informasi Gamebrott lain dan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Ananda Pratama. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.