Perbedaan Kemampuan Otak : Gamer vs Non-Gamer

maxresdefault 20

Dampak bermain video games sering menjadi perdebatan yang tidak berujung dalam dunia per-muggle-an. Pihak yang pro dengan dampak positiif video games atau biasanya kalangan para gamers berpendapat bahwa video games dapat meningkatkan pengetahuan, daya ingat dan juga menjadi media pembelajaran. Tidak sedikit terdengar bahwa beberapa gamers mengaku bisa lancar berbahasa inggris dengan bermain games. Sedangkan pihak lainnya mengatakan video games banyak berdampak buruk terhadap kesehatan pemainnya, seperti kerusakan penglihatan, gangguan pada otak bahkan dapat menyebabkan kecacatan pada tubuh.

Begitu banyak informasi yang saling bertentangan akan dampak video games. Jadi apa yang terjadi pada otak seorang pro-gamer? Ataukah tidak lebih baik dari pada seorang non-gamer? Di kutip dari WIRED yang mengunjungi para peniliti dan ahli untuk melakukan tes dampak video games terhadap otak dan tubuh playernya.

Para pemain Action Games yang seperti Counter Strike, Overwatch, dan PUBG ataupun Fortnight dapat meningkatkan kemampuan persepsi, kognitif dan atensi karena game-game tersebut menuntut playernya untuk fokus pada objek yang bergerak, dan memahami keaadan sekitar fokus akan suara-suara, beradaptasi dengan situasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan tepat dibawah tekanan waktu singkat. Dengan demikian para gamer telah terlatih menganalisa dan memahami keadaan sekitar dan mengambil keputusan dengan cepat sehingga dapat merespon dengan tepat.

Terbukti dari tes yang telah dilakukan tim WIRED, kemampuan persepsi pro-gamer jauh lebih baik dari non gamer, dilihat dari tes pertama yaitu menguji kecepatan dan ketepatan menekan tombol yang menyala. Non-gamer terlihat panik dan kewalahan menghadapi situasi tersebut, ia kurang mampu melihat lampu mana yang menyala dan kemana tangannya harus menekan tombol. Sedangkan sang gamer terlihat lebih tenang dan santai, dan terlihat sangat mudah baginya dalam menjalankan tes tersebut, hal ini berarti bahwa ia sudah terbiasa berada dalam situasi yang menuntut kecepatan dan ketepatan dalam melihat hingga ia dapat menyesuaikan dirinya untuk tetap tenang, dan menganalisa situasi agar dapat merespon tombol yang menyala dengan cepat dan tepat. Tes pertama disamping menguji kemampuan persepsi juga menguji kemampuan kognitif yaitu menguji apakah kita dapat beradaptasi dengan situasi tersebut atau malah dikalahkan olehnya.

Pada tes kedua, peserta diuji untuk melakukan perintah dan mengabaikan perintah secara bersamaan. Hal ini berarti kemampuan kognitif yang sedang diujikan kepada sang pro-gamer dan non-gamer. Sedang pada tes ketiga kemampuan persepsi dan atensi diuji yaitu seberapa baik peserta melihat beberapa objek bergerak secara bersamaan dan tidak hanya fokus pada satu objek saja.

Hasil akhir tes tersebut adalah sang Pro gamer mendapat skor 98% sedangkan si non gamer dengan skor 60%-70%. Terbukti kemampuan para gamer jauh lebih tajam dalam hal penglihatan dan pendengaran, jauh lebih mudah beradaptasi dengan keadaan, mengambil keputusan sekaligus merespon dengan cepat dan tepat dan juga lebih fokus dibandingkan dengan non-gamer. Dari sisi Sains juga telah diteliti bahwa games khususnya action games memberikan dampak positif yang besar pada daya Persepsi, kognitif dan Antensi seseorang.

Namun dibalik kelebihan selalu ada kekurangan, keluhan yang sering diterima dokter dari para gamer biasanya sakit pada jari, pergelangan tangan, siku, pundak dan leher. Jadi walaupun punya dampak positif yang besar, dosis bermain video games juga harus tetap diperhatikan ya brott.

Exit mobile version