Taktik eksklusifitas dari Epic Games mungkin mengundang banyak kontroversi, tetapi terbukti bahwa ini menjadi satu-satunya cara untuk bersaing dengan Steam. Lewat laporan resmi tahun 2019 yang diumumkan oleh Epic Games, mereka menyebutkan bahwa game third-party hasilkan $251 juta sepanjang tahun kemarin. Angka tersebut melebihi perkiraan mereka sebesar 60%.
“Penghasilan game third-party di Epic Games sepanjang tahun 2019 terhitung kurang lebih 60% melebihi perkiraan awal kami saat launching, jumlah instal game gratis juga lebih tinggi dari yang kami ekspektasi,” ungkap Tim Sweeney terhadap Gamedaily.
Pada saat artikel ini ditulis, 90% game yang berada pada katalog Epic Games ialah game eksklusif. Dengan performa yang luar biasa meskipun dapatkan kritikan pedas dari gamer PC, Steve Allison, Manager umum dari EGS katakan bahwa mereka akan teruskan taktik bisnis ini. Tak hanya untuk menarik perhatian pendatang baru, eksklusifitas Epic Games dianggap juga dapat membantu banyak developer lewat kontrak eksklusif mereka serta sistem bagi hasil yang lebih baik dibandingkan kompetitor yang ada.
“Mengamankan eksklusif bagi Epic berarti kami dapat membantu para developer dengan pendanaan produk mereka serta menjadi pemasaran [bagi EGS] melihat ini merupakan usaha kami untuk menarik pelanggan baru ke store kami,” tambah Sweeney kepada Gamedaily.
Dengan kontrak yang tawarkan uang menggiurkan serta jumlah userbase yang semakin hari semakin meningkat, sulit bagi developer untuk menolak ekskusifitas dari Epic Games. Kita lihat saja pada tahun 2020 ini game apa saja yang mereka dapat “goda” untuk tidak dirilis di platform lain khususnya rival utama mereka – Steam.
Baca pula informasi lain terkait Epic Games beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.