Kehidupan Brendan “PlayerUnknown” Greene benar-benar berbalik 180 derajat setelah kesuksesan PlayerUnknown’s Battleground. Dari yang dulunya sekedar modder yang orang tak kenal, kini dia menjadi orang yang diincar-incar fans setelah merilis game standalone dari mod tersebut yang kemungkinan besar karena dia menaruh nama julukannya sendiri di judul game.
Perjalanan Brendan dimulai dari dirinya membuat mod Battle Royale untuk Arma 2 disaat DayZ sedang heboh-hebohnya dibahas Internet. Dia memodifikasi DayZ menjadi game mode dimana 100+ pemain online saling membunuh satu sama lain di arena besar hingga hanya tersisa satu orang. Setelah DayZ dan Arma 2 kehilangan hype, Brendan beralih ke Arma 3. Mod Arma 3 tersebut menarik lebih banyak perhatian hingga dirinya diminta untuk membuat mode spin-off serupa untuk game zombie multiplayer sandbox dari Daybreak – H1Z1. Mode yang dibuat Brendan ini mendadak populer khususnya pada Twitch, menaikkan popularitas game tersebut puluhan kali lipat setelah hype DayZ mati.
Chang Han-Kim, executive dari Bluehole, Inc. sedang mencari ide untuk proyek game action mereka pada saat itu. Setelah melihat popularitas dari mode Battle Royale buatan pria yang dijuluki PlayerUnknown ini, mereka langsung menghubungi Brendan, dia tak menolak kesempatan tersebut dan langsung terbang ke Korea Selatan. Bluehole begitu ingin game ini terealisasi sampai-sampai mereka menawarkan Brendan posisi yang tak pernah ditawarkan publisher Korea Selatan manapun – Creative director yang bukan berasal dari Korea Selatan. Development dari PlayerUnknown’s Battleground pun dimulai pada awal tahun 2016 dengan menggunakan Unreal Engine 4, engine yang tak pernah Brendan sentuh namun semuanya berjalan lancar dengan bantuan 36+ orang tim di studio tersebut.
PUBG mungkin tak jauh berbeda dengan mode battle royale lainnya di game lain. Namun Brendan ingin game tersebut menjadi standalone yang benar-benar miliknya. Dia tidak ingin terlalu tergantung dengan mekanik dan fitur game-game lain ataupun mod yang dia telah buat. Bahkan setelah banyak diminta pemain mod Arma III untuk membuat Battleground sebagai replika dari mod tersebut, Brendan menolak dengan ungkapan “Kami mencoba membuat game kami sendiri, kamu mungkin inginkan beberapa hal dari game yang lain, tetapi jika itu game yang kamu mau inginkan, game tersebut sudah ada duluan.”
Dengan pengalamannya sebagai modder, Brendan telah dipenuhi ratusan ide selagi diperjalanan ke Korea Selatan untuk PUBG, membuatnya lebih mudah untuk kembangkan game tersebut. Namun tak berarti semua idenya berjalan sesuai rencana. Dengan dirinya tetap mengambil saran dan feedback dari pemain alpha test, tak jarang ide lama yang dia terpikirkan sebelumnya dilupakan untuk membuat game yang pas untuk pemainnya. Masalah teknis dengan Unreal Engine juga sering menghalangi dia dan timnya, namun dengan sedikit “mengutak-atik” masalah terkadang terselesaikan.
Hasil perjuangannya selama satu tahun lebih ini bisa dilihat sendiri. Game yang masih dalam tahap Early-access ini terjual 4 juta kopi dalam waktu 3 bulan, menjadikan game ini tak hanya salah satu game early-access tersukses di Steam, namun juga game tersukses tahun ini.
Setelah kesuksesan game ini, Brendan kini sering ditemui beberapa kali oleh fans bahkan saat dia sedang sibuk diwawancara. Kepada Kotaku dirinya curhat jika dia sedikit gerah untuk terus dikejar-kejar oleh fans dimana pun dia tampil.
“Saya senang menjadi unknown! Dulu tak ada yang kenal siapa saya, namun kini semuanya tahu,” ungkap Brendan. “Sekarang saya lebih cocok dipanggil Player-Somewhat-More-Well-Known” tambahan darinya.
“Saya kangen masa-masa saya masih punya anonimitas. Saya senang ketika berada di sebuah konvensi dan mendengar orang berbicara tentang saya disaat saya berada tepat disebelah mereka, berkata, ‘Ya, itu orang brengsek banget.'”
Dia sempat berpikir untuk menggunakan topeng saat acara konferensi mungkin seperti yang dilakukan oleh Yoko Taro, namun tak pernah dia lakukan karena terkesan terlalu cheesy baginya.
Meskipun kini dia punya popularitas dan uang berlimpah dari kesuksesan early access PUBG yang terjual 4 juta kopi dalam waktu 3 bulan, dia tak mau tenggelam pada kesuksesan sekarang dan tetap ingin fokus pada satu hal, membuat Playerunknown’s Battleground game yang bagus dan menyenangkan.
“Saya sangat bangga dengan apa yang saya capai dalam beberapa tahun terakhir. Saya memelopori satu genre gaming sendiri. Saya bangga, karena sayang ingin dikenang, kau tahu? Tetapi pada akhirnya saya ingin membuat game bagus. Hanya itu yang selalu saya inginkan.”
Apakah game ini punya rencana keluar dari early-access? Belum ada kepastian, tetapi Brendan awalnya berencana game ini hanya akan berada di early-access selama 6 bulan – 8 bulan. Hal ini berarti full-game akan dirilis pada musim gugur tahun ini, namun ini hanya ekspektasi, bukan konfirmasi darinya.