Perkenalkan Satria, Aplikasi Besutan BSSN yang Tuai Kontroversi

Aplikasi Satria

Di awal penghujung tahun ini, warganet Indonesia dihebohkan dengan kehadiran sebuah aplikasi buatan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Satria. Alih-alih mendapat respon positif dari warganet, software yang merupakan password manager tersebut justru malah tuai kontroversi.

Kucuran Dana 3 Miliar Rupiah?

Berdasarkan salah satui cuitan pengguna Twitter imrenagi, aplikasi tersebut mendapat kucuran dana sebesar 3 Miliar Rupiah. Selain itu, dalam cuitannya ia tak lupa menyatakan kekecewaannya terhadap aplikasi buatan BSSN tersebut dikarenakan hanya sebatas penyimpanan sandi.

Sayangnya, cuitan dari imrenagi telah dihapus, namun seorang pengguna Facebook berhasil mengabadikan cuitan tersebut. Tak hanya berhasil mengabadikan cuitan, tak lupa ia sertakan hasil pemenang tender dari proyek dengan dana 3 Miliar Rupiah tersebut.

Warganet yang penasaran perusahaan mana yang jadi pemenang proyek tersebut, dengan semangat mencari lokasi yang tertera pada alamat tertera.

Loh, nyasar ke Laundry?

Namun warganet dikagetkan dengan hasil yang muncul, karena lokasi tersebut ternyata adalah sebuah laundri. Kalian bisa mengeceknya sendiri melalui link berikut.

Setelah sebelumnya tidak dapat diakses, per 5 November 2021, aplikasi Satria kembali ke GooglePlayStore dengan rating 1.3. Banyak komentar pedas dan tentunya membangun yang ditujukan bagi BSSN terkait aplikasi penyimpanan password yang kontroversial ini.

Merupakan Aplikasi Offline?

https://open.spotify.com/episode/44UJMWscnwm6V09Z3JOaqO?si=7jvBAgsoQT2Ys58q5vgtTg&utm_source=copy-link

Setelah menghapus cuitannya, imrenagi kemudian membuat sebuah podcast di Spotify terkait permasalahan aplikasi yang tengah tuai kontroversi ini. Dalam podcast-nya, ia mengatakan telah mengunduh aplikasi tersebut, dan menjelaskan secara terperinci bahwa aplikasi tersebut memiliki banyak kekurangan di sana-sini.

Aplikasi besutan BSSN tersebut memiliki sebuah kejanggalan, di mana para pengguna sebelumnya tidak diberi pemberitahuan bahwa aplikasi tersebut ternyata bekerja secara offline. Hal ini ia buktikan sendiri dengan mencoba lakukan registrasi melalui email dummy untuk dapat masuk ke aplikasi tersebut.

Ia mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mendapatkan email verifikasi untuk dapat mendapatkan akses ke aplikasi Satria tersebut. Bahkan ia pun langsung diperbolehkan untuk memasuki aplikasi password manager tersebut tanpa perlu melakukan verifikasi data. Ternyata, aplikasi penyimpanan password tersebut memang bekerja secara offline.

Imrenagi pun simpulkan bahwa bila memang aplikasi Satria ini bekerja secara offline, besar kemungkinan data pengguna hanya tersimpan secara offline. Selain menyinggung hal ini, ia pun menyayangkan bahwa tampilan yang digunakan pada aplikasi ini terlalu sederhana untuk sebuah aplikasi yang dapat kucuran dana 3 Miliar Rupiah.


Baca juga informasi menarik lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version