Perkenalkan Tim, Seorang Gamer yang Kesehariannya Selalu Membajak

ZY0BuCa

Membajak karya milik orang lain adalah perbuatan yang sangat tidak terpuji, karena merupakan suatu bentuk perampasan terhadap hasil kerja keras yang sudah dibuat oleh sang pemilik karya tersebut. Maka dari itu………. oh maaf sepertinya kami baru sadar kalau kami tidak sedang membahas soal pembajakan yang “itu”. Oke, kali ini kami ingin membahas soal pembajakan yang lain, membajak sawah misalnya. Membajak sawah asal bukan dari tanah sengketa pastinya kan halal ya Brott ?

Kisah nyata berjudul “Suamiku Suka Bermain dan Membajak”

Pada suatu pagi yang cerah, bangunlah seorang pria berusia produktif bernama Tim dari tempat tidurnya. Sebelum hendak berangkat guna menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami, tak lupa ia menyantap sarapan lezat dari sang istri agar dapat membuat dirinya semakin bersemangat, dan bertenaga di setiap saat. Sedikit kecupan di kening sang istri beserta doa restu juga membuatnya untuk selalu tidak lupa dengan peralatan-peralatan yang harus ia bawa disaat bekerja. Sesampainya Tim di sebuah ladang yang begitu luas hampir menyisiri cakrawala, ia menaiki sebuah traktor canggih kesayangannya dan mulai membajak bertrilliun-trilliun butiran tanah yang terhampar dihadapannya. Sekitar satu menit berlalu, tiba-tiba Tim mengeluarkan suatu “benda sakti” dari kantongnya yang ternyata adalah Nintendo Switch dan memainkan sebuah game yang kurang lebih sama dengan profesinya sehari-hari. Sembari tak lupa menekan tombol auto pilot di traktornya ketika sedang duduk supaya dirinya benar-benar terlihat sedang bekerja.


Oke serius ya brott ? Dilansir dari Subreddit Stardew Valley, seorang user reddit bernama Tim mengunggah sebuah foto dirinya sedang membajak tanah di traktornya sambil bermain game Stardew Valley di Nintendo Switch. Hal yang dilakukan oleh beliau sama sekali tidak mendapat respon yang negatif dari para commentersnya. Karena pekerjaan yang dilakukan oleh Tim sehari-hari bisa dibilang sangatlah membosankan. Ia harus membajak ladang seluas 2000 Acre atau sekitar 809 hektar. Kecepatan traktor yang ia gunakan juga hanya mampu mencapai 6 mil perjam. Andai saja traktor milik Tim sama sekali tidak diperlengkapi fitur auto steering, tidak bisa dibayangkan seberapa melelahkannya perkerjaan beliau.

Tim bermain Nintendo Switch tentu tujuannya untuk membunuh rasa kebosanan yang pastinya selalu ia rasakan ketika membajak. Menariknya game yang ia mainkan memiliki keidentikan dengan apa yang biasa ia kerjakan sehari-hari, yaitu Stardew Valley. Selain bermain Stardrew Valley, ia sempat memainkan beberapa game lain seperti Minecraft dan Legend of Zelda, bahkan ia mengaku pernah menamatkan game Zelda tersebut seharian selama berada di kursi traktor. Ia pun saat ini lebih aktif memainkan Stardew Valley dan sudah mencapai playtime selama kurang lebih 200 jam.

Bisa dibilang bahwa Tim adalah seorang fans berat Stardew Valley, ia merasa bahwa game tersebut sangat begitu santai dan lebih dapat membuatnya rileks ketimbang pekerjaan nyata yang ia lakukan selama ini. Selain itu, suasana dalam game Stardew Valley rupanya juga membuatnya dapat merasakan nuansa kehidupan pedesaan yang sangat akurat seperti kehidupan yang ia jalani sekarang ini. Di tempat dimana Tim tinggal (di daerah California Utara), ia berada jauh dari wilayah perkotaan bersama dengan sang istri tercinta dan anjing kesayangannya, dimana hal ini termasuk sama persis seperti di game Stardew Valley. Di area tempat tinggal Tim juga terdapat beberapa gedung yang seringkali dijadikan oleh para penduduk setempat sebagai semacam “Community Center“. Sayangnya di kota tersebut tidak ada mahluk seperti Junimos yang dapat memperbaiki semua permasalahan yang dialami oleh para penduduk di sana.

Namun Tim tetap menyadari bahwa bercocok tanam di dunia nyata memang sama sekali tidak seindah dunia Stardew Valley. Keadaan pasar yang sangat fluktuatif (berubah-ubah) adalah satu alasan mengapa banyak orang kadang beranggapan bahwa dunia itu memang kejam, tak terkecuali oleh Tim sendiri. Lalu ia memberi contoh bagaimana apabila seandainya kita menjual hasil panen kita ke sebuah toko dalam game Stardew Valley namun di tolak dan bingung mau dijual ke mana ? Hal itulah yang sempat dialami oleh Tim dan keluarganya. Tim juga menganalogikan bertani sebagai sebuah tempat perjudian atau Casino, dan Boss dari Kasino tersebut sebagai kondisi alam dan marketnya. “kadang mereka menyuruhmu untuk merampok bank, lalu kadang mereka (boss) juga berniat untuk mematahkan lututmu” imbuhnya. Jadi, meski menghabiskan waktu bermain video game di kursi traktor itu memang terlihat menyenangkan, namun apa yang Tim hadapi dan rasakan tidaklah sesederhana itu.

Dilansir pula dari Kotaku, mereka juga berkesempatan untuk menanyakan kepada Tim mengenai siapa karakter favoritnya di Stardew Valley, secara mengejutkan Tim justru malah menjawab Shane Bagi yang belum tahu, Shane di Stardew Valley dikenal sebagai karakter yang kasar dan pemurung. Rasa depresi dan ketergantungannya kepada alcohol justru adalah suatu hal yang membuat Tim merasa memiliki kesamaan dengan Shane. Tim sendiri juga sempat merasakan hal yang sama seperti Shane ketika ia keluar dari karir kemiliterannya, dan berujung pada kehidupan bertani yang ternyata malah membuatnya merasa cocok dan mulai tercerahkan.

Fanart Shane bikinan VladBacescu

Ketika ditanya apakah ia lebih memilih untuk bertani secara virtual (dalam video game) atau secara nyata ? Tim pun merasa bingung. Terkadang ia lebih merindukan untuk bermain Stardew Valley ketika selama sebulan ia hampir tidak pernah mendapatkan hari libur, apalagi dengan kondisi cuaca yang sangat begitu panas, terik dan melelahkan. Namun ia merasa tidak ada yang bisa mengalahkan kegembiraanya ketika berhasil memungut hasil panen mereka yang terakhir dan merayakannya di rumah bersama sang istri, anjing peliharaan beserta segelas dark red wine yang sudah dihidangkan di meja makan. Lalu Tim tetap menegaskan kembali bahwa bertani itu tidak semudah yang dibayangkan. Ia sempat merasakan kesulitan dan frustasi yang begitu luar biasa sehingga membutuhkan waktu sekitar 20 tahun bagi dirinya agar ia benar-benar bisa menikmati pekerjaan “membosankan” tersebut.

Dari cerita di atas, sepertinya Tim adalah salah satu contoh positif dari gambaran seorang gamer “tani” yang tidak pernah melupakan tanggung jawabnya sebagai seorang suami dalam mencari sesuap nasi demi keluarga yang ia pimpin. Semoga kalian bisa mencontoh semangat yang ditunjukan oleh Tim dalam menjalani kehidupan yang “keras” ini ya Brott ?

Sumber: Kotaku

 

 

 

Exit mobile version