Perketat Peraturan, Pemerintah Filipina Kini Minta Bagian Keuntungan dari Event eSport

asgfeasg

Filipina tentunya menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mendapat perhatian dari para penyelenggara event turnamen gaming karena memang komunitas serta animo dari para gamer disana sangat tinggi dan dianggap potensial. Namun semua potensi tersebut kelihatannya tidak sejalan dengan respon pemerintah Filipina terhadap event-event tersebut. Karena setelah mengeluarkan peraturan dimana para atlit eSports yang ingin masuk ke negaranya harus membayar untuk mendapatkan lisensi khusus dari pemerintah yang menyebabkan Valve membatalkan Turnamen Major Dota 2 nya disana, kini Filipina semakin memperketat hal tersebut dengan peraturan-peraturan baru.

Dalam perubahan peraturan yang dilakukan oleh Badan Olahraga Profesional Filipina – GAB menyebutkan bahwa selain semua atlit yang akan masuk harus dites napza, kini semua partisipan yang akan ikut serta dalam event eSports harus memiliki lisensi dari pemerintah setempat, dan bahkan harus memberikan bagian keuntungan acaranya kepada GAB. Untuk urusan lisensi, setiap atlit partisipan yang akan masuk diharuskan membayar 800 Peso atau sekitar Rp 220.000 untuk mendapatkan lisensi yang akan berlaku selama 2 tahun saja. Sedangkan untuk pembagian keuntungan, GAB menyebutkan bahwa semua event turnamen yang memiliki hadiah di atas 10.000 Peso atau Rp 2.700.000 harus memberikan 3% dari keuntungan acara yang didapat dari siaran televisi, radio, dan media lainnya.

Hal ini tentunya menjadi masalah terutama para penyelenggara event game di Filipina. Selain tentunya akan banyak tim eSports yang enggan untuk mengikuti regulasi ketat yang ditetapkan, apalagi bagi para pemain amatir yang tidak memiliki tim dan hanya datang untuk mengikuti turnamen internasional yang diadakan disana. Belum lagi mencari cara untuk menjaga hadiah yang diberikan tetap di bawah 10.000 Peso agar tidak terkena peraturan pembagian keuntungan dari pemerintah disana. Yang tentunya tidak mungkin mengingat besaran hadiah yang ditawarkan tentunya harus besar untuk dapat menarik minat para atlit dari luar negeri untuk mau datang bertanding di sana.

Masa depan perkembangan eSports di Filipina pun kini terancam, dan bahkan bisa menjatuhkan status Filipina sebagai salah satu negara jujukan event-event eSports di Asia Tenggara. Terlebih lagi pemerintah setempat kelihatannya memperketat peraturan-peraturan terkait turnamen eSports tersebut untuk tujuan ‘tertentu’ yang sepertinya tidak berhubungan untuk mendorong eSports disana semakin maju dan berkembang.

Exit mobile version