Membuat game yang fokus akan multiplayer memang sesuatu yang hit or miss. Ada kesempatan game tersebut menjadi sukses di pasar dan akan terus ramai meski sudah lama, tapi bisa juga hanya terkenal sebentar lalu dilupakan dalam 2 bulan kedepannya. For Honor masuk dalam kategori yang kedua.
Setelah diancam boikot oleh komunitasnya 2 minggu lalu yang didukung oleh 12.5 ribu orang, Ubisoft langsung turuti permintaan-permintaan fans lewat patch khususnya pada sistem uang di game (Steel) yang kontroversial karena begitu sulit didapatkan dan terkesan mendorong pemain melakukan microtransaction.
Sayangnya, dengan dikabulkannya permintaan fans, game ini masih tetap dalam kondisi krisis pemain. Berdasarkan data yang didapatkan dari Githyp, jumlah pemain For Honor terus menurun dari yang awalnya bisa mencapai 40.000 pemain kini hanya tersisa 3000-4000 pemain yang masih bermain sepanjang bulan april ini. Game ini saat ini berada di urutan 86 pada daftar most played games di Steam sekarang, dikalahkan oleh beberapa game Single Player seperti Skyrim, Fallout, Civilization, dll.
Jadi … tampaknya 12.5 ribu orang yang mendukung aksi boikot kemarin tetap saja tidak tertarik untuk kembali ke game ini meskipun Ubisoft tetapi permintaan mereka. Atau mungkin mereka sudah terlalu sibuk dengan game lain?
Game Ubisoft lainnya yang juga fokus akan multiplayer yaitu Rainbow Six: Siege juga sempat mengalami pengalaman yang serupa seperti For Honor. Tetapi karena game tersebut terus diperbarui dan diperbaiki, belum lagi dengan beberapa promosi seperti starter edition, game ini semakin lama semakin populer dan kini miliki pertandingan Esport sendiri dan masuk di top 20 most played game di Steam.
Hal serupa mungkin saja bisa terjadi pada For Honor jika Ubisoft melakukan hal serupa seperti pada Rainbow Six: Siege. Tapi keajaiban yang sama tak selalu terjadi 2 kali.