Petinggi Tencent – Bisnis Industri Game saat ini sedang tidak begitu baik. Begitu banyak tantangan yang harus dilewati oleh Publisher dan Developer untuk bertahan dalam industri besar ini.
Dan beberapa waktu lalu, salah satu petinggi perusahaan Tencent yaitu Pony Ma yang merupakan CEO dan Co-Founder dari Tencent Holdings mengungkapkan masa depan perusahaan tersebut di sektor industri gaming.
Petinggi Tencent Ungkap Kekhawatiran Masa Depan Bisnis Gaming
Pony Ma menjelaskan bahwa bisnis video game perusahaan ini menghadapi tantangan yang cukup besar dari kompetitor namun mereka telah menyusul pengembangan teknologi AI dibanding kompetitor yang ada.
Hal ini ia ungkapkan dalam meeting tahunan Tencent di Sebuah Stadion di kota Shenzhen pada Senin lalu. Dirinya mengatakan bahwa perusahaan beberapa waktu ini beristirahat dalam zona nyaman dimana kompetitor telah menghadirkan hits-hits baru. Video game sendiri mencakup 30% total keuntungan dari Tencent.
Dilansir dari Reuters, sumber yang memiliki pengetahuan dan informasi mengenai hal ini memberikan penjelasan mengenai isi rapat tersebut. Sumber ini tidak diizinkan untuk berbicara secara publik sehingga menyembunyikan informasi pribadinya.
Menurut sumber tersebut, pidato dari Pony Ma membahas tentang kekhawatiran apakah mereka yang merupakan perusahaan gaming terbesar dapat menahan posisinya sebagai perusahaan teknologi Nomor 1 di Cina dimana saat ini kompetisi dan teknologi berkembang pesat.
“Gaming adalah bisnis Flagship kita. Namun beberapa tahun terakhir, kita menghadapi tantangan yang signifikan”, ungkap Ma. “Kita menemukan diri kita berada di kerugian, dimana kompetitor terus menciptakan produk baru, dan meninggalkan kita dengan perasaan tidak dapat mencapai apa-apa”.
Game Terbaru Tencent Dianggap Tak Sesuai Ekspektasi, Fokus di AI dan E-Commerce
Pony Ma menambahkan bahwa game-game terbaru dari Tencent yang telah meluncur tidak sesuai dengan ekspektasi dan memiliki performa yang diluar harapan perusahaan. Dirinya juga membandingkan dengan kompetitor lainnya.
Developer lainnya seperti miHoYo dan NetEase belakangan ini memang lebih memiliki kesuksesan besar berkat game seperti Genshin Impact dan Eggy Party yang cukup populer di region tersebut bahka secara Global.
Sementara itu Tencent masih bergantung dengan PUBG Mobile dan juga Honor of Kings yang masih tetap populer. Namun game-game terbaru perusahaan ini masih dibawah ekspektasi.
Dibalik semua ini, Tencent memiliki progress yang sudah maju. Hal ini disampaikan Pony Ma dimana dirinya mengatakan bahwa Teknologi AI mereka kini dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
“Kita akhirnya dapat mengikuti momentum perusahaan tingkat 1. Kami tidak menghitung diri kami sebagai perusahaan yang paling terdepan namun kami tidak begitu terlalu dibelakang”, jelasnya.
AI tersebut bernama “Hunyuan” dan Tencent kini berfokus untuk mengintegrasikan model AI ini ke skenario bisnis sebagai cara untuk meningkatkan efesiensi dibanding langsung menjadikannya sebagai sebuah produk.
“Dalam Jangka Pendek, dalam 1 atau 2 tahun kedepan, saya rata tidak akan ada aplikasi AI yang besar secara native”, jelas Pony Ma. Dirinya juga memfokuskan pembahasan terhadap livestreaming e-commerce. Tencent telah mencoba untuk membuat WeChat seperti layaknya platform Tiktok beberapa tahun ini yang memiliki keuntungan dari livestream e-commerce.
“WeChat adalah produk kami yang paling kokoh dengan pengguna harian serta ekosistemnya. Namun produk ini berusia 12 tahun, dan jadi sekarang bagaimana kami menemukan tunas baru dari pohon yang lama (WeChat) adalah pertanyaan paling besar untuk kami”, ungkap Pony Ma.
Tencent sendiri belum memberikan pernyataan secara publik mengenai rapat tahunan mereka serta bagaimana langkah perusahaan ini di masa depan terutama dalam sektor industri gaming.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Berita atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com