Player Girls’ Frontline 2 di China – Sekuel game Girls’ Frontline berjudul Girls’ Frontline 2: Exilium telah rilis di China. Game tersebut sangat dinantikan oleh gamer terlebih penggemar seri game Girls’ Frontline untuk bisa rilis di luar China atau server Global.
Namun dalam beberapa hari terakhir sejak gamenya rilis, game tersebut mendapatkan berbagai kecaman dari Player Girls’ Frontline 2 di China. Apa yang terjadi?
Daftar isi
Alasan Player Girls’ Frontline 2 di China Protes ke Developer
Penggemar game Girls’ Frontline sedang heboh membahas adanya sebuah drama yang terjadi di komunitas Player Girls’ Frontline 2 di China. Mereka mendapatkan kabar bahwa terjadi sebuah drama selain dari masalah NTR dimana komunitas di sana melancarkan berbagai macam protes dan kecaman terhadap game sekuel Girls’ Frontline ini.
Semua ini bermula dari fitur bernama The Lounge yang ada di dalam game. Fitur tersebut memungkinkan Player bisa berinteraksi dengan karakter T-Dolls, berbicara, maupun melihat sekitar ruangan seperti koleksi buku apa yang sedang mereka baca.
Dari fitur Lounge tersebut, Player China menemukan adanya indikasi dimana Penulis Cerita gamenya berusaha menyelipkan sebuah propaganda atau idealisme ke dalam game. Mereka menuduh pihak MICA Team mendukung kelompok tertentu (dilarang di China) dan developer tersebut diduga dengan sengaja menyelipkannya di salah satu buku yang ada di ruangan Lounge.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, berikut ini beberapa buku yang dimaksud oleh Player GFL dari China mengklaim pihak developer menyelipkan propaganda di game mereka:
- The Book of Esther: Player China merasa nama Pen Name dari Penulis Ceritanya ada unsur kata “bintang” dimana kata Esther sendiri dalam bahasa Ibrani artinya juga “bintang”.
- Things Fall Apart: Player China meyakini Penulis Cerita game GFL 2 menghina Commander (sebutan Player) yang berkaitan dengan konteks kasar.
- The Handmaid’s Tale: Player China meyakini bahwa Penulis Cerita gamenya mengatakan bahwa Commander adalah pemilik budak dari karakter “waifu” mereka.
Selain dari penjelasan buku di atas, Player China menginterpretasikan cerita di dalam game sebagai upaya Penulis ‘secara tidak langsung’ menungkap rasa tidak senangnya terhadap para Player karena cerita di GFL sendiri bertemakan tentang ‘kaum terindas’ menghadapi ‘penindas’.
Respon MICA Team Terkait Protes dari Player Girls’ Frontline 2 China
Menanggapi banyaknya protes, pihak MICA langsung memperbaiki elemen-elemen yang dianggap ‘offensive’ menurut Player China. Itu karena adanya laporan beberapa Player dengan sengaja melaporkan masalah ini ke Pemerintah China.
Sejak kejadian tersebut, game ini mendapatkan berbagai macam kritikan kurang menyenangkan dari komunitas Player China, mulai dari masalah NTR, konten propaganda, sampai membanding-bandingkan game ini dengan Azur Lane dari segi total penjualan gamenya.
Sementara Itu Gamenya Justru Laris di China
Berdasarkan informasi yang didapatkan, diketahui game Girls’ Frontline 2 tampak memiliki pendapatan tinggi di pada bulan Desember 2023 yang lalu. Diketahui total pendapatan Girls’ Frontline 2 pada bulan Desember 2023 di China mencapai 9-12 Juta Yuan.
Hal ini memunculkan pertanyaan dari komunitas game Girls’ Frontline Global mengenai drama yang sering terjadi di komunitas GFL 2 China. Kalau gamenya diprotes keras oleh mereka, bagaimana bisa gamenya laris dengan total pendapatans setinggi itu di sana.
Mereka pun meragukan kondisi komunitas GFL 2 di China apakah mereka benar-benar protes terhadap gamenya atau hanya sekadar bertujuan ingin menjatuhkan developer. Apapun alasannya, komunitas GFL di Global hanya bisa berasumsi saja dengan komunitas Player Girls’ Frontline 2 di China.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Girls’ Frontline atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.