Pro player asal Korea ini harus menerima tekanan mental dari warga sekitar.
Jika berbicara isu yang tengah hangat diperbincangkan di Amerika Serikat akhir-akhir ini adalah bagaimana rasisme terhadap orang Asia dan keturunannya kembali mencuat. Salah satu alasannya disebut akibat COVID-19 yang dikatakan berasal dari Tiongkok yang membuat mereka tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Salah satu narasi tersebut tersebar di internet dan membuat stigma negatif terhadap semua orang Asia dan keturunannya yang tinggal di Amerika Serikat. Munculkan kembali insiden kebencian terhadap ras tertentu karena mereka dinilai sebagai biang keladi masalah tersebut.
Tak hanya mereka yang keturunan Tiongkok, beberapa orang negara Asia lain juga sempat mengalaminya. Misalnya saja player profesional Overwatch asal Korea Selatan berikut.
Lee “Fearless” Eui-seok, pro player dari tim Dallas Fuel, Texas curhat kepada netizen saat ia livestream Twitch tentang bagaimana perlakuan rasisme yang ia terima dari warga Amerika padanya.
i dont know if i'm "stepping out of line" for translating something about what another team's player is experiencing
but here's the full translation of that Fearless clip.
please see some of what OWL players and staff are facing as Asians in America. pic.twitter.com/LZWvnRkuAx
— swingchip (@swingchip930) April 6, 2021
Menurut video yang diterjemahkan Jade Kim, manajer tim Overwatch lain, Florida Mayhem. Lee menjelaskan dalam bahasa Korea kepada penonton bahwa menjadi orang Asia di Amerika sangat menakutkan. “Orang-orang selalu ingin mencari masalah dengan kami, mereka bahkan batuk dan menyumpahi kami sembari tertawa”, ungkap Lee.
Warga Amerika bahkan sempat melepaskan maskernya hanya untuk batuk dan menyumpahinya seperti, “dasar china”. Lee melanjutkan bahwa rasisme di Amerika sudah berada pada level yang luar biasa dan terjadi padanya dan timnya setiap hari.
Player Dallas Fuel ini jelaskan bahwa tiga tahun yang lalu mereka tidak diperlakukan seperti itu. Ia mengaku hidup damai di Amerika Serikat tanpa adanya masalah apapun.
Lee dan timnya hanya bisa menghindari perlakuan rasis tersebut dengan menggunakan seragam Dallas Fuel. Ini karena mereka kemungkinan sadar bahwa orang yang tengah mengenakan seragam tersebut merupakan salah satu profesional dari sebuah tim, oleh karenanya mereka tidak mengganggunya. “Tetapi ketika aku mengenakan pakaian biasa, mereka mulai mengusikku dan timku di sepanjang jalan”, imbuhnya.
I am deeply saddened by the situations some of our @DallasFuel players have been put in while walking the streets here in Dallas, TX. This is a great city in a proud state. This isn't something we should be proud of at all and should all pitch in to change it. pic.twitter.com/Sq7MGlco50
— Mike Rufail (@hastr0) April 6, 2021
Cuitan terjemahan Jade Kim atas video Lee tersebut sontak menjadi perbincangan dan dapatkan tanggapan oleh beberapa orang. Salah satunya adalah Mike Rufail, founder dan chief gaming officer Dallas Fuel yang mengkonfirmasikan bahwa anggota timnya memang menerima insiden rasisme seperti yang diungkapkan Lee. Rufail menyayangkan insiden tersebut. “Ini bukanlah sesuatu yang harus kita banggakan”, ujarnya.
Kim yang diwawancarai Washington Post mengungkapkan bahwa ia memang bukan bagian dari Dallas Fuel dan tak mengenal Lee secara personal, namun sebagai orang Korea dan Asia, ia merasakan hal yang sama dan harus mengungkapkannya ke publik.
Hingga tulisan ini ditulis, belum ada kejelasan apakah Lee telah melaporkan setiap insiden rasisme yang ia terima pada pihak berwajib.
Baca lebih lanjut tentang Overwatch atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com