Kasus Riot seakan tak pernah berujung, setelah mencegah pegawainya untuk membawa Riot ke ranah hukum karena kasus diskriminasi gender/Sexism. Kali ini beberapa pegawai Riot mengancam untuk walkout dari perusahaan.
Dilansir dari laman Kotaku hal ini dipicu karena kekecewaan para pegawai karena Riot Game memaksa 2 orang wanita yang terlibat dalam kasus Sexism riot untuk melakukan Arbitrase (Langkah Mediasi Legal). Hal ini dipandang sebagai langkah Riot untuk menghindari jalur hukum yang dihadiri oleh Hakim dan Juri. Tentu saja ini juga mengurangi keleluasaan karayawan terkait untuk meminta pertanggung jawaban atas apa yang telah dilakukan oleh atasan pada mereka yang dirugikan. Meskipun Riot telah memberikan permintaan maaf resmi, namun hal ini seolah menjadi angin lalu. Pengacara dari Riot juga mengatakan jika mereka menandatangi Arbitrase ini, maka mereka akan kehilangan hak untuk membawa Riot persidangan Juri.
Dikatakan bahwa rencana walkout ini akan dilakukan pada tanggal 6 mendatang. Rencana Walkout ini telah direncanakan selama berbulan-bulan, karena Arbitrase paksa dari Riot membuat mereka merasa terpojok. Meski beresiko untuk dipecat, beberapa karyawan berani mengambil Langkah ini untuk mempertegas bahwa pemaksaan arbitrase harus dicabut oleh petinggi dari Riot. Mereka juga meminta untuk jelas dalam pencabutan arbitrase paksa ini dalam waktu yang jelas (Selambat-lambatnya 6 bulan), dan yang paling penting mereka juga meminta untuk berkomitmen untuk tidak melakukan arbitrase paksa terhadap karyawan yang terlibat dalam proses pengadilan Riot yang sedang berjalan.
Beberapa karyawan tidak bisa mengkonfirmasi berapa orang yang akan ikut dalam aksi walkout ini. Salah satu karyawan mengatakan bahwa “Saya akan tetap mendukung apapun yang terjadi, terlepas dari saya ikut aksi walkout ini atau tidak.”
Thanks to: Kotaku
Baca juga informasi menarik lainnya terkait dengan Riot atau artikel keren lainnya dari Rajendra.