Publisher Tolak Penyensoran Sense: A Cyberpunk Ghost Story di Console

Sense Cyberpunk
Mereka takkan menyensor gamenya di console.

Sensor memang menjadi sebuah hal yang wajar terjadi di industri video game. Bahwa tak semua konten yang dinikmati bisa lepas tanpa pengawasan sama sekali dari pihak lain. Bahkan game dengan rating dewasa sekalipun telah melalui proses perubahan konten dan penyensoran agar aman dimainkan oleh orang dewasa sekalipun.

Hal ini simplenya agar terdapat batasan dari “hanya untuk dewasa” dengan dewasa pada umumnya yang sebenarnya sudah cukup banyak menyentil batasan tersebut. Penyensoran dilakukan untuk menghilangkan konten super eksplisit seperti sensualitas ekstrim seperti “game khusus”, hingga sadisme tak berperikemanusiaan.

Khususnya apabila kita berbicara bahwa gamenya akan dibawa ke console, mengingat di PC tidak ada batasan tentang itu.

Tanpa penyensoran, game akan miliki konten tak terbatas seperti yang terjadi di masa lampau. Manhunt buatan Rockstar misalnya, yang dicap sebagai game khusus dewasa karena kesadisannya. Ia sempat menjadi kontroversi di seluruh dunia dengan rating Adults Only di PC. Sementara di PlayStation 2, kontennya dipotong agar masuk dalam rating M (Mature/dewasa).

Namun, bagaimana dengan game yang tidak memiliki konten separah itu? Tentunya menjadi sebuah perdebatan yang cukup sepele, namun perlu dilihat dari beberapa sudut. Seperti yang terjadi di game survival horror Sense: A Cyberpunk Ghost Story.

Selayang pandang memang tidak ada yang salah dengan Sense: A Cyberpunk Ghost Story, namun sepertinya beberapa player beranggapan bahwa gamenya cukup “ofensif” ketika publishernya, Top Hat Studios berencana untuk merilisnya di console. Tak sedikit player beranggapan bahwa tokoh utama gamenya terlalu sensual, sehingga memicu perdebatan bahwa gamenya harus disensor saat rilis di console.

Tak bisa dipungkiri bahwa Sense: A Cyberpunk Ghost Story memang miliki desain tokoh utama perempuan yang menggoda iman para kaum adam dan bisa jadi masuk dalam kategori “tidak pantas” meskipun masih dalam batasan tertentu.

Namun hal tersebut tak membuat Top Hat Studios menggubrisnya dengan serius. Mereka menyatakan dengan tegas di Twitter bahwa mereka tidak akan berlakukan opsi sensor Sense: A Cyberpunk Ghost Story saat dirilis di console dengan Nintendo Switch sebagai target pasar pertamanya.

Top Hat Studios mengaku bahwa Sense: A Cyberpunk Ghost Story dicap sebagai game yang miliki konten “sensual eksplisit, kekerasan, dan melanggar hukum” oleh beberapa pihak tak bertanggung jawab di luar sana yang sepenuhnya adalah hoax atau bohong. Mereka juga mendapatkan ancaman pembunuhan dari orang-orang yang “sakit hati” dengan kontennya tersebut.

Lebih lanjut Top Hat Studios menjelaskan bahwa mereka sangat menghormati keputusan tim developer untuk mengekspresikan kreativitasnya dan memberikan penjelasan bahwa sudah sewajarnya jika tema cyberpunk miliki konten yang seperti itu. Menariknya, mereka sendiri mengaku bahwa gamenya memang dirating M atau dewasa dan bukan AO atau Adults Only. Jadi sudah sewajarnya tidak terjadi masalah untuk konten seperti itu.

Tokoh utama gamenya, Mei-Lin didesain dengan dada besar, tubuh yang menggoda, dengan balutan hotpants dan stocking di bagian tubuh bawahnya. Desain ini menjadi salah satu pemicu perdebatan dalam keputusan Top Hat Studios untuk merilis gamenya di console. Terlebih target pasar pertamanya adalah Nintendo Switch.

Hal yang membuatnya semakin konyol adalah ketika player merasa tersinggung melihat game dengan rating dewasa menggunakan karakter dengan desain sensual.

Sense: A Cyberpunk Ghost Story saat ini telah tersedia di PC via Steam. Gamenya akan dirilis di Nintendo Switch tanggal 7 Januari 2021, sementara PlayStation 4 dan Xbox One akan menyusul di masa datang.


Baca lebih lanjut tentang Sense: A Cyberpunk Ghost Story atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.

For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com

Exit mobile version