Beberapa waktu yang lalu Indonesia sempat dihebohkan dengan munculnya sebuah game PC yang berjudul Pamali: Indonesian Folklore Horror. Dimana sesuai nama dan genrenya, game garapan StoryTale Studios yang juga berasal dari Indonesia ini menawarkan permainan yang sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia dalam aspek cerita rakyat yang menyangkut persoalan tabu atau biasa dikenal dengan istilah pamali.
Tidak hanya menggugah kecintaan masyarakat Indonesia terhadap video game tanah air, kemunculan game ini ternyata juga berhasil mengambil hati berbagai media dan YouTuber kondang dari luar nusantara. Dan tentunya hal tersebut membantu game Pamali untuk semakin terekspos ke seluruh penjuru dunia. Namun sayangnya, walau sudah berhasil menarik perhatian dunia, kampanye Kickstarter pertamanya justru gagal karena tidak memenuhi target pendanaannya.
Kickstarter pertama mereka dimulai pada tanggal 27 Juni 2018 dengan target pendanaan 14 ribu euro atau sekitar 236 juta rupiah. Kampanye tersebut selesai pada tanggal 31 Juli 2018 dan harus berakhir gagal karena pendanaannya baru 62% nya saja dengan jumlah yang didapat hanya sampai 9 ribu euro atau sekitar 151 juta rupiah dari 182 backer (pendana). Kamu bisa cek Kickstarter pertamanya disini.
Perlu diketahui bahwa sistem pendanaan di Kickstarter adalah ‘all or nothing’, yang berarti developer tidak akan menerima sepeserpun bila target pendanaan tidak tercapai.
Namun StoryTale Studios tentu saja tidak menyerah dalam mengembangkan game Pamali, karena pada hari yang sama dengan berakhirnya kampanye pertamanya, mereka langsung meluncurkan kembali kampanye Kickstarter keduanya. Kamu bisa cek atau bahkan ikut serta dalam mendanai StoryTale Studios disini.
Yang membedakan kampanye kedua dengan pertamanya adalah kini StoryTale Studios membuat target pendanaan yang lebih kecil, yaitu hanya 4,7 ribu euro atau sekitar 79 juta rupiah dengan deadline yang jatuh pada tanggal 30 Agustus 2018 mendatang. Dan semenjak artikel ini ditulis, pendanaan keduanya tersebut sudah mencapai 23% dengan jumlah yang mencapai seribu euro atau sekitar 16 juta rupiah dari 42 backer.
Dengan target pendanaan yang kecil tersebut, StoryTale Studios juga memutuskan untuk merilis game ini menjadi per episode. Dan selama pendanaan ini berjalan, mereka juga langsung mengerjakan episode ke-2 yang fokus pada penceritaan seorang penjaga kuburan yang lupa melepaskan ikat tali Pocong, klasik.
Masih sama dengan kampanye sebelumnya, akhir dari stretch goals (tujuan lain bila pendanaan telah melebihi target utama) Pamali adalah pendanaan sebesar 74 ribu euro atau sekitar 1,2 miliar rupiah. Yang membedakan adalah kini episode ke-3 dan ke -4 masuk dalam stretch goal tersebut, yang berarti pemain tidak akan langsung mendapatkan kedua episode tersebut seperti yang direncanakan oleh StoryTale Studios pada awalnya. Kamu bisa lihat stretch goals yang direncananakan oleh sang developer dibawah ini.
Seperti yang bisa kamu lihat pada stretch goals diatas, tentu akan ada empat hantu lainnya yang ikut meramaikan game Pamali. Kemudian pada ada stretch goals yang lebih tinggi, game ini akan hadir untuk untuk pemain konsol PS4 dan Xbox One. Dan StoryTale Studios nampaknya masih menyimpan kejutan pada stretch goals terakhir, yang mungkin saja hantu-hantu lain akan ikut hadir seperti Jelangkung atau Kuyang misalnya.
Terlepas apakah stretch goals tersebut tercapai atau tidak, asalkan target utama pendanaan tercapai, developer tetap akan mendapatkan semua pendanaan yang telah disalurkan via Kickstarter tersebut.
Buat kamu yang penasaran, StoryTale Studios memberikan sebagian permainan dari Episode 1 tersebut secara gratis sebagai demo. Episode pertama dari Pamali sendiri menceritakan mahluk gaib yang kita kenal sebagai The White Lady atau lebih populer dipanggil dengan Kuntilanak. Kamu yang belum sempat memainkannya bisa mencicipi demonya langsung via Steam, itch.io atau Gamejolt.
StoryTales sendiri hanya memiliki 8 orang dalam pengerjaan Pamali tersebut, dan mereka tentu sangat membutuhkan pendanaan dari Kickstarter ini untuk mengembangkan gamenya menjadi lebih baik, lebih seru dan lebih menakutkan. Kamu bisa cek halaman Relaunch Kickstarter Pamali untuk sekedar kenalan dengan sang developer dan mengetahui apa-apa saja yang akan dialokasikan dari pendanaan tersebut.
Buat kamu yang tidak bisa jadi backer di Kickstarter karena belum punya kartu kredit, bisa menunggu saat game ini hadir di Steam yang direncanakan akan rilis pada perempat akhir tahun 2018, yang berarti jatuh diantara bulan September hingga Desember.
Pendanaan pertama mungkin saja gagal karena banyak gamer Indonesia yang ingin jadi backer namun belum mempunyai kartu kredit, mengingat pembayaran di Kickstarter masih terbatas untuk kartu kredit saja.
Penulis hanya bisa menjadi salah satu backer di Kickstarter Pamali dan berharap target pendanaan kali ini dapat tercapai. Penulis juga mengajak kalian para gamers Indonesia untuk mendukung pengembangan game horor asli Indonesia ini kedepannya. Walau belum bisa beli sekarang, kamu dapat memulainya dengan share artikel ini ke teman-temanmu hingga keluargamu tentunya.
Sumber: Kickstarter