Video game dihubungkan dengan masalah buruk di dunia nyata bukanlah sesuatu yang baru lagi. Pada tahun lalu video game sempat dihubungkan dengan kasus penembakan massal di sekolah di Amerika Serikat, membuat presiden Trump memutuskan untuk membuka rapat besar mendiskusikan masalah ini. Menyalahkan video game atas masalah sosial yang terjadi di dunia nyata terlihat seperti solusi termudah untuk masyarakat tanpa harus memberikan bukti, dan orang tua tentunya akan selalu setuju dengan teori ini.
Hingga saat ini, pengaruh negatif dari video game masih sering dibincangkan, dan pada kasus terbaru kali ini, video game disalahkan sebagai alasan dibalik kematian bunuh diri salah satu remaja 15 tahun di Inggis.
Terjadi di Bury, Manchester, remaja bernama Ben Walmsley ditemukan meninggal bunuh diri pada bulan Februari silam. Dilansir dari Dailymail, sang ayah percaya bahwa kematian sang anak ada hubungannya dengan sebuah game berjudul Doki Doki Literature. Meskipun tak ada bukti antara keterlibatan game ini pada kematian Ben Walmsley, polisi di Inggris tetap memperingatkan para orang tua dan sekolah-sekolah akan eksistensi game ini sebagai “game berbahaya untuk anak-anak dan remaja”.
Doki Doki Literature merupakan game visual novel racikan dari Team Salvato yang dirilis pada tahun 2017 kemarin. Berbeda dengan kebanyakan visual novel yang biasanya dominan ingin membuat pemain merasa ingin lebih dekat dengan karakter virtual di game, DDLC tawarkan twist horror dengan cara interaksi 4th wall breaking dalam arti karakter di game seakan berinteraksi langsung kepada pemain dan tak jarang bermain-main dengan game yang kamu mainkan seakan dia miliki kontrol akan game tersebut.
Sang ayah mengungkapkan bahwa Ben sebelum kematiannya selalu menggambarkan karakter dari DDLC dan sering “dikontak” via pesan teks pada pagi dan malam hari, sang ayah mengklaim Ben memberikan no. ponselnya kepada game dan setiap pagi dan malam hari dirinya akan dapatkan pesan dari game tersebut.
Sang ayah mengklaim jika game visual novel ini membuat pemainnya merasa karakter yang ada di game terasa begitu nyata dan kemudian memaksa pemain untuk melakukan sesuatu yang game inginkan dan jika tidak, game akan melakukan sesuatu yang tidak ingin pemainnya harapkan. Berikut penjelasan dari sang ayah:
“Ben tumbuh dengan cepat. Sulit untuk para orang tua untuk memperhatikan anaknya tetapi hal seperti ini perlu disorot. Tak ada konfirmasi untuk saat ini, tetapi kami percaya jika game ini ada hubungannya dengan kematian Ben.
Karakter di game menyarankanmu sesuatu dan kamu disuruh untuk melakukan sesuatu. Game ini menarik perhatianmu dan membuatnya terasa nyata. Ben tidak membicarakan apapun soal hal ini, tetapi para orang tua harus waspada akan game ini ataupun sejenisnya.
Gamenya gratis untuk didownload tetapi sekalinya kamu mencoba, game ini tak mau meninggalkanmu sendirian. Para karakter ingin temani dan mencintaimu dan memberikanmu tugas untuk dilakukan yang apabila jika tidak dilakukan, mereka akan marah.”
Sebagai orang yang benar-benar telah mainkan game ini, penjelasan sang ayah bisa dibilang salah dari apa yang game ini benar-benar tawarkan. Game ini dimainkan di PC namun takkan pernah meminta no. telpon dari pemainnya seperti klaim sang ayah, dan sebagai tambahan, game tidak akan pernah memaksa pemain untuk lakukan apapun atau melakukan hal yang tidak-tidak jika pemain menolak untuk melakukannya. Apabila game terlalu “seram” bagimu, kamu bisa tinggalkan game dan hapus gamenya tanpa konsekuensi sama sekali. Semua “interaksi” antara pemain dan karakter terjadi didalam game, apabila tidak dimainkan, game tidak akan menghukum pemain atau semacamnya.
Doki Doki Literature Club memang miliki konten yang sedikit sensitif yang dimana salah satunya adalah bunuh dirinya beberapa karakter, namun semuannya dilakukan hanya untuk hiburan pemain semata dan untuk memberikan pengalaman yang berbeda dari kebanyakan game dengan genre serupa sering tawarkan.
Doki Doki Literature Club jauh dari kata “game berbahaya” layaknya yang diklaim ayah dari Ben Walmsley, tetapi tak berarti dapat dimainkan oleh siapa saja. Developer telah menaruh disclaimer pada halaman download game akan konten yang ada didalam game dan pada akhirnya game ini dibuat hanya sebagai hiburan semata oleh developer tersebut, tak lebih dari itu.