Mengembangkan sebuah game yang harus dirilis tiap tahun tentunya bukan tugas yang mudah. Bahkan dengan 3 developer yang saling bergantian, menjaga franchise agar tetap relevan dan “fresh” dimata gamer membutuhkan usaha besar dan keberanian untuk mengubah formula game di seri barunya. Treyarch pada tahun ini sengaja melakukan taruhan besar untuk lepas mode campaign tradisional mereka untuk fokus sepenuhnya pada aspek multiplayer. Sebagai pengganti campaign, mereka menambahkan mode battle-royale yang diberi nama Blackout. Ini tentunya sebuah keputusan besar yang diambil oleh Treyarch, maka wajar apabila fans mengkritik keputusan tersebut dengan keras khususnya melihat banyak dari kita telah bosan dengan oversaturasi genre battle-royale baru-baru ini.
Meskipun memang mengecewakan kita tidak dapatkan kelanjutan cerita dari universe Black Ops dalam bentuk campaign khususnya dengan reputasi Black Ops yang dikenal miliki aspek cerita yang apik. Black Ops 4 menjadi salah satu seri Call of Duty paling menyenangkan yang pernah dirilis. Tentu saja masih ada kekurangan disana-sini, namun taruhan Treyarch untuk fokus sepenuhnya pada multiplayer online benar-benar membuahkan hasil. Seberapa positif hasil tersebut? Mari kita lihat saja langsung.
Daftar isi
Multiplayer – Direksi baru, intensitas yang sama
Sebelum saya bicara soal multiplayer, ada sedikit hal yang harus saya sampaikan. Sebenarnya game miliki sedikit storyline, namun tidak dalam skala campaign layaknya seri sebelumnya tetapi lewat kumpulan sinematik pada Specialist HQ. Cerita yang kamu dapatkan hanyalah sedikit lore dari tiap karakter yang nantinya kamu mainkan di mode multiplayer. Meskipun ini bukan ide yang buruk agar pemain merasa terikat dengan karakter favorit mereka, mayoritas dari backstory yang ditawarkan bisa dibilang terlalu klise dan terpaksa. Karakter Woods yang menjadi salah satu ikon di universe Black Ops kembali di seri ini, tetapi karakternya terasa terlalu berbeda dari yang kita kenal dan seakan banting stir dari yang dulu pemarah dan serius menjadi semacam comic-relief. Karakter specialist sendiri miliki backstory yang antara terlalu tragis atau terlalu edgy tanpa alasan yang tepat selain dari game sudah terlanjur dapatkan rating mature.
Yang benar-benar merusak potensi Specialist HQ ini adalah keseluruhan mode pada dasarnya dibuat sebagai tutorial. Melihat Call of Duty sangatlah sederhana akan mekaniknya dan bukan game yang butuh dipelajari begitu dalam layaknya Rainbow Six: Siege, tutorial lambat dan lama seperti ini terkesan tidak penting. Diluar dari sesi tutorial tersebut juga kamu hanya akan bermain multiplayer biasa melawan bot yang sangat mudah dikalahkan bahkan di Veteran.
Multiplayer tradisional Black Ops 4 sepertinya tak perlu dijelaskan lagi. Apabila kamu pernah bermain salah satu Call of Duty mulai dari era Modern Warfare, maka kamu tahu seperti apa gameplay dari mode ini. Kamu masuk kedalam satu map skala kecil, bunuh musuh, selesaikan objektif, dapatkan killstreak/scorestreak, lalu dapatkan lebih banyak kill lewat killstreak/scorestreak tersebut. Black Ops 4 miliki formula yang serupa, akan tetapi gameplay dari seri ini terasa berbeda dan lebih mendorong unsur taktikal dari game sebelumnya.
Sebagai pembuka, kamu kini harus sembuhkan dirimu secara manual. Game tidak lagi pergunakan sistem regenerating health yang telah menjadi tradisi franchise sejak Call of Duty 3. Sistem manual ini sangatlah menarik karena membuat pemain harus lebih strategik dalam kapan dia harus menggunakan heal. Memang cooldown dari item heal tidak terlalu lama, namun karena desain gameplay yang cepat, jarak dekat, dan agresif, kamu akan berpikir dua kali apakah harus menggunakan heal tersebut sekarang dan menunggu 10 detik untuk bisa digunakan lagi atau simpan saja dulu. Implementasi ini juga justru membuat gameplay lebih menantang karena kini kamu tidak lagi terpaksa menunggu 10 detik memojok di dinding hingga darah-darah di layar menghilang, tetapi hanya perlu menekan satu tombol dan kembali beraksi.
Specialist yang pertama kali diperkenalkan di Black Ops 3 dibawah kembali pada game ini, tetapi pada game ini specialist diubah sedikit agar lebih mendekati sistem hero overwatch atau operator di Rainbow Six Siege. Tiap specialists tetap miliki skill ultimate seperti sebelumnya, akan tetapi beberapa dari skill ultimate ini tidak sekedar menjadi “mini killstreak” seperti sebelumnya. Specialist seperti Crash didesain sebagai semacam heal booster, Torque dibuat menjadi specialist yang efektif untuk defense, dan lain-lain.
Mereka juga kini miliki alat tambahan sendiri-sendiri. Sebagai contoh, Ruin kini hanya akan memegang grappling hook, Nomad hanya akan miliki mesh trap, dll. Hal ini membuat tidak semua pemain bisa spam granat atau spam bahan peledak lainnya. Ya, kamu bisa ganti alat dari tiap specialist dengan pilihanmu sendiri, namun itu membutuhkan level tinggi yang tentu saja memakan waktu lama. Sayangnya variasi dari specialist ini masih terlalu minim untuk menghasilkan meta atau strategi unik pada gameplay. Treyarch berencana akan tambahkan lebih banyak specialist kedepannya, namun sedikit diragukan apabila mereka dapat membuat game ini sekompleks Rainbow Six Siege ataupun Overwatch pada skala meta dan pemilihan karakter.
Bicara soal Overwatch, Treyarch juga tambahkan “Best Play” yang mirip dengan Play of the Game milik game populer racikan Blizzard tersebut. Sayangnya implementasi fitur ini tidaklah seapik ekspektasi karena mayoritas klip yang game ambil adalah momen dari satu pemain lakukan double kill ketimbang momen yang memang keren seperti penggunaan ultimate atau gadget yang menjadi kunci kemenangan atau semacamnya. Hal ini membuat kebanyakan reaksi yang dihasilkan saat menonton sesi Best Play ini hanya sekedar “Itu Doank?” Ketimbang “Wow”.
Call of Duty: Black Ops 4 hadir dengan 14 map, 4 diantaranya adalah remake dari seri Black Ops sebelumnya. Meskipun desain dari tiap map ini tidaklah buruk khususnya yang remake, sedikit disayangkan tema yang dimiliki tiap map terkesan klise. Sebagai perbandingan, Black Ops 2 miliki variasi unik pada latar dan tema di tiap map mulai dari kapal pesiar, tempat pendaratan diatas perahu perang, gedung pencakar langit, dan bahkan lapangan skateboard. Sedangkan variasi map pada Black Ops 4 hanya terbatas pada perhutanan, kutub, dan rumah besar yang dimana ketiganya telah diangkat belasan kali di franchise ini.
Selain dari mode populer seperti Team Deathmatch, Domination, Kill Confirmed, dll, Treyarch hadirkan 2 mode baru yaitu Control dan Heist. Control yang menjadi daya tarik utama mode multiplayer ini pada dasarnya adalah mode secure dari Rainbow Six Siege atau mungkin Insurgency. Kamu dan 4 timmu yang lain diharuskan melindungi atau menguasai area target selama kurang lebih 30 detik. Apabila tim musuh dan timmu berada di area yang sama, area akan dihitung sebagai contested dan progres secure akan ditahan hingga salah satu dari mereka mati atau meninggalkan area. Kenapa saya membawa Insurgency untuk deskripsikan mode ini? Hal tersebut karena jumlah respawn di tiap tim dibatasi. Apabila stok respawn dalam suatu tim habis, maka tim lainnya akan otomatis dihitung menang.
Heist menjadi mode yang mirip dengan Counter Strike. Kedua tim sebelumnya memasuki fase preparasi dimana mereka bisa membeli senjata, armor, granat, dan lainnya seperti pada Counter Strike. Kemudian kedua tim harus bertarung menuju area target untuk mengambil uang dan membawanya ke markas. Tidak ada respawn pada mode ini, maka pemain tidak disarankan bermain agresif layaknya di deathmatch.
Secara keseluruhan, multiplayer tradisional di Black Ops 4 benar-benar solid dan menjadi udara segar untuk formula Call of Duty yang semakin lama semakin repetitif. Saya hanya berharap Treyarch dapat mengubah meta game menjadi lebih kompleks lewat specialist baru mendatang.
Blackout – Battle royale terbaik untuk yang benci building
Ketika pertama kali diumumkan, saya sedikit skeptis dengan mode battle royale ini. Melihat Call of Duty selalu dikenal sebagai game FPS fast-paced di map skala sempit, bagaimana Treyarch dapat mengeksekusinya dalam skala besar battle-royale? Setelah mencoba langsung pada open-beta di bulan September silam, harus dibilang saya langsung jatuh cinta dengan mode ini.
Blackout miliki formula yang lebih mirip seperti PUBG ketimbang Fortnite karena beberapa elemen seperti attachment senjata, tas, armor, dan juga variasi kendaraan yang ada. Akan tetapi untuk membedakan Blackout dengan game racikan Brendan “PlayerUnknown” Greene tersebut adalah beberapa fitur tambahan yang nanti kita akan bicarakan serta desain playstyle yang tetap dipertahankan cepat dan agresif layaknya Call of Duty. Hal ini membuat pemain lebih didorong untuk terus bergerak dan mencari musuh ketimbang camping dan bermain strategik layaknya di PUBG. Ya, kamu bisa saja bermain pelan dan aman, tetapi kamu akan ketinggalan sensasi menyenangkan yang ditawarkan game ini.
Hal pertama yang membuat saya jatuh cinta akan mode ini ialah map yang didesain Treyarch. Map pada Blackout pada dasarnya adalah kompilasi map-map favorit fans di sepanjang franchise Call of Duty seperti Nuketown, Firing Range, Estate, dan bahkan map zombie seperti Asylum dan Diner juga ikut hadir dalam mode Blackout ini. Bicara soal map zombie, apabila pemain terjun ke salah satu lokasi map zombie ini, pemain akan diserbu oleh kumpulan zombie yang punya kesempatan untuk jatuhkan drop bagus.
Selain dari senjata, armor dan item healing, Blackout hadirkan beberapa item unik sendiri mulai dari gadget dari multiplayer serta consumable perk. Gadget yang dihadirkan lebih dari sekedar granat, flashbang dan smoke, tetapi Treyarch juga memasukkan grappling hook, sensor dart, barricade, RC scout, Razor wire, dll. Semuanya dapat mengubah pola gameplay dan berguna atas berbagai situasi. Grappling hook cocok untuk kamu yang ingin menyerbu ke arah musuh, melarikan diri, atau ketika kamu ingin sedikit speed boost ketika dikejar blue zone. Barricade menjadi cover tambahan atau cover situsional ketika kamu dikepung dari satu arah. Sensor dart bisa digunakan untuk mengecek dimana lokasi musuh yang sedang camping. Saya bisa habiskan satu artikel untuk jelaskan keguanaan masing-masing item di game, tetapi intinya adalah semua item ini sepenuhnya mengubah pola permainan dan memberimu kesempatan comeback di situasi sesulit apapun.
Consumable perk adalah item yang sesuai namanya – memberimu efek perk setelah memakainya. Ada kurang lebih 8 item ini di sepanjang map dan penggunaannya memberikan keuntungan besar pada pemakainya. Dari seluruh perk yang ada, 4 diantaranya yang benar-benar harus kamu incar: Awareness, Dead Silence, Stimulant, dan Looter. Awareness membuat kamu lebih mudah mendengar step musuh, Dead Silence membuat suara langkah kakimu dikurangi, Stimulant memberikan boost HP pada pemain, serta Looter memberimu penglihatan tembus dinding dari tiap loot yang ada. Diluat dari keempat ini tidak berarti tidak guna sama sekali, tetapi lebih bersifat situsional. Melihat perk ini memakan space inventory, kamu harus lebih cerdik akan apa saja yang ingin kamu gunakan agar dapat menampung item lain.
Gunplay cepat dan memuaskan khas Call of Duty, map yang buat fans bernostalgia, serta kumpulan item dengan fungsi penting masing-masing membuat Blackout menjadi salah satu game battle-royale terbaik yang ada saat ini, tetapi tak berarti mode ini bebas dari masalah negatif. Posisi loot dan kendaraan di game ini hampir selalu sama di setiap game, sebagai contoh: loot bagus selalu berada di basement, selalu ada kapal atau helikopter didekat Nuketown, selalu ada peti berisikan obat-obatan di arah diner, dan masih banyak lagi repetisi yang saya temukan selama bermain mode ini kurang lebih 30 jam. Hal ini membuat pemain yang sudah tahu akan lokasi loot bagus untuk selalu saling berebut ke lokasi tersebut dan ciptakan nuansa RNG yang setengah-setengah. Ketika bermain battle royale, kesan random menjadi hal penting agar tiap pertandingan tidak terlalu de javu ketika kamu mendarat ke lokasi yang sama. Miliki lokasi dengan loot bagus bukanlah hal yang buruk, tetapi tidak berarti letak posisinya harus selalu sama.
Armor level 3 mungkin perlu sedikit nerf. Ya, saya tahu kalau armor tersebut dibuat lebih langka dari sebelumnya. Namun tetap saja lama waktu serta jumlah amunisi yang kamu butuhkan untuk kalahkan musuh dengan armor tersebut tergolong terlalu lama dan hampir mustahil untuk dikalahkan kecuali dia punyai skill aiming yang buruk atau dikeroyok satu tim. Saya tak peduli seberapa besar pengorbananmu untuk dapatkan armor tersebut, tetapi ia benar-benar harus dikurangi tingkat durabilitasnya agar tidak terkesan overpower.
Hal terakhir yang benar-benar rusak mode ini ialah absennya opsi reconnect. Miliki opsi demikian di game kompetitif seperti ini menjadi hal yang krusial. Masalah koneksi bisa hadir kapan saja bahkan ketika kamu miliki koneksi kualitas terbaik. Sayangnya ketika kamu ditendang oleh game akibat masalah koneksi, game tidak memberimu kesempatan untuk kembali masuk, membuat teman timmu dalam posisi rugi karena kehilangan satu anggotanya. Masalah ini bisa diperbaiki lewat update atau patch, maka diharapkan Treyarch bisa tambahkan opsi ini kedepannya.
Zombie – Tetap jadi daya tarik franchise
Zombie menjadi primadona dari seri Black Ops. Pertama kali diperkenalkan lewat mod World at War, mode ini seketika menjadi favorit fans selama bertahun-tahun. Premis dari mode ini begitu sederhana, kamu dan 3 temanmu harus bertahan selama mungkin dari serbuan zombie dan di waktu yang sama harus menyelesaikan objektif yang tidak selalu dijelaskan apa konteksnya.
Black Ops 4 hadir dengan 3 map untuk semua pemain, dan 4 apabila kamu membeli “Black Ops Pass”. Dua map pertama – IX dan Voyage of Despair menceritakan The Chaos Story sedangkan Blood of the Dead merupakan remake dari map zombie di Black Ops 2.
Bicara soal kualitas map ini sendiri, saya bisa pastikan bahwa desain dua map baru benar-benar menyenangkan. Meskipun dari aspek desain tidak banyak yang inovatif, tetapi setidaknya memberikan spektakel yang menarik dan baru untuk para fans. Sedangkan untuk remake, ya… tidak banyak yang berubah dan sekedar menjadi bonus untuk fans.
Perubahan besar yang Treyarch lakukan pada mode ini ialah mereka membuatnya seperti semacam mini-sandbox. Kamu kini punya banyak opsi akan bagaimana memainkan mode ini. Classic sesuai namanya kamu akan bermain seperti biasa, Rush-mode yang dimana kamu hanya perlu membunuh zombie dan diarahkan kemana tujuan selanjutnya, dan mutation dimana kamu bisa membuat aturan custom sendiri akan seberapa mudah atau sulit kamu ingin mainkan sebuah map.
Selain dari pilihan bermain, Treyarch juga kini perkenalkan sistem class. Kini kamu menentukan sendiri 4 elixir yang akan dipakai saat kamu bermain nanti dari 30+ pilihan yang ditawarkan. Selain itu kamu juga diberi pilihan untuk memilih senjata spesial yang dapat digunakan apabila cooldown telah terpenuhi. Perubahan terbesar yang dibawa dari sistem class ini ialah kamu kini juga terbatas hanya miliki 4 perk yang harus kamu tentukan di menu class. Pilihan 4 perk ini nantinya akan menjadi pilihan yang muncul dan kamu dapatkan saat membelinya saat gameplay.
Perk favorit fans yaitu Juggernog tak lagi hadir pada mode ini. Mungkin karena perk tersebut terlalu overpowered dan pasti jadi pilihan pertama pemain maka mereka melepas perk tersebut. Tetapi disisi baiknya kini kamu miliki 50 HP tambahan, yang berarti kamu bisa bertahan 1 serangan tambahan sebelum jatuh dalam posisi knocked. Meskipun hanya satu pukulan tambahan, selisih tersebut mengubah segalanya untuk mode seperti ini.
Jujur saya sedikit menyukai semua perubahan yang Treyarch bawa pada mode ini. Meskipun saya bukan penggemar berat dari zombie, penambahan dan perubahan yang mereka bawa membuat mode ini lebih kompleks dan menarik untuk dimainkan berulang kali.
Apabila kamu menyukai mode zombie di Call of Duty, maka kemungkinan besar kamu takkan kecewa dengan mode ini kecuali kamu terlalu adiksi dengan keberadaan Juggernog.
Verdict
Tanpa konten single-player sama sekali, Call of Duty: Black Ops 4 menjadi paket multiplayer yang lengkap yang Treyarch tawarkan. Multiplayer tetaplah fun meskipun butuh beberapa variasi latar map dan specialist, Blackout menjadi highlight utama karena sensasi seru dan menegangkan battle-royale yang dieksekusi dengan sempurna, serta mode zombie yang mungkin sedikit terlalu kompleks tetapi akan puaskan para fans. Meskipun dengan semua pujian yang saya berikan untuk game ini, saya hanya merasa berat untuk memberi game 9/10 karena aspek negatif yang saya sebutkan sepanjang review. Maka dari itu, untuk sementara saya memberikan…