[REVIEW] Command & Conquer: Remastered Collection – Bangkitnya RTS Klasik di 2020

Cover Cnc

Genre Real Time Strategy atau disingkat RTS merupakan genre niche yang hanya diminati oleh beberapa orang tertentu. Meski sempat populer di tahun 80-90-an dengan gempuran beberapa game legendaris. Namun kepopulerannya tak mampu bertahan lebih lama di tahun 2000-an. Hal ini dibuktikan dengan menyusutnya minat player, khususnya gamer masa kini setelah genre shooter dan action lebih mendominasi.

Salah satu pencetus genre RTS tersebut adalah Command & Conquer buatan Westwood Studios. Gamenya miliki gameplay yang cukup simple sesuai judul yang dimilikinya, yakni berikan komando dan kuasai markas musuh. Mekanik membangun markas, mengumpulkan sumber daya, hingga bentuk pasukan tanpa batas yang dimilikinya, jadikan Command & Conquer kiblat developer lain yang ingin membuat game dengan genre yang sama. Sebut saja Blizzard dengan WarCraft-nya atau Microsoft dengan Age of Empires-nya. Keduanya mengikuti dan mengembangkan formula gameplay yang sebelumnya telah diracik oleh Westwood tersebut.


Sayangnya, minat fans RTS untuk memacu para developer mengerjakan kembali game dengan genre tersebut tak berbanding lurus dengan kepopuleran genrenya. Membuat banyak sekali developer maupun publisher, lakukan remaster game legendarisnya demi menarik minat para pemain baru. Termasuk fans lawas yang sangat setia. Bahwa membangkitkan RTS tak semudah membalik tangan dan memenuhi permintaan fans yang cukup sedikit.

Salah satu dari publisher yang mengabulkan permintaan para fans adalah Electronic Arts. Meski sempat gagal dengan Command & Conquer Generals 2 yang akhirnya dibatalkan setelah masa beta. Electronic Arts mencoba untuk hadirkan kembali Command & Conquer pertama dan Red Alert pertama dalam satu kesatuan yang mereka sebut sebagai Command & Conquer: Remastered Collection.

Perjuangan EA untuk mengembalikan franchisenya memang tidak mudah. Hal ini karena anggota dari Westwood Studios, developer yang telah mereka tutup telah berpencar di perusahaan lain. Beruntung, sebagian developer senior dari studio tersebut mendirikan sebuah studio bernama Petroglyph. Sebuah studio yang masih bergerak untuk kembangkan game RTS seperti GreyGoo hingga Forged Battalion dengan cita rasa Command & Conquer yang telah bertahun-tahun mereka kerjakan.

EA juga rekrut LemonSky untuk membantu Petroglyph kerjakan Command & Conquer: Remastered Collection lengkap dengan komposer musik orisinalnya Frank Klepacki. Hadirkan nostalgia lengkap sekaligus gambaran bagaimana seri ini pernah populer di masa lampau. Lalu, mungkinkah formula RTS klasik tersebut ditranslasikan dengan sangat baik oleh kedua tim? Simak review berikut.

Super Lengkap

Pilih GDI atau NOD?

Command & Conquer: Remastered Collection hadirkan dua game sekaligus, mulai dari Command & Conquer hingga Red Alert pertama. Ceritanya berkutat pada GDI atau Global Defense Initiative dan Brotherhood of NOD yang saling memperebutkan Tiberium, sebuah sumber daya tak terbatas yang tiba-tiba muncul di bumi untuk menjaga keamanan dunia. Sementara Red Alert masih dengan kisah Allied melawan USSR yang penuh drama klasiknya.

GDI digambarkan sebagai organisasi militer yang disokong pemerintah untuk melawan NOD, sebuah organisasi teroris yang akan melakukan segala cara untuk mencapai tujuannya. NOD bahkan tak segan untuk gunakan teror, propaganda hingga konspirasi demi menghancurkan image GDI di mata publik hingga melumat semua pasukannya.

Matinya Hitler di Red Alert justru picu konflik baru.

Sama dengan konflik GDI dan NOD, Allied dan USSR miliki drama yang kurang lebih sama persis dengan keduanya. Cerita Red Alert dimulai ketika Professor Einstein berhasil membunuh Hitler sebelum masa kejayaannya menjadi pemimpin Nazi. Hapuskan perang dunia yang justru picu konflik antara Allied dan USSR yang tak bisa dielakkan. Masing-masing fraksi miliki drama peperangan yang unik, termasuk konflik internal antara para petingginya.

Setiap awal misi akan selalu ada briefing seperti ini yang menjadi ciri khas gamenya hingga sekarang.

Setiap ceritanya akan dimulai dengan briefing melalui sebuah film pendek. Karena aset yang digunakan adalah aset lawas, maka Petroglyph dan LemonSky tidak membuat ulang videonya. Selain karena para aktornya telah bertambah usia, mereka masih ingin menjaga keotentikan seri orisinalnya. Oleh karenanya pihak developer menggunakan AI untuk memperjelas videonya meskipun gambarnya masih terlihat tidak jelas.

Penyajian video briefing kemudian dilanjutkan dengan pemilihan area dalam map untuk diserang. Dari sini kamu bisa memilih satu dari dua atau tiga pilihan area yang bisa kamu serang. Tiap area akan miliki briefing maupun ending yang berbeda. Jadi, pastikan kamu memilih semuanya setelah menamatkan semua misinya.

Teknologi AI membuat tampilan video menjadi lebih diterima.

Tak hanya cerita yang diceritakan ulang dengan bantuan teknologi modern. Command & Conquer: Remastered Collection juga hadirkan semua misi dari ekspansi seperti Covert Ops hingga iterasi versi consolenya. Termasuk Red Alert Retaliation yang dirilis di PlayStation 1. Beberapa misi rahasia seperti Jurassic dan Ant Mission juga hadir dalam gamenya. Masing-masing misi rahasia tersebut bisa diakses menggunakan cheat. Ya, cheat code yang telah lama ditinggalkan kembali mereka hadirkan dalam gamenya.

Misi rahasia berikut bisa kamu buka menggunakan cheat.

Kelengkapan Command & Conquer: Remastered Collection tersebut membuat fans lawasnya merasakan nostalgia tak setengah-setengah dengan sangat memuaskan. Menjadikannya sebuah game remaster yang tak hanya tetap mempertahankan keotentikannya, namun juga memberikan konten tambahan yang lengkap tanpa harus memisahnya sebagai ekspansi seperti iterasi lawasnya.

Tampilan visualnya yang dirombak sedemikian rupa hingga resolusi 4K juga membuat Command & Conquer: Remastered Collection menjadi salah satu game lawas yang masih bisa bersaing di masa kini. Setidaknya untuk masalah visual. Berbeda dengan iterasi orisinalnya, tampilan visual gamenya lebih tajam karena digambar dan dianimasikan ulang oleh Petroglyph dan LemonSky. Namun, kamu yang masih ingin menikmati tampilan lawasnya juga bisa mengubahnya dengan menekan tombol spasi.

Kamu bisa mengubah tampilan visualnya dari orisinal ke remastered dengan menekan spasi saat memainkan gamenya.

Kamu juga bisa lakukan zoom in zoom out dengan menggunakan scroll mouse seperti game RTS masa kini. Hal ini memberikan sudut pandang yang sesuai dengan gaya permainan dan kenyamananmu. Terlebih kamu yang kesulitan melihat layar dan gambar besarnya.

Formula RTS Klasik yang Tak Lekang Oleh Waktu

Keotentikan Command & Conquer: Remastered Collection tak terbatas hanya pada kelengkapannya kontennya saja, namun juga tetap mempertahankan gameplay yang bisa dibilang cukup standar untuk serinya. Kamu masih tetap bisa membangun markas menggunakan MCV atau Mobile Construction Vehicle, mengumpulkan sumber daya baik ore maupun Tiberium, hingga membentuk pasukan tanpa batas dan membangun bangunan super weapon untuk melumat musuhmu.

Perpaduan tank, pasukan infanteri dengan pertahanan markas seperti pill box, gun tower, flame tower, hingga tesla coil dan keputusanmu jadikan flow permainannya menarik dan unik dalam waktu yang bersamaan. Semua keputusanmu untuk menjadi tipe pemain turtle atau defense, maupun pemain agresif yang lebih suka menyerang lebih dulu akan menentukan seberapa lama kamu memainkan suatu babak atau misinya.

Menariknya, formula tersebut tak lekang oleh waktu dan masih sangat seru untuk dimainkan kembali. Bahkan untuk zaman yang sudah sangat modern ini. Hal ini tak bisa dipungkiri karena Command & Conquer: Remastered Collection miliki dasar permainan genre yang mengubah pandangan kita tentang strategi di masa lampau. Meskipun pada kenyataannya, masih banyak sekali konten yang tak mereka perbaiki.

Selayang pandang, gameplaynya masih sama persis dengan karya mereka sebelumnya yakni Dune II yang diremake menjadi Dune 2000 pada tahun 1999 untuk dirilis di PlayStation 1. Namun, berbeda dengan Dune 2000, Command & Conquer: Remastered Collection lebih condong miliki gameplay yang mirip dengan Dune II dengan ciri khas beberapa unit yang masih kurang responsif ketika diberi komando.

Beberapa infanteri maupun tank akan sedikit lama untuk merespon komandomu yang beruntun. Terlihat mereka akan sedikit lakukan loading animasi ketika diperintahkan ke dua tempat berbeda. Animasinya juga masih sangat kaku meskipun mereka telah melakukan perombakan visual dan animasi.

Tidak responsifnya unit juga merambat ketika beberapa unit tersebut berada pada markas musuh atau ketika unit lain tengah sibuk berjuang meladeni musuh di jarak yang cukup dekat. Jika kamu tidak memberikan komando, maka mereka tidak akan menyerang dan diam saja, persis robot. Beberapa reviewer luar juga mengeluhkan tentang bagaimana unit harvester tidak bisa menemukan jalan untuk kembali ke markas, namun selama lebih dari 10 jam saya memainkannya, saya tidak menemukan masalah tersebut sama sekali.

Tidak adanya informasi tentang apa yang harus dilakukan juga menjadi masalah tersendiri di game tahun 90-an. Era di mana seri Command & Conquer rilis. Beberapa mekanik unit yang bersembunyi di balik kegelapan dan serangan mendadak batalion musuh memang menjadi tantangan tersendiri. Namun sekaligus menjadikan tantangan tersebut sangat ekstrim, yang membuatmu harus melakukan trial and error untuk bisa menyelesaikannya.

Unit yang tidak responsif menjadi masalah yang justru tak diperbaiki demi menjaga keotentikan gamenya.

Masalah tersebut sebenarnya telah diperbaiki dan ditingkatkan di iterasi baru Command & Conquer. Meskipun tak begitu mengganggu dalam aplikasinya. Namun alangkah lebih baik jika Petroglyph dan LemonSky memperbaikinya dengan animasi yang lebih luwes seperti Red Alert 2 atau iterasi baru dari franchisenya termasuk Dune 2000 dibanding harus stay true dengan seri orisinalnya. Hal ini karena saat ini gamenya di bawah judul remaster dan menurut saya cukup wajar apabila masalah tersebut diperbaiki. Meski pada akhirnya, gamenya tak berikan pengalaman otentik 100% sesuai seri orisinalnya.

Mereka juga bisa menambahkan waypoint seeker seperti Red Alert 2 agar lebih memudahkan unit untuk menyerang beberapa bangunan maupun unit sekaligus tanpa harus memberikan komando kedua, ketiga, dan seterusnya. Atau implementasikan komando seperti guarding area yang mana unit akan berinisiatif menyerang musuh jika ia telah diperintahkan untuk menjaga suatu area tertentu.

Dukungan Mod Sejak Awal Rilis

Kamu bisa mengakses mod melalui menu options.

Komitmen EA untuk komunitas Command & Conquer: Remastered Collection memang sangat luar biasa. Bahwa mereka ingin memberikan fans dukungan penuh untuk gamenya. Oleh karenanya EA melepas source code gamenya beberapa hari sebelum gamenya rilis. Memberikan kesempatan para fans untuk mengoprek semua isinya menggunakan mod.

Mod apa yang kamu inginkan? Tinggal pilih!

Mod buatan fans akan langsung bisa diakses melalui menu options. Terdapat berbagai macam jenis mod, mulai dari cheat mod, meningkatkan pertumbuhan ore atau tiberium, hingga menghilangkan fog of war (kabut hitam) dari map. Kehadiran Mod tentunya akan membuat permainan menjadi lebih seru dan menarik. Bahwa fans dibebaskan untuk “memperbaiki” beberapa hal yang mungkin tidak ada dalam gamenya.

Bosan dengan map yang itu-itu saja? Kenapa tidak membuatnya sendiri?

Tak hanya terbatas pada source code, mereka juga berikan map editor untuk membuat mapmu sendiri. Kamu yang malas untuk membuatnya juga bisa menikmati user map yang tersedia saat memilih skirmish mode.

Bonus Tambahan yang Tak Pernah Dipublikasikan

Kamu akan bisa melihat bagaimana behind the scene para aktor ketika mereka melakukan pengambilan gambar.

Kerja keras dan usaha Petroglyph dan LemonSky beserta EA untuk kembalikan keotentikan Command & Conquer: Remastered Collection memang patut diacungi jempol. Bahwa mereka berhasil hadirkan dua game legendarisnya untuk bisa dinikmati oleh gamer zaman now dan fans lawasnya untuk bernostalgia. Namun, terdapat hal yang sangat berbeda selain visual yang diubah sedemikian rupa. Salah satunya adalah bonus gallery mode yang sama sekali tidak pernah dipublikasikan di seri orisinalnya.

EA, Petroglyph, dan LemonSky memutuskan untuk tambahkan behind the scene atau di balik layar untuk Command & Conquer: Remastered Collection. Beberapa misi Westwood mengerjakan video briefing misi campaign modenya. Video yang kebanyakan dikerjakan dengan beberapa aktor ikonik termasuk pemeran pimpinan NOD yakni Kane tersebut tunjukkan proses pengambilan gambarnya dalam background greenscreen.

Dari sini kita bisa melihat bagaimana sutradara membaginya menjadi beberapa adegan yang pada akhirnya diseleksi untuk hadir sebagai briefing misi gamenya. Konten bonus di atas, bisa dibuka setiap kali kamu menyelesaikan misinya. Inilah alasan saya sebelumnya kenapa saya menyarankanmu untuk memainkannya lagi.

Musik dan Sound Remastered Frank Klepacki yang Familiar

Versi Remastered hadirkan 5 jenis Hell March yang telah dibuat ulang oleh komposer orisinal gamenya.

Jika kita mendengar kata Command & Conquer, tentu hal tersebut takkan lepas dari sound design dan musiknya yang epik dan familiar di telinga kita. Usaha EA untuk rekrut kembali Frank Klepacki, komposer orisinal musik serinya untuk kerjakan Command & Conquer: Remastered Collection menjadi pilihan yang sangat baik.

https://www.youtube.com/watch?v=hvkZZQwuNsI

Sangat menggetarkan jiwa bukan?

Frank mengubah musik ikonik gamenya dengan aransemen baru yang masih terasa asyik saat didengarkan. Sebut saja musik ikonik Red Alert yakni Hell March yang miliki banyak sekali versi yang ia kerjakan. Sayangnya, musik-musik tersebut tak bisa diakses melalui menu selain menu jukebox saat memainkan gamenya. Membuat saya cukup kecewa karena saya harus memainkan gamenya terlebih dahulu sebelum bisa menikmati musik sang maestro.

Kesimpulan

Command & Conquer: Remastered Collection merupakan remaster yang berusaha untuk membangkitkan kembali franchisenya dari kubur. Usaha EA, Petroglyph, dan LemonSky untuk mencoba populerkan genre RTS di tengah dominasi game action dan shooter patut diacungi jempol. Mereka bahkan bisa mengerjakannya lebih baik dibanding beberapa game remaster lain yang pada akhirnya cukup flop. Bahwa usaha mereka untuk tidak menjauh dari keotentikan seri orisinalnya, membuat para fans terasa tak dikhianati.

Tampilan visualnya yang oke dengan teknologi AI yang berusaha memodernisasi video jadul lengkap dengan musiknya yang dibuat ulang dengan berbagai versi secara tak langsung berikan sebuah pesan bahwa genre RTS akan segera kembali. Bahwa Command & Conquer masih belum mati dan tetap setia berikan nostalgia dan kebahagiaan bagi para fansnya.

Bonus yang tak pernah dipublikasikan sama sekali oleh Westwood sebelumnya yang ditambahkan juga menjadi sebuah insight tersendiri. Karena dari sini kita bisa mengetahui bagaimana game favorit kita dikerjakan di masa lampau.

Namun sayang, masalah yang terjadi di tahun 90-an tak juga diperbaiki. Sebut saja pemberian komando maupun tidak adanya instruksi untuk melakukan langkah selanjutnya saat misi singleplayer. Tantangannya yang cukup ekstrim karena keterbatasan teknologi membuatmu harus mencoba berbagai langkah tertentu untuk menyelesaikan setiap misinya.

Meskipun begitu, hal tersebut tak menghapus nostalgia dan elemen penting yang ternyata masih tak lekang oleh waktu meskipun dimainkan di zaman modern. Khususnya bagi para fans lawas. Sementara fans baru akan bisa mendapatkan gambaran sejauh mana gamenya berkembang dengan memainkan game bersejarah yang satu ini.

Saya sangat menyarankanmu para fans lawas untuk memainkan Command & Conquer: Remastered Collection jika kamu ingin mengecap manisnya kejayaan di masa lampau dengan tampilan visual yang lebih modern. Sementara kamu yang tak memiliki minat pada game strategi berbalut manajemen dengan konsekuensi tinggi, maupun tidak tertantang dengan tantangan sulit dan lebih mudah menyerah karena keterbatasan teknologi kala itu. Alangkah lebih baik tidak menyentuhnya, sebelum mungkin stres dan merasa super bosan dengannya.

Exit mobile version