Game terkini dari kreator video game ternama Hideo Kojima, yaitu Death Stranding menghadirkan cerita dan gameplay yang sedikit berbeda dengan genre open world pada umumnya. Game ini menghadirkan sebuah cerita fiksi yang bertemakan “menghubungkan kembali” koneksi antar manusia di dunia yang telah hancur.
Pada saat pertama kali diumumkan, game ini mendapatkan antusias tinggi dari para gamer mengingat ini adalah video game pertama Kojima setelah keluar dari Konami. Death Stranding buatan Kojima Productions ini memberikan informasi yang sangat minim mengenai cerita dan juga gameplay-nya yang membuat orang penasaran.
Lalu ketika game ini rilis pertama kali untuk platform PS4 pada 8 November 2019, Death Stranding mendapatkan kritikan pro dan kontra mengenai gameplay-nya. Banyak yang bilang Death Stranding memiliki dunia yang terlalu kosong dan juga sepi untuk sebuah genre open world. Belum lagi gameplay-nya yang disebut sebagai walking simulator yang terlalu repetitive atau berulang membuat beberapa gamer cepat merasa bosan.
2 tahun kemudian sejak game ini rilis, Death Stranding Director’s Cut pun dirilis untuk platform PS5. Versi ini menghadirkan berbagai penambahan konten baru dan fitur untuk membantu pemain di dunia Death Stranding. Sama seperti versi sebelumnya, game ini tampaknya tidak lepas dari kritikan dari gamer mengenai betapa kosongnya dunia Death Stranding sebagai sebuah game open world.
Pada kesempatan kali ini, saya mendapatkan kesempatan untuk mencoba Death Stranding Director’s Cut dan memberikan tanggapan pribadi melalui review pada game ini berdasarkan pengalaman bermain untuk para pembaca. Apa saja perbedaan game Death Stranding versi awal dengan versi Director’s Cut? Apakah game ini masih menghadirkan gameplay yang repetitive dan bikin bosan para pemain?
Semua pertanyaan tersebut akan saya jawab lewat review Death Stranding Director’s Cut ini. Baiklah mari kita mulai saja pembahasannya!
Daftar isi
Berjalan 60FPS dengan Lancar
Hal pertama yang paling mencolok dalam game ini pada saat memasuki intro cerita adalah game ini hadir dengan 60FPS. Bagi kalian yang belum tahu, Death Stranding versi sebelumnya yang rilis untuk PS4 hanya terbatas sampai 30FPS saja, tetapi game tersebut berjalan dengan lancar.
Ternyata hal ini membuat beberapa gamer sedikit kecewa dengan keterbatasan tersebut. Sementara untuk versi PC, Death Stranding dapat berjalan dengan 60FPS. Mungkin karena masukan tersebut, Kojima Productions akhirnya merilis versi Director’s Cut untuk platform PS5.
Kembali ke topik utama kita, Death Stranding Director’s Cut hadir dengan 60FPS yang sangat lancar. Tidak banyak kalian menemukan game ini memiliki penurunan FPS pada saat bermain dengan resolusi 4K, baik itu pada saat perjalanan tenang maupun menghadapi musuh.
Peningkatan Grafis yang Semakin Bikin Kagum
Untuk grafis game-nya sendiri, kalian tidak perlu meragukannya. Death Stranding Director’s Cut menghadirkan penampilan grafis yang semakin bagus dari versi sebelumnya yang ada di platform PS4. Dengan memanfaatkan Decima Engine milik Guerilla Games di platform PS5, Death Stranding Director’s Cut hadir dengan peningkatan grafis yang luar biasa.
Setiap objek dan karakter dalam game ini terlihat sangat detil. Pemandangan alamnya pun terlihat sama menakjubkannya dengan versi game sebelumnya. Jadi untuk masalah grafis kalian tidak perlu khawatir pada game ini.
Fitur Gameplay yang Terlalu Inovatif dan Menjadi Repetitif
Selanjutnya saya akan membahas penilaian saya terhadap Death Stranding Director’s Cut dari segi gameplay. Sama dengan versi sebelumnya, game ini menghadirkan hampir seluruh gameplay mengantarkan paket dari titik A ke titik B. Setiap paket memiliki kondisi yang harus kalian perhatikan untuk menjaga nilai rating ketika menyelesaikan misi.
Rute perjalanannya sendiri bisa kalian pilih secara bebas, apakalah kalian akan menerobos bukit dengan tanjakan tinggi atau kalian akan memutari bukit tersebut tapi harus melewati sarang makhluk misterius bernama BT ataupun persembunyikan kelompok teroris. Setiap kondisi jalan yang kalian lalui harus selalu diperhatikan, seperti jalan bebatuan, kedalaman sungai dan juga tekstur tanah.
Game ini juga membuat kalian harus memperhatikan kondisi cuaca dimana air yang turun dapat mempercepat proses penuaan pada makhluk hidup. Hal ini juga berlaku terhadap durability dari barang ataupun paket yang kalian bawa.
Beberapa elemen yang saya jelaskan di atas menjadi poin penting dari fitur gameplay Death Stranding. Masih banyak hal elemen penting pada gameplay, yaitu keseimbangan membawa barang, posisi letak barang yang dibawa, fituc combat dan lainnya.
Banyaknya fitur gameplay dalam Death Stranding dianggap terlalu inovatif untuk sebuah video game. 2-4 jam pertama kalian akan menghabiskan waktu untuk beradaptasi terhadap semua fitur gameplay tersebut untuk membiasakan diri sebagai seorang kurir paket.
Banyaknya fitur tersebut masih tidak bisa menutupi secara total bagaimana game Death Stranding memiliki dunia yang terasa hampa bahkan untuk sebuah game ber-genre open world. Bahkan kekosongan dunia game ini mirip seperti game buatan Hideo Kojima sebelumnya, yaitu Metal Gear Soild V: The Phantom Pain.
Beberapa titik poin memang kita akan menghadapi berbagai kondisi seperti menghadapi pasukan teroris Homo Demens dan makhluk BT. Terkadang juga kalian akan menemukan situasi random yang merupakan trigger dari cerita yang berjalan. Tapi tetap saja, hampir sebagian gameplay, kalian akan menemukan momen berjalan kaki sendiri membawa paket dengan alunan lagu lembut dari soundtrack.
Cerita dan Teori Unik Mengenai Sosiologi dan Science yang Ada di Death Stranding
Sama dengan game buatan Hideo Kojima sebelumnya, Death Stranding menghadirkan cerita fiksi yang kompleks dengan berbagai teori-teori unik dalam berbagai cabang ilmu penelitian. Dalam hal ini, Death Stranding ataupun Death Stranding Director’s Cut berfokus pada bagaimana sosiologi manusia dalam mencoba menghubungkan kembali hubungan mereka yang terputus akibat kondisi kehancuran dunia.
Setiap dialog dan latar belakang cerita Death Stranding tidak akan lepas bagaimana karakter utama Sam Porter berusaha pasrah dengan kondisi dunia dimana umat manusia berusaha memutus tali persaudaraan mereka. Sam sendiri terpaksa ikut membantu menghubungkan kembali koneksi tersebut karena permintaan seseorang yang berusaha menyatukan kembali hubungan antar manusia. Para karakter pun memiliki latar belakang dan tujuan mereka masing-masing, baik itu dari pihak baik maupun pihak teroris dalam game ini.
Video game yang memiliki cerita kompleks seperti ini sudah menjadi ciri khas Hideo Kojima sendiri dimana dia dulunya memiliki cita-cita sebagai pembuat film. Death Stranding seakan-akan hadir sebagai sebuah game dimana dirinya mencurahkan semua ide dia apabila menjadi seorang pembuat film dan juga kreator game menjadi satu. Belum lagi dengan banyaknya aktor dan aktris film ternama yang ikut berperan dalam game ini.
Saya sendiri tidak lepas menikmati momen “film” dalam game Death Stranding dengan meletakkan stik PS ke meja. Bahkan secara tidak sadar, setiap scene pada game ini bisa memakan waktu setengah jam dengan dialog yang panjang dari tiap karakter.
Konten Tambahan dan Perbedaan Death Stranding Director’s Cut dengan Versi Sebelumnya
Jika kalian bertanya, apa saja konten tambahan dan yang berbeda dari Death Stranding Director’s Cut dengan versi sebelumnya? Berikut ini beberapa poin yang saya temukan mengenai konten tambahan dan perbedaan game ini dengan versi sebelumnya:
- Grafis dengan resolusi 4K dan berjalan dengan 60FPS dengan lancar di PS5.
- Banyak opsi penambahan kustomisasi pada karakter Sam dan BB.
- Sam bisa beristirahat dimana saja tanpa perlu lokasi checkpoint tertentu,
- Minuman Monster Energy diganti dengan minuman original Bridge Energy di game.
- Semua konten khusus Death Stranding di PC hadir pada versi Director’s Cut.
- Jalan raya kini bisa dibangun melewati area bukit dan pegunungan.
- Fitur combat menghadapi musuh diperdalam dengan menghadirkan senjata seperti Maser Gun.
- Tempat untuk tutorial fitur combat pada game bisa kalian temukan di opsi yang sama pada Terminal kalian temukan Private Room untuk beristirahat.
- Berbagai equipment baru membantu dalam mengantar paket.
- dan masih banyak lagi.
Kesimpulan: Video Game yang Terlalu Fokus dengan Konsep dan Inovatif Sehingga Kurang Cocok untuk Beberapa Kalangan Gamer
Saya mulai memberikan penilaian berdasarkan review Death Stranding Director’s Cut dari pengalaman bermain. Jika menurut saya pribadi sebagai penggemar Hideo Kojima, game ini bagus. Death Stranding maupun versi Director’s Cut menghadirkan fitur yang inovatif dan jarang digunakan pada video game lainnya. Jika berdasarkan sudut pandang gamer secara umum, game ini bisa membuat mereka cepat merasa bosan.
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, game ini terlalu memberikan fitur gameplay yang inovatif dan berbeda dengan game lainnya. Dari awal pengumuman sampai game-nya rilis, Death Stranding terlalu menitikberatkan pada banyaknya konsep game sesuai ideologi Hideo Kojima. Pada akhirnya game ini memiliki celah dimana game open world ini memiliki kekosongan yang terlalu kental dalam dunianya.
Okelah kalau kekosongan itu sesuai dengan tema cerita Death Stranding. Tapi hal ini akan menjadi hal yang kurang disukai untuk para gamer yang menginginkan sebuah open world yang penuh dengan berbagai aktifitas bisa dilakukan pemain. Contohnya saja seperti game GTA V dan The Legend of Zelda: Breath of the Wild. Bisa dibilang game ini tidak cocok untuk gamer yang menginginkan game open world seperti itu.
Itulah review Death Stranding Director’s Cut berdasarkan pengalaman pribadi saya memainkan game-nya. Bagaimana menurut kalian? Apakah game ini membosankan untuk sebuah video game buatan Hideo Kojima?
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Death Stranding, Hideo Kojima, Game Review atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com