Review Desperados III — Tetap Menantang Walau Stagnan

Desperados 3 Cover

Mendengar game bergenre Stealth mungkin akan langsung mengingatkanmu pada game-game seperti Hitman, Metal Gear Solid dan lain-lain. Namun jika kamu gamer zaman old, mungkin mengetahui game-game seperti serial Commandos dan Desperados yang menawarkan pengalaman bermain Stealth yang cukup unik.

Pada zaman modern ini, kedigdayaan game stealth Commandos dan Desperados lahir dalam game bertajuk Shadow Tactics keluaran tahun 2016 garapan developer Mimimi Games. Dan beberapa minggu yang lalu, Mimimi Games ternyata kembali dipercaya untuk menghadirkan game Desperados baru, berjudul Desperados III setelah serialnya terakhir kali muncul pada 2007.

Sebagai penyuka game Stealth yang cenderung perlu memiliki perencanaan dan bermain secara sabar, tentu saya tertarik untuk mencobanya lebih dalam. Sekitar hampir 30 jam memainkannya, saya cukup dibuat terpesona dengan permainan yang ditawarkan, namun ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan terutama jika kamu pernah memainkan game-game pendahulunya.

Perlu diketahui juga bahwa saya tidak pernah memainkan secara langsung game-game Desperados ataupun Commandos zaman old. Namun saya memainkan game Shadow Tactics yang secara personal saya anggap sebagai Game of the Year 2016. Maka dari itu review ini akan cenderung membandingkan Desperados III dengan Shadow Tactics saja.

Menyelami kembali masa lalu John Cooper

Desperados III kembali memiliki fokus penceritaan pada karakter John Cooper, namun kali ini kamu akan dibawa ke beberapa tahun sebelum kejadian Desperados pertama, kedua maupun Helldorado. Kamu akan menyelami sedikit masa kecil Cooper, serta memahami ambisinya dalam membalaskan dendam yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Cerita dibuka dengan Cooper yang membantu ayahnya, James Cooper dalam memburu seorang kriminal bernama Frank. Sampai pertengahan, James menyuruh Cooper untuk bersembunyi sampai ia kembali menyelesaikan perburuannya. Namun Cooper bersikeras bahwa ia sudah siap dan meminta ayahnya untuk memberikannya revolver. James menjelaskan bahwa Cooper belumlah siap untuk menggunakan revolver, kemudian menyuruhnya untuk berlatih melempar pisau hingga menancap tepat pada sasaran, baru pada saat itulah Cooper siap untuk menembakkan sebuah revolver. Singkat cerita, James gagal dalam memburu Frank, dan Cooper berambisi untuk menyelesaikan perburuan ayahnya tersebut.

Bertahun-tahun berlalu sudah, namun dendam yang dimiliki oleh John untuk memburu Frank masih sangat membara. Ia terus mengejar Frank dari satu tempat ke tempat lain. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan beberapa orang yang menjadi rekannya di game-game sebelumnya, seperti Doc McCoy yang John temui saat keretanya dirampok oleh sekumpulan bandit, kemudian Kate O’Hara yang John bantu kabur dari pernikahannya. Kemudian dua karakter baru yang khusus muncul dalam Desperados III adalah Hector Mendoza yang telah berteman sejak Cooper masih kecil, serta Isabelle Moreau yang merupakan seorang dukun voodoo yang menyelamatkan Cooper saat terjebak di sisir sungai Missisipi.

Kelima karakter utama tersebut bisa dibilang miliki tujuan yang sejalan, Cooper yang ingin membalaskan dendam kepada Frank, Kate yang ingin menghancurkan DeVitt Company tempat dimana Frank dipekerjakan sebagai ‘tukang pukul’, kemudian Isabelle yang mencoba menyelamatkan temannya yang ditangkap oleh Frank. Hector hanya ingin membantu Cooper merealisasikan ambisinya, kemudian McCoy sebenarnya tidak miliki tujuan khusus, ia hanya ikut karena dibayar, namun tercipta hubungan pertemanan antara mereka seiring berjalannya permainan.

Warisan dari para pendahulunya

Tidak berbeda jauh dari para pendahulunya, Desperados III merupakan game real-time tactical stealth yang dibalut dalam perspektif kamera isometris. Serial Desperados sendiri juga terinspirasi dari serial Commandos, namun Desperados III bisa dibilang lebih mengikuti formula Shadow Tactics karena dikembangkan oleh developer yang sama. Semua game yang saya kemukakan tersebut memiliki beberapa fitur maupun mekanisme utama permainan yang bisa dibilang mirip dan cukup unik sebagai game stealth.

Salah satunya yang cukup mencolok adalah mekanisme spyglass atau jarak pandang musuh-musuhmu yang diperlihatkan dengan bentuk cone sebagai bagian dari fitur permainan, dimana cone tersebut akan berpindah-pindah mengikuti posisi arah hingga gerak-gerik musuhmu. Fungsinya sendiri cukup simpel, jika karaktermu masuk pada cone tersebut, maka musuh akan langsung menyerangmu. Namun cone tersebut dibagi menjadi dua area, yakni area yang berwarna hijau penuh dan area yang bergaris-garis. Karaktermu akan tetap tersembunyi jika sedang menunduk atau meringkuk ketika masuk dalam area cone yang bergaris-garis. Warna cone tersebut akan berubah menjadi kuning jika melihat sesuatu yang mencurigakan, kemudian menjadi merah jika mengetahui posisi karaktermu.

Mekanisme cone tersebut maupun sajian keseluruan permainan pada Desperados III tentu menjadi lebih kompleks lagi daripada game-game pendahulunya, atau setidaknya cukup kompleks seperti Shadow Tactics. Seperti hadirnya tipe-tipe musuh baru, bahkan tipe civilian atau warga biasa yang cenderung netral, kemudian area permainan yang lebih luas di tiap levelnya, serta lingkungan yang bisa lebih dimanfaatkan lagi untuk menyelesaikan berbagai misi yang ada.

Lima melawan banyak

Satu ide yang juga didorong oleh game Desperados III maupun para pendahulunya adalah “sendiri melawan banyak”. Dalam hal ini, selama permainan berlangsung kita hanya menggunakan maksimal lima karakter yang sudah saya kemukakan sebelumnya, dan harus melawan puluhan musuh di tiap levelnya. Walau demikian tiap karakter-karakter tersebut miliki kemampuannya masing-masing yang bisa dimanfaatkan sesuai dengan kreativitasmu.

Cooper miliki pisau yang bisa dipakai untuk melee kill musuh dalam jarak dekat, namun juga bisa dilempar untuk menghabisi musuh dalam jarak jauh. Kamu perlu mengambil kembali pisau yang terlempar jika ingin menggunakan kembali kemampuan melee kill. Kemudian Cooper juga miliki koin untuk mendikstraksi musuh, serta dua revolver untuk menghabisi dua musuh sekaligus.

McCoy diperlengkapi dengan sebuah suntikan untuk melakukan melee kill. Namun yang menjadi ciri khasnya adalah sebuah revolver khusus yang berfungsi sebagai sniper untuk menembak jarak jauh, serta tas dokternya yang bisa dipakai untuk mendikstraksi musuh dan mengeluarkan semacam gas yang akan meledak dan membatasi pengelihatan musuh yang mengotak-atik tasnya. Selain itu McCoy juga punya semacam botol dengan cairan khusus yang bisa dilemparkan dan akan mengeluarkan semacam gas yang membuat musuh yang berada dalam area jangkauannya tertidur. Tidak ketinggalan sebagai dokter, McCoy juga miliki perban untuk menyembuhkan luka.

Hector dipersenjatai kapak yang bisa dipakai untuk melee kill musuh dalam jarak dekat. Namun yang menjadi senjata utama Hector adalah Bianca atau sebuah perangkap beruang yang mematikan, yang biasanya digabungkan dengan kemampuan bersiulnya untuk menggiring musuh ke suatu tempat. Tidak ketinggalan, Hector juga miliki sawed-off shotgun yang dapat membunuh berbagai musuh yang berada dalam jarak tembaknya, serta minuman alkohol yang juga dapat menyembuhkan luka yang Hector terima.

Ketika karakter lainnya miliki kemampuan yang yang ofensif, Kate berperan sebagai pengalih perhatian karena kemampuan utamanya yang bisa menyamar jika menemukan pakaian tertentu. Ketika sudah menyamar, maka Kate bisa memasuki area musuh menggoda beberapa musuh yang ada, bahkan menggiring mereka ke suatu tempat. Kate juga dipersenjatai dengan sebuah revolver kecil, serta parfum yang bisa lemparkan untuk membatasi pengelihatan musuh selama beberapa saat. Kate tidak miliki senjata melee yang dapat membunuh musuh secara langsung, namun ia bisa menendang untuk membuat musuh tak sadarkan diri.

Isabelle sebagai dukun miliki kemampuan-kemampuan mistis, yakni mengendalikan pikiran musuh untuk melakukan suatu aksi atau bahkan menembak kawannya sendiri, kemudian sebuah kemampuan yang akan menghubungkan jiwa dua orang sekaligus, sehingga apa yang terjadi kepada salah satunya juga akan terjadi kepada jiwa yang terhubung dengannya. Isabelle juga memiliki sebuah sabit untuk melakukan melee kill dalam jarak dekat, kemudian ia juga membawa kucing yang dapat mendikstraksi musuh, serta dedaunan yang dapat menyembuhkan luka.

Tidak sampai disitu, tiap karakter miliki perbedaan lainnya selain kemampuan aktifnya masing-masing. Sebagai contoh; Cooper dapat melakukan melee kill paling cepat jika dibandingkan dengan karakter lain, Hector satu-satunya yang dapat menggotong dua tubuh sekaligus, McCoy yang dapat membobol pintu terkunci, Kate bisa mencuri sesuatu dari musuh ataupun warga biasa, dan Isabelle yang dapa bergerak paling cepat dari semua karakter yang ada (red). Kemampuan-kemampuan para karaktermu juga memiliki cooldown yang berbeda-beda setelah digunakan.

Kelima karakter dengan kemampuannya masing-masing tersebut perlu kamu manfaatkan sebaik mungkin untuk melawan beberapa tipe musuh yang juga memiliki keunikannya sendiri. Mulai dari musuh tipe Gunman dan Thug yang bisa ditaklukan dengan mudah, kemudian tipe Ponchos yang tidak bisa terdikstraksikan perhatiannya, kecuali jika digoda oleh Kate yang sedang menyamar, serta yang paling sulit adalah Long Coats, dimana musuh tipe satu ini tidak bisa dihabisi secara langsung kecuali oleh Hector, atau memerlukan dua karakter dimana yang satu perlu melukainya atau membuatnya terkena stun terlebih dahulu, kemudian yang satunya harus menghabisinya dari samping atau belakang. Tidak ketinggalan, Long Coats juga mampu mendeteksi Kate yang sedang menyamar. Yang terakhir adalah hewan anjing yang sesungguhnya punya jarak pandang yang pendek, namun ia bisa mendeteksi karaktermu yang tersembunyi dimanapun, seperti dibalik semak-semak misalnya.

Musuh-musuh tersebut akan tersebar di berbagai tempat yang ada, namun ada juga yang berpatroli dan ada juga yang melakukan aktivitas lain yang perlu diperhatikan. Terkecuali untuk Ponchos, dimana tipe musuh yang tidak bisa terdikstraksi ini cenderung berdiam di satu tempat saja dan juga sering ditemukan di atap-atap atau menara.

Tiap ‘belokan’ terasa seperti Puzzle

Tentu bukan belokan ataupun puzzle secara literal, namun tiap level yang disajikan bisa dibilang terbagi menjadi berbagai area yang mungkin perlu kamu tuntaskan terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke area berikutnya. Setiap miliki pola penempatan musuh yang beragam dengan aktivitasnya masing-masing seperti yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya, sehingga tiap area yang perlu kamu lewati membutuhkan penyelesaian yang berbeda satu sama lain.

Tiap area biasanya juga memiliki beberapa elemen permainan yang bisa kamu manfaatkan, seperti semak-semak tempatmu bersembunyi atau menyembunyikan tubuh musuh yang kamu habisi, hingga fasilitas-fasilitas yang bisa kamu otak-atik untuk menghabisi musuh. Pada beberapa area bahkan hadir kotak berisi peluru yang bisa kamu ambil, namun perlu diperhatikan bahwa tiap karakter memiliki jenis peluru yang berbeda.

Walau terkesan seperti dibagi-bagi, area-area tersebut biasanya dihubungkan dengan musuh yang berpatroli dari satu area ke area lain, ataupun masuk dalam jarak pandang musuh Ponchos yang berada di tempat tinggi. Perencanaan matang, timing yang tepat dan tentunya kreativitasmu dalam memanfaatkan kemampuan-kemampuan karaktermu untuk menyelesaikan sebuah area yang ada akan diuji secara mendalam dalam game ini. Dari pengalaman pribadi, menyelesaikan satu area kecil saja terkadang bisa memakan waktu sampai 10 menit atau lebih, dan area yang cukup besar dan ramai bisa sampai satu jam.

Perlu diketahui juga bahwa tidak setiap area adalah area yang berbahaya, terdapat juga area-area yang bisa terbilang netral dan aman dimana musuh akan menghiraukanmu selama tidak melakukan aksi yang memprovokasi musuh atau ilegal secara umum. Area-area ini dibatasi dengan garis berwarna pada akses masuknya, seperti garis merah yang artinya berbahay dan penuh musuh yang siap menembakmu, kemudian garis biru yang artinya aman dan biasanya penuh dengan warga biasa.

“Big Brain” dengan mode Showdown

Game susah tidak melulu harus seperti Dark Souls yang memerlukan reflek yang terlatih untuk melewati semua tantangannya. Game Desperados III sendiri bisa dibilang sulitnya terasa seperti menyelesaikan sebuah puzzle kompleks. Dalam hal ini, persiapan matang perlu dilakukan seperti mengetahui posisi-posisi musuh, jarak pandang masing-masing musuh yang ada, timing patroli musuh, mencari posisi yang tepat untuk melakukan aksi, kemudian mengeksekusi perencanaan tersebut dalam hitungan detik, bahkan sampai menyembunyikan semua tubuh musuh yang kamu habisi agar tidak ketahuan musuh lainnya.

Sebagai game koboi, kamu mungkin tergoda untuk menggunakan revolver untuk menghabisi musuh. Namun ketahuilah bahwa tiap aksi yang kamu lakukan miliki jangkauan suara (berbentuk bulat dan berwarna biru) yang bisa terdengar oleh musuhmu. Dalam hal ini, revolver benar-benar miliki jangkauan suara tembakan yang sangat luas, terutama shotgun milik Hector. Hal ini tentunya membuatmu berpikir apakah sebaiknya melakukan pendekatan secara barbar atau secara diam-diam.

Pada umumnya, musuh yang melihat sebuah mayat yang mati tidak secara natural akan langsung membuat alert musuh-musuh yang ada dalam area tersebut, bahkan memanggil tiga musuh baru dari Guard House yang akan aktif berpatroli di sekitar kejadian perkara. Hal ini juga berlaku ketika musuh yang mendengar suara tembakan dari karaktermu, kecuali musuh yang menembak karena dikendalikan oleh Isabelle (red). Musuh yang mati karena “kecelakaan” biasanya akan membuat musuh yang melihatnya memeriksa tkp sebentar dan kembali ke posisinya tanpa membuat alert area sekitar.

Saya sendiri bisa terbilang cukup jarang menggunakan revolver untuk menghabisi musuh, kecuali McCoy yang bisa mengincar musuh jarak jauh, biasanya Ponchos yang berdiri di atas menara atau gedung. McCoy dan Kate untungnya miliki revolver dengan jangkauan suara tembakan yang tidak terlalu luas, sehingga kedua karakter ini yang setidaknya paling sering saya pakai revolvernya senjatanya. Tidak ketinggalan, tiap revolver memiliki peluru yang terbatas, namun bisa kamu temukan di tempat-tempat tertentu seperti yang telah saya kemukakan pada poin sebelumnya.

Walau demikian, ada beberapa situasi dimana menggunakan revolver bahkan Shotgun memang diperlukan, namun saya harus memastikan bahwa semua musuh yang berada dalam jangkauan suara tembakan juga tersingkirkan. Desperados miliki mode Showdown yang semacam membuat permainan berhenti mirip pause, namun kamu tetap bisa membuat karaktermu-karaktermu menargetkan kemampuannya kepada musuh yang ada. Setelah itu kamu bisa memilih untuk mengeksekusi kemampuan-kemampuan tersebut secara bersamaan, atau melanjutkan kembali permainan dan mengaktifkannya tiap aksi secara manual melalui tombol yang sudah ditetapkan. Namun tiap karakter hanya bisa menggunakan satu aksi melalui mode Showdown, kecuali Cooper dengan dua revolvernya yang memang bisa digunakan bersamaan.

Seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya, dalam game ini kamu mungkin akan lebih banyak melakukan perencanaan; mempelajari posisi-posisi musuh, mencari timing yang tepat, hingga menempatkan karakter-karaktermu secara perlahan. Mode Showdown ini tentunya membantumu untuk mengeksekusi perencanaanmu tersebut dan menghabisi musuh dalam beberapa detik. Kepuasan yang muncul setelah pusing menyusun rencana, kemudian mengeksekusi perencanaan tersebut dengan matang dalam hitungan detik tanpa ketahuan sedikitpun benar-benar tak ternilai.

Replaybility yang tinggi

Kamu yang perfeksionis dan mungkin juga masokis, Desperados III hadirkan serangkaian tantangan yang bisa kamu selesaikan pada tiap levelnya. Seperti tidak menggunakan kemampuan tertentu, tidak membunuh musuh kecuali target, dan berbagai tantangan-tantangan bikin otak panas lainnya. Tidak ketinggalan, terdapat juga beberapa level yang miliki dua jalur berbeda yang bisa kamu pilih, dan untuk menyelesaikan keduanya tentu kamu harus mengulang levelnya.

Namun bagi developer, tantangan-tantangan yang memeras otak tersebut ternyata belum cukup. Terdapat tantangan lainnya bernama Baron’s Challenges yang akan terbuka seiring berjalannya cerita. Tantangan dari sang Baron ini akan membuatmu kembali ke salah satu level yang ada, namun menggunakan karakter-karakter berbeda dan objektif yang berbeda dari misi originalnya. Sang developer juga menyatakan bahwa mereka akan terus menambahkan berbagai Baron’s Challenges baru di waktu mendatang secara gratis.

Satu hal yang nggak kalah menarik dari Desperados III adalah hadirnya fitur Replay Screen, dimana kamu dapat menyaksikan perjuanganmu pada sebuah level yang direpresentasikan dalam sebuah layar dan ikon-ikon simpel seperti yang bisa kamu lihat di bawah ini. Kamu tentunya bisa memanfaatkan Replay Screen tersebut untuk menganalisa kembali rute-rute yang kamu ambil ataupun membagikannya kepada orang lain untuk dipamerkan atau dijadikan bahan diskusi untuk speedrun misalnya.

Quicksave dan Quickload terasa sangat artificial

Satu hal yang saya kurang suka dari Desperados III, bahkan pada game Shadow Tactics pendahulunya, adalah bagaimana sang developer mendorong pemainnya untuk menggunakan Quickload dan Quicksave ketika pemain merasa melakukan sesuatu yang salah sebagai bagian dari permainan. Hal ini tentu juga terjadi kepada game-game pendahulunya, namun di zaman yang sudah modern ini, menggunakan Quicksave dan Quickload ketika mengalami kegagalan justru terkesan sangat artificial dan malah terlihat seperti Savescum.

Persoalan ini juga terkesan seperti tidak ada hukuman yang bikin jera para pemainnya yang terlalu tergesa-gesa atau tidak memiliki perencanaan matang. Walau saya sendiri juga memanfaatkan fitur ini berkali-kali, saya tetap berharap kedepannya ada fitur ‘mengulang’ setidaknya beberapa langkah sebelumnya yang dapat diimplementasikan lebih baik dan tidak merusak ke-immersive-an permainan.

Terkesan seperti jiplakan Shadow Tactics

Walau memang telah berkembang cukup jauh daripada serial Desperados sebelumnya, pada akhirnya kebanyakan fitur yang hadir di dalam Desperados III terkesan seperti jiplakan, atau setidaknya terlihat mencoba meniru kedigdayaan game Shadow Tactics.

Seperti yang saya sebutkan di awal, saya sendiri sangat menyukai game Shadow Tactics, bahkan menganggap bahwa game tersebut merupakan salah satu game Stealth terbaik bagi saya hingga saat ini. Menggunakan kembali formula yang sudah bagus ke game berikutnya yang dibuat oleh sang developer tentu sah-sah saja, dan sayapun tetap bisa menikmatinya. Namun jika formula tersebut benar-benar mirip dan minim inovasi tentu saja akan terasa stagnan.

Salah satunya yang terlihat dengan jelas adalah karakter-karakter Desperados III yang bisa dibilang menggunakan ulang kemampuan-kemampuan para karakter dari game-game pendahulunya, namun saya hanya akan membandingkannya dengan karakter Shadow Tactics saja.

Cooper memiliki serangkaian kemampuan yang sama dengan Hayato, seperti melempar pisau dengan melempar shuriken, melempar koin dengan melempar batu, yang membedakan hanyalah Hayato memiliki Ninjato untuk melee kill, sedangkan Cooper memerlukan pisaunya untuk melee kill yang harus diambil kembali jika dilemparkan ke musuh. Hector memiliki taktik permainan yang kurang lebih sama dengan Yuki, yakni menggunakan perangkap dan dikstraksi berupa suara siulan untuk Hector dan suling untuk Yuki. McCoy juga terbilang mirip dengan Takuma, dimana menggunakan senjata sniper untuk menghabisi musuh jarak jauh, kemudian sama-sama memiliki semacam bom yang bisa membuat musuh tak sadarkan diri selama beberapa saat. Kate juga bisa dibilang benar-benar mirip dengan Aiko yang bisa menyamar, mengalihkan perhatian musuh, bahkan semacam botol berisikan cairan, atau parfum untuk Kate yang dapat membatasi jarak pandang musuh yang terkena cairan atau parfum tersebut, dan yang membedakan adalah Aiko memiliki jepit rambut yang bisa digunakan untuk melee kill. Kemampuan yang benar-benar baru datang dari Isabelle saja, kecuali kucingnya yang kurang lebih miliki fungsi sama dengan rakun miliki Takuma.

Tidak hanya karakternya, tipe musuhnya pun terbilang miliki kemampuan yang sama, Gunman mirip dengan Soldier sebagai tipe musuh paling mudah dihabisi, Ponchos mirip dengan Straw Hat yang sama-sama sulit terdikstraksi, dan Long Coats mirip dengan Samurai yang sulit dihabisi dan mampu melihat penyamaran.

Satu hal lainnya ini mungkin bisa dibilang nitpicking dari saya, yakni beberapa penyajian level di Desperados III yang sama dengan Shadow Tactics, salah satunya adalah ketika muncul misi dimana kamu akan menggerakan 4 karakter, namun dibagi menjadi dua tim yang bergerak dari tempat yang berbeda dan bertemu di tengah-tengah. Not necessarily a bad thing, namun hal ini justru memperkuat asumsi saya akan Desperados III yang terlihat ingin meniru kesuksesan Shadow Tactics.

Detail-detail yang perlu diapresiasi

Terlepas dari minimnya inovasi gameplay yang hadir dalam Desperados III, tentu ada beberapa detail yang patut diapresiasi. Sebagai game yang menggunakan perspektif kamera isometris, memang agak sulit melihat ekspresi yang coba diutarakan para karakter, sehingga cerita yang disajikanpun terasa tidak ada yang terlalu spesial. Walau demikian, sang developer kini menggunakan Motion Capture untuk membuat lebih hidup para karakter-karakternya, sehingga animasi berbagai gerakan dan interaksi antar karakternya terlihat sangat smooth dan tetap memanjakan mata walau hadir secara isometris.

Tidak hanya dari cutscene yang enak dilihat dimata, dunia permainan yang dihadirkan juga terlihat cukup detail dalam perspektif isometris. Tiap levelnya didesain dengan sangat baik dan sangat beragam, dimana tiap tempat yang kamu kunjungi miliki suasana yang berbeda-beda dan terkesan begitu hidup.

Tersedia beberapa option untuk mengotak-atik tingkat kesulitan lebih buat kamu yang merasa kurang tantangan atau sebaliknya. Hadir juga option Cheat buat kamu yang memang sulit untuk memainkan game ini secara big brain atau memanfaatkannya untuk mempelajari mekanisme permainan seperti gerak-gerik musuh misalnya, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk membuat rute speedrun.

Tidak ketinggalan, hadir juga option aksesibilitas buat kamu yang mengidap buta warna. Hal-hal kecil seperti ini tentunya patut diapresiasi karena berikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk tetap mampu menikmati permainan

Kesimpulan

Pada akhirnya pengalaman yang ditawarkan dalam Desperados III tidak berbeda jauh dengan apa yang ditawarkan dalam Shadow Tactics, dimana tetap menyenangkan dan tetap menantang walau memang terasa stagnan.

Terlepas dari itu semua, kamu yang suka game-game strategi ataupun game stealth yang membutuhkan big brain, bikin kesal namun berikan kepuasan tak ternilai saat perencanaan matang tereksekusi dengan baik, maka Desperados III merupakan game yang cocok untukmu.


Baca juga informasi menarik lainnya terkait game Desperados III atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version