Disclaimer: saya sendiri baru pertama kali memainkan seri dari Digimon story ini, namun sebelumnya saya pernah memainkan Digimon World series.
Intro
Digimon Hackers Memory adalah game JRPG (Japanese role-playing game) yang memiliki setting tempat di Shibuya, Jepang di masa depan. Game ini merupakan sequel dari pendahulunya yaitu Digimon Story: Cyber Sleuth. Meskipun memiliki realm yang sama, Hackers Memory memiliki protagonis yang berbeda dan memiliki plot cerita yang baru pula. Game ini memiliki sistem fighting Turn based dengan sentuhan Rock-Paper-Scissor, sistem pertarungan pada game ini akan membuat kalian tak asing jika kalian sempat memainkan Pokemon franchise, seperti Pokemon Ruby, atau Pokemon Shapire. Berbeda dengan pendahulunya yaitu Digimon World, Digimon Story Hackers Memory ini lebih bisa dikonsumsi oleh konsumen remaja hingga dewasa dari segi percakapan dan juga art.
Awal story ini bermula
Kita akan menjadi seorang protagonis yang masih remaja bernama Keisuke. Pada masa itu hampir seluruh lini kehidupan masyarakat sudah cukup modern, semua kegiatan masyarakat hampir bergantung pada internet. Didalam internet itu sendiri terdapat tempat virtual dimana orang bisa memindahkah kesadaranya kedalam sebuah tempat disebut EDEN (Mirip Plot SAO ey).
EDEN sendiri bukan hanya menjadi tempat bagi orang-orang baik untuk berinteraksi, namun sekelompok/individu yang melawan aturan normalitas juga berkumpul disana. Lantas siapa Keisuke ? Keisuke adalah salah satu korban pencurian akun yang dilakukan oleh jaringan hacker pencuri akun yang melakukan hal-hal diluar normalitas . Kenapa keisuke tidak bikin akun lagi? Akun Eden berbeda dengan akun game/sosial media yang kita miliki, akun Eden dipandang selayaknya KTP apabila avatar kalian berubah maka identitas kalian tak lagi dipercaya karena kalian akan dianggap sebagai kriminal yang terus berganti-ganti identitas atau sering disebut hacker.
Pada perjalananya Keisuke akhirnya bergabung dalam sebuah grup hacker yang bertugas sebagai penegak keadilan “The Huddie”. The Huddie sendiri beranggotakan Erika Mishima, Ryuji Mishima, dan Imai Chitose. Di mana Ryuji menjadi menjadi seorang ketua yang bijaksana dan juga sosok paling dewasa dalam kelompok. Tentu pada perjuanganya Keisuke akan menemukan banyak tantangan yang membuat game ini cukup menarik.
Story yang bagus dan tak terduga namun banyak pemborosan
Menjadi salah salah satu game pembuka dengan Heavy story di awal januari ini merupakan beban yang cukup berat dipikul oleh Digimon story ini, penejelasan tiap karakter umumnya menggunakan dialog antar karakter sehingga membuat kita harus menerka percakapan itu baik-baik. Gambaran kota-kota dan juga dunia digital tersebut lebih dijelaskan melalui percakapan dengan NPC sekitar. Peran Keisuke yang menjadi Silent protagonist memiliki daya tarik tersendiri, dimana acab kali ditemui lawan bicara dari Keisuke mengulang pertanyaan dari Keisuke agar para pembaca lebih paham konteks percakapanya, namun kadang anggukan kepala dan juga gerak tubuh sudah cukup menjelaskan maksud tersebut. Tak banyak ditemui joke-joke yang digunakan dalam narasi game ini, mungkin karena game ini bukan mainly genre comedy, sehingga jokes dan juga guyonan kerap hanya menjadi salah satu dialog.
Game ini sukses membawa emosional kepada kami melaui ending yang cukup di eksekusi dengan baik namun akan lebih baik lagi jika game ini mengurangi keruwetan dalam storynya. Perjalanan dalam story ini sering menemui banyak musuh/bos musuh yang kurang ikonik, sehingga story dirasa terlalu bertele-tele karena tak banyak karakter bos yang membuat kita ingat..
Pilihan pada dialog yang menentukan, namun tak berpengaruh kepada ending
Seperti kebanyakan JRPG, jalan cerita pada game ini kebanyakan akan disampaikan melalui dialog dan kalian akan menemui banyak pilihan pada dialog tersebut. Tak perlu khawatir salah memilih jawaban, meskipun kalian akan mendapati alur yang cukup beragam dan juga ekspresi seseorang yang berbeda, namun ending dari game ini tetaplah satu ending saja.
Daftar isi
Grinding ? untuk apa?
Khas dari game JRPG memanglah dari sisi Grinding, banyak orang yang senang terhadap grinding karena feedback yang ia dapat di kemudian hari terasa setimpal dengan perjauanganya, namun banyak orang yang tak merasa demikian pula karena dirasa membuang-buang waktu. Alasan kalian tak perlu terlalu melakukan grinding yang berat adalah karena sistem Turn based pada game ini mengadopsi Sistem Rock-Paper-Siscor, sehingga dirasa tidak perlu terlalu berat melakukan grinding bahkan hampir tidak perlu karena terdapat sistim indikator di mana kalian hanya perlu mengikuti warna dalam menyerang monster sehingga damage yang dihasilkan 2X Lipat. Farm Island juga menjadi salah satu alasan kenapa kalian tak perlu melakukan grinding yang terlalu banyak, maksimal digimon yang bisa bertarung dalam satu pertandingan maksimal hanya 3 sisa digimon yang tidak bisa dibawa bisa kalian tinggal di Farm Island, Farm Island akan membantu kalian menaikan level digimon kalian tanpa harus melawan digimon lain. Meskipun game ini banyak memberi bantuan terhadap player, jangan pernah lupa untuk selalu meng-save game ini, karena jikalau kalian mati maka tidak ada checkpoint, hanya slot save menjadi satu-satunya penyelamat kalian.
Progress digimon yang adiktif
Layaknya memiliki seorang anak yang kalian latih setiap saat, melihatnya tumbuh sukses akan menjadi hadiah yang tak terbayangkan. Pada dunia digimon, Digivolve, adalah menjadi tujuan dari menaikan level Digimon. Developer sepertinya sangat memikirkan mata-matang sistem Digivolve ini, kalian tidak akan tau digimon kalian menjadi seperti apa, karena hanya tersedia sebuah siluet dan juga persayaratan dari digimon masa depan anda. Untuk membuka siluet itu kalian perlu melawan digimon yang bersangkutan berkali-kali hingga kalian mendapat 100% analisis data dari digimon tersebut. Apabila hasil akhir digimon tersebut seperti yang kalian harapkan maka satu dari mimpi kalian tercapai.
Animasi Bertarung yang keren
Pada Digimon Story ini juga tak mau ketinggalan animasi fighting tiap skill digimonya, skill yang terlihat megah dan berbeda antara satu skill dan skill lainya menjadi salah satu senjata untuk menghindarkan para player dari kebosnan. Animasi pada skill ini juga menjadi salah satu reward dari usaha yang telah kira keluarkan untuk melakukan sebuah digivolve. Namun side mission yang repititif dan jurus-jurus dan serangan yang terasa seperti kirim-kiriman cut-scene, bukan digimon menggigit digimon lain, menjadi kelemahan game ini, akibatnya dalam kurun waktu yang panjang seketika saya mematikan opsi animasi menjadi Short karena kebosanan yang saya alami.
Suasana game yang sesuai dunia nyata
Game ini sepertinya berusaha membawa kita ke dunia nyata, ia membawa banyak teori-teori hacking dan menghubungkanya dengan dunia digimon. Tak sedikit juga teori pada dunia komputer yang membuat game ini tak terasa seperti dunia game karena banyak hal yang cukup make sense dan sering kita dengar di telinga kita. Sayangnya detail pada dunia ini hanya sebatas gambar dan dialog, tak banyak yang bisa dijelajahi pada kota ini, objek -objek hanya seperti background tak bisa dijelajahi ataupun kita ajak berinteraksi. Banyak map yang hanya berisi beberapa NPC saja, sehingga map tersebut terasa sangat mubazir. Aquarium pada map pertama menjadi salah satu contoh, map yang sepertinya perlu peningkatan objek untuk interaksi, dan juga perlu di buat suasana antar NPC yang lebih membuat ruangan tersebut hidup.
Easter Egg, secret dan Collectibles tersedia bagi kalian dengan mata jeli.
Easter egg pada game ini sepertinya tak banyak untuk ditemukan atau sulit, namun apabila kalian menemukan salah satu easter egg hal itu menjadi salah satu reward tersendiri. Salah satu Easter Egg tersebut ialah menyinggung beberapa film animasi dan juga game lain seperti The Simpson yang ia samarkan menjadi “The Ssm Sons” jg ada referensi Tekken yang mungkin kalian bisa temukan. Sayangnya Collectibles pada game ini yaitu digimon medals, sangat tidak berguna, kalian bisa mendapatkan collectibles tersebut melalui pertarungan, misi, gacha, dan bisa ditemukan di pojokan tempat. Medal-medal tersebut hanya bisa kalian tukarkan menjadi uang, nilai yang tak seberapa yang bisa didapatkan melalui pertarungan.
Design Karakter Superb, namun progress pada karakter kurang di perhatikan.
Art tiap karakter sangat keren, seperti art Keisuke dan juga Ryuji cukup menggambarkan karakteristik mereka sehingga tak sulit untuk para player untuk cepat beradaptasi bahkan sampai “nge-Fans”dengan sendirinya. Namun tak ada yang sempurna progress pakaian ataupun perkembangan karakter kurang begitu didalami, contohnya sebelum cerita itu bermula sang protagonis sudah mengenakan baju hacker padahal dia sendiri belum menjadi hacker.
System Pertarungan yang biasa saja
Game ini memiliki sistem battle yang terbilang cukup standar, meskipun game ini sepertinya ingin memperrumit sistem Rock-Paper-Scissor namun pada hakikatnya tetaplah kita hanya akan melihat indikator saat menyerang . Dimana indikator tersebut menunjukan warna merah atau biru.
Random battle menjadi ciri khas game JRPG ini, yups hal ini bisa menjadi nilai positif atau negatif tergantung dari siapa pemainya, jika kalian memang sudah terbiasa dengan JRPG tentu hal ini menjadi suatu hal yang sudah ramah namun jika tidak hal ini menjadi gangguan sangat mengganggu apalagi ketika kita sedang berusaha fokus dengan Story yang ditawarkan kita malah diambush digimon-digimon bayi yang entah dari mana asalnya. Sistem Auto pada battlenya juga kurang bisa di andalkan karena digimon kita akan menyerang secara membabi buta menggunakan skillnya tanpa pikir panjang, sehingga saat melawan bos para digimon kita yang jarang berfikir tersebut akan kesulitan mana.
Musik, Voice Actress, yang dipilih cukup cermat
Pemilihan musik pada setiap bagian dan juga pada saat melakukan penjelajahan di dungeon sangat cocok, rasa musik masa depan dicampur sedikit sci-fi tidak membuat bosan untuk bermain lama-lama penempatan pergantian musik dan juga kesesuaian musik dengan tempat tak terasa rancu. Voice Actress atau seiyuu juga sepertinya cocok dengan sifat masing-masing karakter, Ryuuji sepertinya dipilih seiyuu yang suara karakternya berwibawa. Untuk ukuran PS4 pemilihan seiyuu pada title ini cukup berkelas, bukan ala kadarnya.
Side Mission Super repetitif
Ini menjadi poin minus dari game ini, side mission atau yang di game ini sebut Bulletin Board dirasa sangat redup dan hanya bertujuan menambah playtime saja. Misi hanya berkutat pada mengambil misi tertentu, masuk dunia digital, melawan bos, selesai. Variasi dari misi ini kerap kali tak melibatkan tempat-tempat pada map dunia nyata yang telah disediakan, banyak misi yang hanya membuat kalian kembali ke map Eden yang sudah kalian kunjungi dan itu membuat kalian sangat bosan. Sedihnya beberapa side mission perlu kalian selesaikan walaupun hal itu sangat terasa membosankan, padahal side mission itu tidak ada hubunganya dengan main story pada game tersebut.
Conclusion
Game Digimon Story: Cyber Sleuth – Hacker’s Memory bertitik tekan pada narasi dan juga story yang dibangun, hampir seluruh aspek didalam game ini dijelaskan melalui dialog-dialog.
Game ini memiliki nilai, dan juga rasa yang berbeda dari game-game JRPG yang pernah saya mainkan namun game ini juga tidak bisa dibandingkan sebelah mata. Momen yang saya tak bisa lupakan adalah ketika saya berhenti memainkan ini dan mulai berimajinasi, saat itulah saya terus terbayang-bayang bagaimana digimon saya akan berubah lagi.