Indivisible merupakan salah satu game Genre RPG yang mungkin tak akan mudah kalian temukan di luar sana. Sebuah pengalaman yang langka bagaimana sebuah game bisa merubah konsep dari JRPG/RPG menjadi sebuah genre baru dengan gameplay yang terbilang unik. Setiap perjalanan didalam game ini membuat kita mempelajari hal baru yang entah mengapa terskenario secara sistematis. Indivisible secara singkat dapat digambarkan sebagai sebuah game yang tidak memandang ekslusitifas ataupun disasar hanya bagi golongan tertentu. Sesuai bagi penggemar JRPG dan RPG namun juga nyaman dimainkan bagi bukan pecinta kedua genre tersebut. Terdengar seperti game casual atau arcadeish memang, namun begitulah ekosistem yang ditawarkan oleh Indivisible pada awal permainan, dimana dikemudian waktu game ini mulai menunjukan tajinya.
Bercerita tentang seorang gadis remaja hot-head alias menggebu-gebu bernama Ajna, yang dirawat oleh ayahnya bernama Indr. Jalan cerita pada game ini sendiri nyaris tidak ada yang bertele-tele, misteri yang menyelimuti sosok sang ayah langsung dijejalkan diawal permainan. Hari-hari mereka berdua habiskan dengan latihan bela diri di sebuah desa kecil bernama Ashwat, hingga akhirnya datang segerombolan pasukan yang menyerang desa mereka. Karena suatu alasan tertentu Ajna akhirnya terjebak pada fakta bahwa dirinya akan secara tak langsung harus menyelamatkan dunia. Tentu konsep menyelamatkan dunia memang sudah menjadi makanan pokok yang biasa dilahap bagi para penggemar game RPG maupun JRPG, namun pada Indivisible skema keharusan Ajna untuk menyelamatkan dunia sudah ditunjukan mulai dari awal permainan.
Cerita pada Indivisible sendiri berkutat pada perjalanan seorang Ajna muda yang berusaha mendapatkan balas dendam dirinya atas penyerangan desa yang terjadi pada dirinya. Sembari membantu banyak orang selama perjalanan Ajna mengumpulkan banyak teman-teman yang akhirnya membantu Ajna dalam menyelesaikan petualangannya. Ajna sendiri merupakan tipikal seorang gadis desa yang sama sekali tak pernah menginjakan kakinya keluar desa, setiap teman yang ia temui dengan kepribadian yang beragam semakin membantu Ajna untuk tumbuh dewasa.
Dialog pada game ini disampaikan secara komedik, namun pada momen tertentu vibe serius tetap mampu ter-deliver dengan baik. Rasa sakit, cemas, serta ketidak pastian merupakan resiko yang harus Ajna terima serta menjadi pembalajaran tamparan keras bagi siapapun yang mengenal opsi menyerah pada hidup mereka.
Daftar isi
Sesimpel itu Fighting-nya yet Tetap Menarik Secara Bertahap
Active Time Battle System atau ATBS merupakan satu-satunya genre yang bisa terpikirkan untuk mendiskripsikan sistem fighting ini secara garis besar. Namun tetap saja konsep tersebut hanya mampu mendiskripsikan satu bagian saja, yaitu kapan turn musuh serta turn kita datang. Kalian bisa memilih 1 hingga 4 karakter untuk dimasukan kedalam party tiap pertarungan, dimana Ajna menjadi karakter yang wajib dibawa setiap permainan. Tak ada pilihan defend ataupun attack, setiap karakter disimbolkan sebagai X, Kotak, Segitiga, Lingkarang ( Jika menggunakan DS4) tergantung lokasi posisi mereka. Tanpa memberikan advantage tertentu pada tiap posisi, tombol yang mensimbolkan mereka harus kalian tekan untuk menyerang musuh menggunakan karakter tersebut.
Terdapat kombinasi-kombinasi sederhana seperti arah atas+ Kotak, atau bawah + segitiga, dimana sang karakter akan melontarkan musuh keudara atau menyerang bagian bawah musuh. Secara bergantian kalian bisa menjugling musuh selama giliran kalian, karena menggunakan sistem ATBS maka player dipaksa untuk reaktif. Ada juga gauge untuk tiap karakter menyerang menggunakan kemampuan Ultimate mereka dimana player hanya perlu menekan (tombol ulti) + (tombol karakter).
Tiap karakter memiliki karakteristiknya masing-masing secara unik, tak semua karakter memiliki jurus ulti namun tetap saja karakter tersebut memiliki keunggulan disatu sisi. Bahkan ada karakter yang sama sekali tak bisa menyerang dan hanya berperan layaknya support, namun kalian tak ragu untuk tetap membawanya kedalam party, begitulah gambaran dari balancing game ini.
Meski arcadeish atau terasa Casual namun kalian tak bisa secara bar-bar menghabisi musuh di depan kalian. Pada skenario tertentu beberapa serangan milik teman bahkan bisa menjadi boomerang pada hasil battle kalian. So Becarefull. Namun sebegitu arcadeishnya game ini sampai-sampai unsur seperti Grinding bisa dibilang mustahil dilakukan pada game ini. Karena kalian hanya perlu mengikuti perjalanan permainan pada game ini saja.
Terdapat satu elemen krusial lagi yang harus player pahami pada game ini. Dimana nyaris seluruh Battle serta beberapa progress pada cerita game ini ditentukan dari sebarapa lihai kalian menangkis sebuah serangan. Namun berbeda dengan game layaknya Darksoul ataupun Sekiro, Indivisible mendesain sistem tangkisan game ini layaknya sebuah game ritmis yang secara mudah kalian bisa pahami dalam sekali melawan musuh.
Platformer dan Progress System Game Ini
Keunikan lain dari game ini terletak pada unsur Platformer yang hadir pada game ini. Terdapat dua mode besar pada game ini, dimana yang pertama adalah battle mode dan Platformer mode. Masing-masing bersinergi secara aktif dan tak ada satu mode yang lebih unggul satu dengan yang lainya. Namun meski mengusung genre RPG, game ini sendiri cukup minim memiliki progress system yang kompleks. Pada battle mode, progress system secara dinamis hanya terjadi pada Ajna. Dimana secara perlahan dirinya mendapatkan beberapa kombinasi serangan baru serta senjata yang ia dapatkan dari teman-temannya.
Terdapat semacam Ruby tersembunyi yang harus dikumpulkan oleh Ajna selama permainan, Ruby ini akan berperan sebagai material upgrade untuk 2 aspek sederhana saja namun tetap krusial. Berapa banyak serangan yang bisa dilancarkan, serta menangkis serangan musuh secara perfect dapat mendapatkan heal, semua ini dapat diupgrade melalui material ruby.
Progress System yang sangat KONTRAS terlihat pada game ini terletak pada Platformer modenya. Pada awal permainan pemain hanya diperkenalkan dengan berlari serta slide untuk melewati puzzle rintangan tertentu. Namun menjelang pertengahan game serta akhir, teman-teman Ajna akan memberikan ilmu kepada Ajna sehingga melontarkan diri dengan tombak serta terbang bukan menjadi hal yang mustahil lagi pada game ini. Namun berbeda dengan Progress system pada Battle yang harus mengumpulkan material Ruby, progress system pada mode Platformer akan terjadi sepanjang cerita berlangsung.
Aku sendiri memakan waktu selama 25 jam yang cukup babak belur menamatkan game ini. Waktu tersebut aku habiskan untuk pada akhirnya mengetahui bahwa ada jalur Hardcore yang musti player tempuh untuk melawan secret boss serta mendapat tambahan galeri. So game ini secara tak langsung tidak bisa dikategorikan sebagai game yang sangat Casualist.
Verdict
Indivisible merupakan cerita pendewasaan seseorang yang sangat kental terhadap unsur millenial atau jiwa muda seperti kita. Tiap tokoh pada game ini kaya akan personality yang sangat unik serta membekas, semua saling membantu untuk mendewasakan Ajna muda. Sistem gameplay ATBS + Platformer yang dikembangkan bukan dalam waktu sekejap cukup menggambarkan betapa game ini sebenarnya tak dapat kalian mainkan secara sembrono. Cerita yang sangat diterima bagi semua umur mungkin akan menjadi nilai minus bagi kalian pemain-pemain segmented. Bagi kalian yang membenci Grinding-grinding club ada bagusnya kalian bisa mencoba game Indivisible satu ini.