Review Jedi: Fallen Order — Inilah Game Star Wars yang Ditunggu-tunggu!

ss 045d78dba983384cf8282e617e7ba04e40a9e2e9.1920x1080

Jika berbicara tentang game Star Wars terfavorit, penulis dengan sangat yakin akan menyebutkan game-game seperti Revenge of the Sith, Knight of the Old Republic, serta Battlefront I dan II original yang digarap oleh Pandemic Studios lah yang berhasil memberikan kesan tersendiri.

Ketika mendengar bahwa EA bersama DICE akan menghadirkan Star Wars Battlefront baru, penulis tentu merasa senang karena akhirnya salah satu video game terbaik di masa kejayaan konsol PS2 tersebut akan kembali dengan kemampuan platform-platform zaman now.

Namun sayang, harapan itu sirna dengan cepat, ketika Star Wars: Battlefront besutan EA tersebut ternyata jadi game yang harus selalu online dan hanya menyajikan konten multiplayer. Tidak hanya itu, Battlefront pertama dari EA sendiri justru menghilangkan mode permainan pertempuran dogfight di luar angkasa dengan pesawat-pesawat ala Star Wars. Pada Battlefront II, mode tersebut kembali dan permainan memang jadi lebih baik, namun harus dibayang-bayangi oleh microtransactionnya yang membuat resah banyak fans.

Pada E3 2018, EA kembali mengumumkan sebuah game Star Wars yang berjudul Jedi: Fallen Order yang digarap oleh Respawn Entertainment, dimana sesuai namanya, permainan akan kembali fokus pada sesosok Jedi. Namun pada saat itu, penulis sendiri masih skeptis karena ‘luka’ yang diakibatkan oleh dua Battlefront yang tidak mampu memberikan pengalaman bermain yang serupa dengan Battlefront original, sehingga penulis benar-benar tidak mengekspektasikan apapun dari game baru tersebut.

Namun, semakin diperlihatkan gamenya, sedikit demi sedikit muncul ketertarikan penulis akan game tersebut. Hal ini juga mengingat bahwa Respawn Entertainment sendiri cukup berhasil dalam menghadirkan game seperti Titanfall pertama dan kedua, serta Apex Legends yang kini mampu bersaing dengan game-game Battle Royale lainnya.

Ketika penulis mendapatkan kesempatan untuk mencoba Jedi: Fallen Order, ternyata penulis cukup sukses dibuat kepincut gamenya karena benar-benar melebihi dugaan. Fokus untuk singleplayer dan sedari awal hingga akhir permainan bermain sebagai seorang Jedi, membuat penulis berani menyatakan bahwa inilah game Star Wars yang telah lama fans tunggu.

Berikut ini akan penulis coba deretkan beberapa hal yang bisa kamu ekspektasikan dari Star Wars: Jedi Fallen Order, sebagai pertimbangan untuk memutuskan apakah game ini worth it untukmu atau tidak.


Padawan dalam pelarian

Fallen Order memiliki latar permainan beberapa tahun setelah kejadian pada episode Revenge of the Sith, dimana pada masa itu para Jedi dituduh sebagai ancaman dan diburu satu persatu, atau lebih dikenal dengan insiden Jedi Purge. Kamu yang telah menonton film-filmnya mungkin akan cepat memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Menceritakan seorang Padawan (Jedi dalam masa pelatihan) bernama Cal Kestis, yang juga sedang dalam pelariannya dari perburuan Jedi. Bersembunyi selama bertahun-tahun dibalik identitas sebagai seorang Scrapper di planet Bracca, pada akhirnya Cal terkejar oleh pemburu Jedi dari organisasi Order of the Inquisitors.

Berhadapan langsung dengan dua Inquisitor, Second Sister dan Ninth Sister, Cal yang bahkan belum bisa dikatakan Jedi Knight ini tentu berada dalam kesulitan dan mungkin tidak selamat. Keadaanpun sedikit berbalik ketika sebuah kapal berisikan dua orang asing menyelamatkan Cal di saat-saat genting. Dan pada akhirnya, Cal bersama dua orang asing tersebut berhasil melarikan diri dari kejaran Inquisitor.

Setelah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, Dua orang asing tersebut adalah seorang mantan Jedi bernama Cere, serta seorang pilot bernama Greez. Mereka sedang berjuang dalam misi untuk mengembalikan kedamaian dengan cara menghidupkan kembali Jedi Order, dan mereka membutuhkan bantuan Cal untuk mewujudkan hal tersebut.

Disinilah petualanganmu sebagai Jedi muda dimulai. Kamu akan menjelajahi beberapa planet untuk menemukan sebuah Holocron yang ditinggal oleh seorang Jedi Master, demi menemukan berbagai lokasi dari anak-anak force-sensitive, dan menyelamatkan mereka dari perburuan Jedi.


Hadirkan aspek-aspek ala game Soulsborne

Bermain sebagai Jedi tentu secara otomatis membuatmu berpikir bahwa kita akan banyak menebas-nebas layaknya game-game hack and slash seperti Devil May Cry, atau bahkan game Star Wars pendahulunya, Force Unleashed. Hal ini tentunya sedikit berbeda dalam Fallen Order yang menghadirkan tempo permainan yang lebih fokus pada counter-attack.

Fallen Order bisa dikatakan miliki elemen combat hack and slash yang dibangun dari perpaduan game-game soulsborne, terutama Sekiro: Shadows Die Twice. Game ini tidak hadirkan bar stamina seperti game-game soulsborne, sehingga kamu bebas menebas-nebas ataupun menghindar tanpa takut kelelahan, namun hadir sebuah bar posture dimana kamu ataupun musuhmu bisa ter-stagger, dan menerima damage yang lebih besar saat bar tersebut pecah.

Kamu yang pernah bermain Sekiro tentu paham betapa pentingnya posture ini. Dimana dengan melakukan berbagai serangan lanjut, terutama parry atau deflect di saat yang tepat, akan cepat memecahkan bar posture milik musuh. Hal ini juga berlaku untuk pemain, serangan-serangan kita bisa saja kena parry atau jika kita terus-terusan menahan serangan-serangan musuh, bar posture kita juga akan cepat pecah.

Dalam Fallen Order, musuh-musuhmu akan selalu bertahan bahkan melakukan parry jika kamu terus-terusan menyerang dari depan. Terlebih, mereka juga akan sering mengeroyokmu bahkan menembakimu dari jauh tanpa ampun. Sehingga fokus bertahan sambil melakukan parry ataupun menghindar dengan memanfaatkan i-frame, kemudian melancarkan counter-attack, adalah sesuatu yang mungkin lebih bijaksana untuk dilakukan.

Kamu yang familiar dengan combat ala soulsborne tersebut, mungkin akan dengan cepat beradaptasi di dalamnya. Namun bukan berarti kamu akan dengan mudah menyelesaikan game ini, karena tentunya hadir juga tantangan-tantangan baru yang menjadi identitas soulslike tersendiri dalam Fallen Order.

Selain combat dan sajian tingkat kesulitannya yang memang terasa seperti Soulsborne, terdapat juga aspek-aspek ikonik lainnya. Mulai dari fitur healing ala estus, checkpoint ala bonfire, serta akses area ataupun shortcut yang hanya bisa dibuka melalui sisi lainnya.

Checkpoint dalam game ini berupa sebuah tempat meditasi yang ditandai dengan semacam lingkaran mantra. Dan seperti game-game Soulsborne, saat beristirahat dalam tempat meditasi tersebut, darahmu akan penuh kembali, kemudian healing item juga akan terisi penuh, serta mereset ulang musuh-musuh yang ada di sekitar.


May the force be with you

Sebagai seorang Jedi, tentunya dirimu diperlengkapi dengan kemampuan untuk menggunakan Force. Tentu tidak seheboh seperti Starkiller pada Force Unleashed yang mampu mengeluarkan Force Lightning. Cal sebagai Jedi yang belum menyelesaikan masa pelatihannya hanya mampu menggunakan Force Push, Force Pull dan Force Statis.

Walau demikian, kamu bisa menciptakan combo-combo yang menarik dan cenderung sangat berguna ketika melawan banyak musuh. Namun perlu diketahui juga bahwa penggunaan Force ini terbatas karena ada bar Force tersendiri, dan bar tersebut akan terisi kembali setiap serangan-seranganmu yang mengenai musuhmu.

Kemampuan-kemampuan Force tersebut baru akan terbuka satu persatu seiring berjalannya permainan. Sehingga saat menjelajah, kamu mungkin akan menemukan area-area yang belum bisa kamu akses di awal permainan. Dan selain dipakai dalam combat, Force juga digunakan untuk membuka jalan dan menyelesaikan beberapa Puzzle.


Dari Padawan menuju Jedi sesungguhnya

Seiring berjalannya permainan, tentu Cal juga akan semakin berkembang menjadi Jedi yang sesungguhnya. Dengan bantuanmu, setiap musuh-musuh yang dikalahkan akan memeberikanmu EXP yang nantinya diakumulasikan menjadi Skill Point. Untuk menggunakannya, kamu hanya perlu mencari tempat meditasi yang tersebar di tempat-tempat tertentu, kemudian memilih menu Skill.

Skill Point ini nantinya bisa digunakan untuk membuka kemampuan-kemampuan baru bagi Cal. Ada tiga kategori kemampuan yang bisa kamu pilih, yakni Lightsaber, Force dan Survival. Kamu juga perlu mendapatkan skill-skill awal terlebih dahulu dan membuka jalur untuk skill-skill yang lebih advanced.


Eksplorasi ala game Uncharted

Selain sajian combat yang cukup intensif, Fallen Order juga sajikan elemen eksplorasi ala game Uncharted ataupun Tomb Raider versi reboot dan seterusnya. Selain mencari jalan dan membuka shortcut, kamu juga akan banyak melewati tempat-tempat sempit, lari-larian di tembok, bergelantungan dari satu tempat ke tempat lainnya, dan masih banyak lagi.

Namun yang benar-benar terasa seperti Uncharted adalah hadirnya elemen Puzzle demi membuka jalan ataupun area baru seperti yang sudah penulis kemukakan pada poin-poin sebelumnya. Dan untuk menyelesaikan berbagai Puzzle tersebut, kamu juga akan banyak menggunakan kemampuan Force-mu, sehingga game ini juga akan sedikit menguji nalarmu.

Satu hal yang memudahkan eksplorasi pada Fallen Order adalah fitur map yang sangat informatif. Hadir dalam bentuk hologram, kamu dapat melihat area-area mana saja yang bisa dan belum bisa diakses. Area-area yang belum bisa kamu akses tersebut biasanya membutuhkan kamu untuk melanjutkan progress permainan terlebih dahulu.

Ketika menjelajahi suatu area, kamu juga akan seringkali menemukan semacam point of interest berupa echo force, dimana kamu dapat mengetahui cerita-cerita yang terjadi pada lokasi tersebut. Tiap echo tersebut juga akan memberikanmu EXP tambahan, dan beberapa diantaranya juga akan memberikanmu bonus tambahan untuk HP ataupun Force.


Droid BD-01 sebagai partner setiamu

Saat menjelajah ataupun bertempur, kamu juga akan ditemani oleh sebuah Droid bernama BD-01. Droid tersebut yang akan membuka peta hologram untukmu, serta mencari jalan yang sesuai dengan objektif utamamu.

Selain itu, BD-01 juga memiliki fungsi untuk meretas pintu-pintu yang terkunci, memberikan tenaga listrik untuk mengakses suatu mekanik, bahkan meretas droid milik musuh. Namun fitur-fitur ini akan kamu dapatkan satu persatu sembari kamu melanjutkan progress permainan.

Satu hal paling penting yang bisa dilakukan BD-01 adalah memberikanmu sebuah stim untuk healing. Pemakaiannya tentu terbatas, dan dapat terisi kembali saat bermeditasi, namun kamu dapat menemukan stim canister tambahan yang tersebar di berbagai tempat untuk menambah kapasitas stim yang bisa di bawa BD-01. Terdapat juga skill-skill yang dapat meningkatkan efek healing dari stim tersebut, bahkan mengembalikan Force yang hilang.

Ketika menjelajah suatu area, BD-01 seringkali akan turun dari pundakmu dan menuju suatu tempat untuk melakukan scanning terhadap area sekitar. Tiap scan yang dilakukan tersebut juga akan memberikanmu sedikit EXP, serta latar belakang dari lokasi ataupun benda-benda yang di-scan oleh BD-01.


Fitur kosmetik

Ketika berbicara soal kosmetik, kamu mungkin akan langsung beranggapan bahwa ada microtransactions di dalam Fallen Order. Namun kamu tidak perlu khawatir karena kosmetik-kosmetik tersebut bisa langsung kamu dapatkan sendiri dalam permainan.

Saat melakukan eksplorasi, kamu akan menemukan berbagai peti yang tersebar di berbagai tempat. Peti-peti tersebut berisikan item-item kosmetik untuk merubah tampilan beberapa karakter. Mulai dari pakaian milik Cal, warna untuk BD-01 dan kapal Mantis, bahkan Lightsaber-mu juga bisa kamu modifikasi part-partnya.

Satu hal yang disayangkan mungkin adalah item-item tersebut adalah pure untuk kosmetik. Tidak ada bonus stats khusus seperti meningkatkan pertahanan ataupun damage dari Lightsabermu misalnya. Sehingga secara tidak langsung, hal ini seolah-olah menyatakan bahwa untuk menyelesaikan game ini, sebagian besar bergantung pada kemampuan pemainnya.


Minimnya variasi boss yang menantang

Ketika kamu bermain sebuah game souls-like, secara tidak langsung kamu mungkin akan mengekspektasikan lawan-lawan terutama boss-boss yang mampu berikan tantangan berarti. Dan pada Fallen Order, hal tersebut agaknya akan sedikit mengecewakan.

Jumlah boss dalam Fallen Order sendiri bisa dikatakan memang hadirkan porsi yang cukup pas. Namun yang mengecewakan adalah beberapa boss tersebut hanya merupakan versi lebih kuat (HP lebih banyak dan damage lebih besar) dari versi lemahnya yang sering kita temui saat menjelajah. Sehingga jika kamu sudah memahami pola-pola serangan mereka, maka dengan cepat juga kamu akan mengalahkan versi bossnya.

Sebagai informasi, penulis memainkan Fallen Order dengan tingkat kesulitan Jedi Master, atau mungkin bisa dikatakan Hard. Pada tingkat kesulitan inipun, hampir semua boss dapat penulis kalahkan tanpa harus mati sekalipun. Yang benar-benar memberikan tantangan berarti hanyalah boss Ninth Sister dan Second Sister, dimana itupun penulis hanya mengulang sekitar 3 hingga 4 kali.

Sebagian besar mungkin karena penulis sendiri sudah terbiasa memainkan game-game souls-like, sehingga dapat dengan cepat beradaptasi dalam game ini. Walau demikian, secara tidak langsung game Fallen Order juga bisa opsi yang lebih mudah untuk kamu mempelajari aspek-aspek game souls-like, sebelum terjun ke Dark Souls ataupun Sekiro misalnya.


Beberapa karakter terasa kurang signifikan

Penulis mengakui bahwa jalan cerita yang disajikan dalam Fallen Order sudah dibangun dengan menarik dan cukup engaging. Namun, ada beberapa karakter yang hadir dalam game ini terasa tidak penting, yang secara tidak langsung membuat beberapa momen dalam game ini terasa janggal dan antiklimaks.

Tanpa mencoba terlalu spoiler, ada dua karakter yang menurut penulis berpotensi untuk memperluas cerita dalam Fallen Order. Namun pada eksekusinya sendiri, dua karakter ini justru kurang memperlihatkan motif yang mampu mempengaruhi Cal. Salah satunya bahkan dengan mudah berpindah pihak tanpa memberikan perlawanan lebih.

Walau demikian, Cal bersama beberapa kerabat dekatnya, terutama BD-01, memang sudah berhasil membentuk konklusi relasi ala keluarga. Namun Second Sister yang menjadi tokoh antagonis utama dalam game ini pun berhasil hadirkan relasi yang justru lebih dalam dan lebih kompleks daripada karakter-karakter lainnya.

Namun penulis berspekulasi bahwa hal tersebut dilakukan karena mungkin saja akan ada kelanjutannya di masa mendatang. Mau itu berupa game lagi dan melanjutkan kejadian Fallen Order, atau mungkin dalam medium lainnya seperti film, serial TV atau komik misalnya.


Minim replay value

Setidaknya bagi penulis, Fallen Order tidak miliki replay value seperti yang dihadirkan pada game-game soulsborne. Fallen Order hadirkan alur cerita yang linear tanpa multi-ending, dan tidak ada semacam New Game+ dimana kamu dapat mengulangi keseluruhan permainan namun dengan kemampuan yang sudah kamu dapatkan di gameplay pertama.

Mengulangi dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi pun agaknya juga percuma, karena walaupun kalian sudah menyelesaikan permainan, save terakhir yang kamu miliki akan memberikanmu kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat yang belum kamu kunjungi, serta mengumpulkan collectibles yang belum kamu dapatkan demi mendapatkan achievement.

Kecuali jika kamu memang tertarik untuk mencoba tantangan baru dengan menghadapi musuh-musuh yang lebih sakit dan lebih agresif di tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Atau mungkin jika kamu tertarik untuk latihan untuk speedrun misalnya.


Permasalahan teknis

Selama memainkan Fallen Order di konsol PS4, permasalahan teknis lah yang benar-benar merusak pengalaman bermain penulis. Mulai dari FPS yang sering drop bahkan saat cutscene tengah berlangsung, berbagai bug seperti musuh telat spawn dan masuk ke tembok misalnya, dan yang lebih parah adalah crash beberapa kali.

Musuh yang telat spawn yang benar-benar menjengkelkan bagi penulis. Tentu kamu sudah mengetahui bahwa sebuah area akan direset ketika kamu mati atau bermeditasi. Dalam hal ini, terkadang penulis mendapati area kosong melompong, kemudian musuh yang ada di area tersebut spawn secara tiba-tiba dan langsung menyerang tanpa ampun. Terasa seperti scene dimana Kenshiro melakukan gerakan Omae wa mou shindeiru.

Namun saat artikel ini ditulis, sang developer telah mengeluarkan serangkaian update yang mengoptimisasi permainan. Sehingga pengalaman bermainmu diharapkan akan lebih baik daripada penulis yang seringkali dibuat kesal karena permainan yang tidak optimal saat perilisannya tersebut.


Detail-detail yang patut diapresiasi

Terlepas dari hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan lebih baik lagi, Fallen Order hadirkan beberapa hal dan detail-detail kecil yang patut diacungi jempol.

Grafis yang dihadirkan sendiri terbilang cukup memukau, namun yang membuatnya lebih mempesona adalah sang developer mampu menghadirkan ciri khas dan atmosfer semesta Star Wars seperti yang disajikan pada film-filmnya. Mulai dari berbagai cutscene yang dihadirkan, musik-musik yang mendampinginya, serta pemandangan-pemandangan yang membuat karakter-karakternya terasa sangat insignificant terhadap sekitarnya.

Satu hal lainnya yang jadi favorit penulis dan mungkin jadi hal terbaik yang dihadirkan dalam game ini adalah animasi-animasi saat bertempur menggunakan Lightsaber, serta efek-efek suara yang mendampinginya. Hal-hal ini tentunya menandakan bahwa sang developer mengerjakan PR-nya dengan baik untuk menghadirkan game Star Wars yang tidak berbeda jauh dari material aslinya.



Kesimpulan

Seperti yang telah penulis kemukakan di awal, inilah game Star Wars sesungguhnya yang telah lama kita tunggu-tunggu. Walau memang game Star Wars mengalami kemunduran semenjak dipegang oleh EA dan DICE, Jedi Fallen Order yang digarap oleh Respawn Entertainment ini tentunya hadir selangkah lebih maju untuk mengembalikan kedigdayaan game-game Star Wars.

Penulis tentunya sangat merekomendasikan game ini untuk kamu yang memang menyukai serial Star Wars. Namun jika kamu mencari tantangan-tantangan ala game Soulsborne, mungkin akan merasa kurang puas atau mungkin kecewa, karena game ini memang bisa dikatakan jauh lebih mudah dari berbagai game-game souls-like lainnya.


Baca juga Review Game menarik lainnya atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto.

Exit mobile version