Butuh waktu setidaknya 5 tahun bagi 4A Games untuk meracik maha karya ambisiusnya yang satu ini, jangka waktu development yang matang tersebut akhirnya terbayar manis. Metro Exodus behasil memenuhi beragam ekspetasi tinggi para fans, kerja keras & jeripayah para talenta handal dibelakang 4A Games berhasil menyuguhkan sebuah karya yang luar biasa ini.
Beragam inovasi & peningkatan yang disuntikan 4A Games menjadikan Metro Exodus memiliki berbagai hal yang kerap kali membuat kami merasa takjub. Sensasi imersif kelas atas yang ditawarkan benar-benar mampu membawa siapapun yang memainkannya seolah berpacu dengan kematian didalam dunia Metro Exodus yang terasa ganas sekaligus mencekam, namun dilain sisi terasa indah & menakjubkan.
Bagi kalian yang telah membaca first impression kami sebelumnya, tentunya telah melihat sedikit gambaran tentang apa yang sebenarnya ditawarkan Metro Exodus. Dan sesuai janji kami sebelumnya, akhirnya kini kami berkesempatan membahas Metro Exodus secara lengkap melalui ulasan kali ini.
(All Screenshot Set “Extreme” Rata Kanan)
Daftar isi
Storyline
Masih melanjutkan cerita kedua seri sebelumnya, namun di seri kali ini tak lagi menceritakan Artyom dengan The Dark Ones. Petualangan terbaru Artyom kali ini akan berkutat pada dunia baru yang ia & istrinya – Anna idam-idamkan. Seumur hidup tinggal di Metro karena dunia yang ia huni telah jadi dataran penuh radiasi bak neraka, tentu membuat Artyom merasa muak dan ingin mencari tempat tinggal baru yang layak dihuni.
Sebuah dunia tak terkontaminasi radiasi, lengkap dengan udara segar dan pemandangan yang indah, dunia yang tak hanya diperjuangkan bagi demi dirinya sendiri & Anna, namun juga demi semua penghuni Metro. Tentunya keputusan Artyom untuk mencari dunia tersebut ditentang oleh Colonel Miller – pemimpin The Order of Spartan Rangers sekaligus ayah mertua Artyom. Dimana ia sering kali melihat Artyom menghabiskan waktu & tenaga demi mencari dunia yang bagi Miller hanyalah suatu imajinasi fana belaka.
Namun siapa sangka, eksistensi dunia indah yang selama ini Artyom & Anna impikan memang benar adanya, tanpa sengaja Artyom & Anna membuka akses komunikasi diluar kota Moscow. Ada banyak kota lain yang ternyata masih menyimpan kehidupan didalamnya, dari situ keyakinan Artyom & Anna tentang dunia bagai surga semakin kuat. Mengetahu hal tersebut, Miller merasa kesal, sebenarnya ia memang tahu bahwa akses komunikasi kota Moscow sengaja dimatikan & disembunyikan agar Metro tetap aman dari para penjarah dari kota lainnya.
Antara kesal & terpaksa, akhirnya Miller & para pasukan The Order lainnya melakukan pembuktian demi mencari bantuan di kota-kota lain menggunakan sebuah kereta berjuluk “Aurora” yang telah mereka sabotase. Perlahan keyakinan Miller terhadap dunia indah tak terkontaminasi radiasi menjadi kian kuat melalui tiap fakta yang mereka temukan di sepanjang perjalanan. Akhirnya hal tersebut kian jadi motivasi dan mendorong Miller, Artyom, Anna, & para anggota The Order lainnya melakukan eksplorasi menemukan dunia baru demi memberikan kehidupan baru bagi para penghuni Metro.
Mampukah Artyom & The Order menemukan sebuah dunia baru yang layak dihuni oleh para Metro? lantas, apa sajakah “harga” yang harus dibayar Artyom untuk menemukan dunia impiannya tersebut. Dan yang terpenting mampukah Artyom melindungi para sahabat & keluarganya dalam dunia kejam yang hendak mereka jelajahi? kesemua pertanyaan tersebut akan terjawab bila kalian Metro Exodus ini!
Kualitas Visual Super Memukau!
Dengan waktu development yang matang, 4A Games berhasil mempersembahkan kualitas maksimal visual Metro Exodus. Mereka berhasil menyulap 4A Engine yang telah dipakai sejak Metro 2033 dengan sangat apik, hasilnya? sebuah kualitas visual super memukau yang akan selalu membuat mata kalian terpana. Tiap aspek visual disuguhkan dengan sangat manis, texture, shadow, lighting, fog, reflection kesemuanya terlihat apik dan mampu menyuguhkan atmosfir yang seharusnya.
Tiap environment yang disuguhkan terasa realistis, ragam efek & detail kecil sekalipun seperti lumpur, genangan air, vegetation, hingga dedaunan yang gugur disajikan sangat apik. Seolah-olah akan menarik kalian dalam dunia yang penuh kematian, namun disisi lain juga terasa sangat indah. Tentunya aspek visual mempuni ini mampu mendorong pengalaman bermain terasa sangat imersif. Sebagai buktinya? kalian dapat melihat tiap screenshot yang kami suguhkan dalam ulasan kali ini, yang kesemuanya telah kami abadikan dengan set “Extreme” rata kanan.
Gameplay
Dengan segudang peningkatan & perombakan dalam gameplay yang dihadirkan, Metro Exodus mampu menyuguhkan sebuah pengalaman FPS yang terasa imersif. Segala aspek kompleksitas dan beragam hal realistis yang coba ditawarkan berujung menjadikan game ini terasa lebih menarik sekaligus menantang. Eksistensi Metro Exodus ini seolah-olah mampu mendorong standar game single player FPS menuju ke tingkat yang jauh lebih tinggi lagi.
Imersif!
Imersif, adalah pengalaman yang kami jelas rasakan melalui peningkatan serta perombakan gameplay Metro Exodus, ia hadir menyuguhkan gameplay Metro yang selama ini kita kenal, namun dengan peningkatan yang sangat signifikan. Tiap mekanisme gameplay yang disuguhkan terasa jauh lebih realistis, mulai dari sekedar pergerakan, kamera, environment, gunplay, hingga cuaca, semuanya terasa lebih kompleks dan realistis.
Tentunya segala aspek realistis tersebut juga mempengaruhi tingkat kesulitan juga, kini tingkat kesulitan Metro Exodus terasa diatas seri-seri sebelumnya. Pergerakan Artyom takkan segesit di seri sebelumnya, dimana kini ia dapat letih ketika dipaksa untuk terus-terusan berlari. Resource & ammo kini juga terasa lebih terbatas, sebagai penunjangnya, kini kalian dapat melakukan crafting untuk meracik suply & ammo melalui resource yang telah kalian peroleh. Namun tetap saja, kalian hanya dapat membawa suply & ammo dalam jumlah terbatas dalam tiap perjalanan, tentunya hal ini akan memaksa kalian agar selalu mengunakan peluru & suplay sehemat & sebijak mungkin.
Fleksibilitas yang coba ditekankan 4A Games ini juga terasa membuat player dapat menentukan gaya bermain & taktiknya tersendiri. Untuk menyelesaikan sebuah misi, kalian bisa terlebih dahulu melakukan eksplorasi demi memperoleh resource & suplay sebagai persiapan. Bahkan kalian dapat menggunakan berbagai taktik berbeda untuk menyelesaikan suatu misi, melayangkan tembakan membabi buta? melakukan stealth? menempuh area yang berbeda? semuanya terserah pada kalian.
Mekanisme shooter yang dihadirkan juga terasa semakin “berat”, tiap recoil disuguhkan dengan serealistis mungkin, dengan senjata berat, tentu arah tembakan yang dihasilkan juga semakin sulit dikontrol, begitu pula sebaliknya. Lalu sistem reload disini tak dapat dilakukan secara otomatis, kalian harus menekan tombol reload secara manual saat amunisi habis.
Gas mask sebagai moda utama Artyom mengarungi dunia penuh radiasi kini juga punya sistem yang lebih detail, dimana benda tersebut dapat rusak dan harus diperbaiki dengan resource tertentu. Selain itu, kini senjata yang dapat kalian gunakan dapat kotor dan harus kalian bersihkan secara rutin, dimana hal ini akan mempengaruhi performanya, mulai dari mengalami overheat hingga jammed.
Sistem kostumisasi persenjataan kini terasa lebih luas & fleksibel dibanding seri sebelumnya, berbagai senjata hingga attachment terasa jauh lebih beragam. Fitur kostumisasi yang dihadirkan ini akan terasa membantu gaya bermain kalian masing-masing, brutal? tentu kalian dapat meracik senjata berat kalian sendiri, atau tipe jarak jauh, kalian dapat mengkostumisasinya dengan sedemikian rupa.
Ragam musuh yang dihadirkan kini juga terasa lebih beragam, disisi pertarungan dengan manusia ia terasa tak banyak beda, namun musuh disisi para mahkluk mutasi, perbedaan terasa cukup mencolok. Kali ini para mutant & mahkluk mutasi lainnya terasa lebih beragam dan punya kelemahannya masing-masing untuk ditundukan. Menariknya lagi, ragam musuh yang dihadirkan tersebut juga terasa lebih merepotkan dibanding seri-sari sebelumnya, tak hanya karena efek gameplay yang lebih kompleks, namun juga karena kemampuan & damage yang mereka hasilkan.
Tingkat kesulitan yang terasa lebih menantang tersebut tentunya jadi sebuah pelepas dahaga bagi kalian yang gemar akan tantangan, di mode normal sekalipun, tantangan yang hadir cukup untuk menguji kesabaran & ketelitian. Namun tentunya hal tersebut membuat Metro Exodus hadir sebagai game yang tak dapat dimainkan oleh gamer casual yang mengharapkan kemudahan.
Dunia yang lebih terbuka!
Salah satu perombakan yang sangat patut diacungi jempol bagi kami tentu melalui keberanian 4A Games untuk menyematkan dunia yang lebih terbuka pada Metro Exodus. Disini kalian takkan lagi dihadapkan dengan beragam stage linear demi menikmati cerita semata, kali ini kalian dapat melakukan eksplorasi dengan lebih leluasa. Tak sepenuhnya terbuka memang, namun hal yang satu ini membuat replaybility & suasana permainan terasa lebih nikmat untuk dijalani.
Pada sebagian stage memang masih menerapkan sistem linear, namun sisanya memuat stage area luas yang dapat dijelajahi secara leluasa, masing-masing juga punya keunikan & kontennya masing-masing. Untuk menunjang dunia yang lebih terbuka tersebut, kini kalian akan miliki moda transportasi unik di tiap map, mulai dari mobil, kereta, hingga perahu dayung.
Salah satu yang menarik dimata kami adalah dunia berjuluk “Caspian”, area gersang nan luas, lengkap dengan ragam camp bandit yang brutal didalamnya. Untuk menunjang eksplorasi map yang satu ini, kalian akan dilengkapi dengan sebuah van tua yang telah dimodifikasi, tentunya tema & map yang satu ini cukup mengingatkan kami pada dunia Wasteland yang diusung dalam Mad Max.
Sistem cuaca serta siklus siang malam juga membuat ragam area yang disuguhkan terasa lebih imersif, cuaca yang dihadirkan terasa dinamis dan dapat mempengaruhi gameplay. Karena perubahan cuaca juga mempengaruhi pergerakan Artyom & munculnya mutant yang siap memanfaatkan keadaan tersebut. Ragam efek mulai dari badai salju, badai pasir, hujan badai lengkap dengan petir yang menyambar, kesemuanya hadir memperkuat atmosfir permainan yang disuguhkan.
Tetap Punya Kekurangan
Menciptakan sebuah karya dengan segudang kesempurnaan memanglah sulit, dibalik ragam konten imersif yang ditawarkan, Metro Exodus masih menyimpan kekurangan didalamnya. Yang jelas sangat kami rasakan adalah ragam bug yang hadir, tentunya hal tersebut kerap kali mencederai sensasi imersif yang hendak ditunjukan.
Sebagai contoh, bug-bug hadir dalam bentuk suara yang muncul berulang-ulang, hingga bug objek yang tak sinkron dengan NPC. Namun bagi kami, ragam bug yang ada tersebut tak jadi sebuah kekurangan yang fatal hingga menuju skala tak dapat dimainkan.
Artyom tetaplah Seorang Silent Protagonis
Dengan segala aspek imersif yang disuguhkan, kami cukup menyayangkan keputusan 4A Games untuk membawa kembali sosok Artyom sebagai seorang silent protagonis. Dimana ia tak pernah berbicara disepanjang permainan dan hanya “curhat” melalui loading screen seperti di seri sebemunya. Pada kedua seri sebelumnya Artyom memang ditampilkan sebagai silent protagonis, namun kami cukup berharap 4A Games melakukan perubahan terkait hal ini.
Cerita emosional serta ragam cutscene interaksi yang dihadirkan terasa sangat imersif, namun sayang tak didukung dengan sosok Artyom yang tetap dibuat diam. Keseluruhan cerita yang disajikan Metro Exodus sangatlah menarik & mampu menarik rasa empati, namun tentunya hal tersebut akan terasa lebih emosional lagi bila Artyom dibuat sebagai tokoh yang memiliki dialog & kepribadian.
Soundtrack
Tak dapat dipungkiri lagi bahwa soundtrack merupakan salah satu elemen paling krusial di dalam sebuah game. Bila diracik dengan tepat, soundtrack akan mampu memperkuat atmosfir permainan yang dihidangkan, dan dalam hal ini, 4A Games berhasil melakukan tugasnya dengan sangat baik. Tiap soundtrack yang mereka suntikan pada Metro Exodus terasa ciamik, tiap adegan yang tersaji mampu dibalut dengan soundtrack yang kian memperkuat ragam adegan yang tersaji.
https://www.youtube.com/watch?v=Ynjy6qbABco
Tiap situasi mampu dibalut dengan soundtrack yang cocok, ketegangan saat berhadapan dengan para bandit & mutant mampu dibalut dengan soundtrack yang terasa memacu adrenalin. Begitu pula dengan ragam situasi emosional yang tersaji juga mampu terbalut rapi dengan soundtrack yang tak jarang akan mendorong rasa emosional kalian. Dan yang terpenting adalah, 4A Games berhasil mempersembahkan ragam soundtrack yang mampu representasikan tema Metro Exodus sendiri, yakni, perjuangan, penderitaan, dan kematian.
https://www.youtube.com/watch?v=Es3GQMOLHkk
Conclusion
Setelah menelan pengembangan selama 5 tahun lamanya, akhirnya Metro Exodus telah berada dalam genggaman dan mampu hadir penuhi berbagai ekspetasi. Ragam perombakan & peningkatan yang dilakukan 4A Games mampu mendorong Metro Exodus menghadirkan pengalaman bermain yang super imersif. Eksistensi Metro Exodus kali ini seakan mendorong standar game FPS menuju level yang jauh lebih tinggi lagi. Tak hanya tampil sebagai sebuah seri Metro terbaik, kami sendiri bahkan tak ragu untuk menyebut Metro Exodus sebagai salah satu game FPS single player terbaik saat ini.
Berbagai tingkat kesulitan yang terasa lebih menantang dibanding seri sebelumnya juga membuat game ini jadi pelepas dahaga bagi kalian yang gemar akan tantangan. Selalu berhati-hati, mengeksekusi taktik yang tepat, hingga selalu mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang jadi sebuah sensasi kesenangan sendiri dalam menghadapi tiap keganasan dalam dunia Metro Exodus. Akan tetapi, disisi lain tentunya hal tersebut membuat game ini jadi sebuah game yang tak bersahabat bagi para gamer casual yang lebih senang akan kemudahan.
Namun, dengan segala kelebihan yang dimiliki, kami tetap tak bisa mengatakan bahwa Metro Exodus adalah game yang sepenuhnya sempurna, ia tetap punya beberapa kekurangan minor yang patut disoroti. Ragam bug yang kerap kali menggangu jalannya permainan jadi sebuah masalah konkrit, yang kami harap akan segera diperbaiki oleh 4A Games di update mendatang. Terlepas dari masalah minor yang ada tersebut, Metro Exodus tetaplah sebuah maha karya luar biasa yang harus kalian coba sendiri.