Review Mortal Kombat 11 – Bawa Brutalnya Hujan Darah dan Potongan Tubuh ke Level yang Lebih Tinggi!

12

27 bukanlah sebuah waktu singkat dalam memulai perjalanan dalam industri video game, dan itulah yang dilalui Mortal Kombat. Sudah terhitung hampir 20 judul Mortal Kombat yang telah dirilis ke pasaran, termasuk spin-off, crossover, dan judul utama, tentunya hal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dicapai oleh sebuah franchise.

Banyak lika-liku yang harus dilalui, Midway selaku pengembang utama franchise tersebut bahkan sempat mengalami kebangkrutan dan berakhir gulung tikar. Namun untungnya Mortal Kombat tetap terselamatkan melalui suntikan dana Warner Bros yang pada akhirnya mampu membangun tim developer baru – NetherRealm Studios untuk menangani franchise tersebut.

Langkah berani memang ditempuh oleh Ed Boon & John Tobias selaku otak utama franchise tersebut, dimana Mortal Kombat mampu keluar dari zona nyaman dan menyuguhkan daya tarik tak biasa. Sebuah DNA penuh kekerasan eksplisit sebagai daya tarik utamaya, hal tersebut tentunya kerap kali menimbukan pro & kontra, namun pada akhirnya justru membuatnya terlihat unik dan punya tempat tersendiri di hati para gamer.

Tak terasa, kini seri utama dalam franchise tersebut telah menginjakan kaki di serinya yang kesebelas melalui Mortal Kombat 11. Namun sayangnya, beberapa hari sebelum hari perilisannya, Mortal Kombat 11 kembali menuai kontra, yang pada akhirnya mambuat para gamer di tanah air tak dapat mencicipi seri terbaru ini.

Terlanjur jatuh hati dan tumbuh bersama Mortal Kombat sejak dulu, tentunya hal tersebut tak jadi penghalang bagi kami untuk memainkan seri kesebelas ini. Mortal Kombat 11 telah tiba dalam genggaman dan telah memberikan kami impresi awal yang begitu positif. Bagi kalian yang telah sempat membaca first impression dari kami, tentunya sudah mendapat gambaran tentang apa yang sebenarnya ditawarkan NetherRealm Studios dalam game fighting  ambisiusnya yang satu ini. Dan sesuai janji kami sebelumnya, kini tiba bagi kami untuk memberikan pembahasan Mortal Kombat 11 melalui review kali ini.

*Warning, this will include graphic and disturbing contents (18+)

Story

Keluar dari zona nyaman dan coba menghadirkan cerita yang kian unik & kompleks memanglah sebuah kebranian yang kami rasa patut untuk diacungi jempol. Sejak berada dalam genggaman NetherRealm Studios, Mortal Kombat mampu menyajikan cerita penuh intrik yang kian menarik, tak terkecuali pula dalam seri kesebelas ini.

Melanjutkan kisah dari Mortal Kombat X, Earthrealm “sekali lagi” berhasil terselamatkan berkat Cassie Cage yang telah berhasil menghantikan Shinnok. Namun tentunya ancaman tak berhenti disitu saja, mengetahui shinok telah dikalahkan dan Raiden berhasil mengacaukan keseimbangan antara baik & buruk, ibu dari Shinnok – Kronika berniat membalaskan dendam anaknya tersebut sekaligus menciptakan dunia baru, sebuah dunia dimana ia bisa berkuasa sesuai kehendaknya.

Dengan Kemampuannya mengendalikan waktu, Kronika berniat menciptakan dunia baru yangs esuai kehendaknya.

Untuk dapat melakukan tersebut, ia membutuhkan 2 media, yakni mahkotanya yang hilang dan sebuah alat bernama hour glass. Tentunya aksinya tak ia lakukan sendiri, dengan bantuan Liu Kang & Kitana yang telah termanipulasi kegelapan serta dengan kemampuannya memanipulasi waktu, Kronika berhasil membenturkan dimensi waktu sehingga ia dapat memperoleh bantuan para petarung di masa lalu.

Tentu bahagia bagi Cassie untuk melihat versi muda ibunya yang seharusnya telah tewas di masa depan demi melindungi Earthrealm.

Hal tersebut akhirnya membuat Raiden di masa depan lenyap dan membawa para petarung di masa lalu kedalam masa depan, termasuk para petarung yang telah mati seperti Shao Khan. Namun untungnya, tak hanya para petarung di pihak Kronika saja yang terpanggil, versi muda dari para petarung di masa lalu yang masih belum termanipulasi, seperti Liu Kang, Kung Lao, Kitana, dan tentunya Raiden muda sendiri juga turut terpanggil.

Para petarung dari masa lalu kini terpanggil di masa depan.

Walaupun pihak para petarung “baik” mendapatkan bantuan cukup banyak bantuan, namun sebagian dari mereka harus dihadapkan pada perselisihan versi muda dan tua mereka yang berbeda ideologi. Contohnya seperti Scorpion muda yang masih dibakar dendam dan amarah justru berpihak pada Kronika dan menentang Scorpion di masa lalu.

Scorpion vs Scorpion? Mortal Kombat: Endgame?

Tentunya perjalanan para petarung dalam mempertahankan bumi dari aksi Kronika tak akan berjalan mudah karena konflik rumit yang telah ia rangkai tersebut. Lantas mampukah Cassie Cage, Raiden, dan para petarung lainnya berkolaborasi menghentikan aksi Kronika tersebut? Dan konflik pelik seperti apakah yang akan mewarnai para petarung dari masa depan dan masa lalu tersebut? kesemua pertanyaan tersebut tentunya akan terjawab dengan memainkan Mortal Kombat 11 ini!

Cutscene ala Film

Salah satu daya tarik video game dengan story di era sekarang tentu salah satunya adalah hadirnya sensasi bermain sembari menikmati cerita. Tentunya bukan perkara mudah untuk menyajikan sensasi bermain namun disisi lain juga dapat menikmati cerita seakan sedang menonton film.

Namun menariknya, langkah apik ditempuh NetherRealm Studios dalam membalut kisah menarik yang mereka sajikan dalam Mortal Kombat 11 ini. Mereka berhasil membalut kesemuanya melalui rangkaian cutscene apik, dimana tiap adegan yang tersaji mampu diabadikan dengan movement camera serta pengambilan gambar yang terlihat sangat sinematik layaknya sebuah film.

Gameplay

Inovasi serta perubahan yang lebih matang tentu selalu memberikan dampak positif untuk sebuah franchise, dan dalam Mortal Kombat 11 ini, NetherRealm Studios berhasil mengimplementaikan hal tersebut dengan sangat baik. Berbagai peningkatan serta perombakan baru yang mereka suntikan kali ini seakan coba mendorong ini sari franchise ini yakni, brutalitas tanpa batas menuju level yang lebih tinggi lagi.

Lebih Brutal & Taktis!

Daya tarik utama Mortal Kombat sebagai sebuah game fighting tentunya datang dari mekanisme pertarungan itu sendiri. Dan kali ini, NetherRealm Studios berhasil menyuguhkan hal tersebut dengan sangat apik, tak menghadirkan sistem button smashing alias “asal pencet combo pun jadi”, tiap pertarungan berjalan dengan taktis. Tempo pertarungan yang terasa lebih lambat pun kian membuat pemain harus berfikir sebelum melancarkan serangan. Seperti kebiasaan lama pula, untuk melakukan special move kalian harus menekan beberapa tombol spesifik untuk mengeluarkan gerakan khusus untuk keuntungan khusus maupun damage yang lebih besar.

Menariknya lagi, kini sistem special move tersebut dapat diikuti dengan gerakan “amplify” yang berguna memberikan serangan tambahan dan ekstra damage. Tentunya gerakan amplify ini tak dapat digunakan terus menerus, dimana ada bar indikator attack yang selalu perlahan terisi kembali sebelum dapat diakses.

Combo yang dilancarkan terasa lebih berwarna dengan hadirnya sistem amplify.

Sama seperti seri sebelumnya, kalian juga dapat memanfaatkan objek interaktif yang dapat dimanfaatkan, seperti melemparkan tombak, menusukan bor, memukulkan gada, membenturkan kepala musuh, dan lain sebagainya, lengkap dengan ekstra damage serta animasi slow motion brutal yang mengikutinya. Namun kini hal tersebut tak sembarang dapat dilakukan, selain harus ada object yang di-interact, gerakan khusus tersebut juga memerlukan pengorbanan bar indikator defense layaknya sistem amplify diatas.

Memanfaatkan objek sekitar akan memberikan peluang melakukan gerakan interaktif khusus dengan damage besar.

Sistem fatal blow di seri sebelumnya tentunya kini juga kembali hadir, dengan health bar dibawah 25%, kalian dapat melancarakan serangan spesial dengan damage super masif. Tentunya fatal blow ini juga tetap diikiuti dengan animasi penuh aksi lengkap dengan efek X ray dan slow motion yang kini terlihat semakin brutal. Kemenangan juga tak hanya terpaku pada berbagai combo yang dapat dieksekusi, dengan timing yang tepat, serangan balasan berupa counter juga akan memberikan ekstra damage.

Gerakan fatal blow selalu hadir secara brutal.

Dalam penyematan sistem pertarungan ini, tampaknya NetherRealm Studios benar-benar tak main-main, mereka bahkan menyediakan panduan lengkap terkait tiap gerakan yang ada termasuk mempelajari anatomi gerakan karakter. Hal tersebut tentunya akan mendorong tiap pertarungan yang ada agar berjalan secara strategis, sebagai contohnya adalah melalui move & frame data. Dimana tiap gerakan karakter dapat diukur kecepatannya, damagenya, recovery timenya, hingga anatomi pergerakan tubuh karakternya. Kemenangan juga tak hanya terpaku pada berbagai combo yang dapat dieksekusi, dengan timing yang tepat, serangan balasan berupa counter juga akan memberikan ekstra damage.

Ada banyak strategi mekanisme pertarungan yang menunggu untuk kalian pelajari.
Dengan strategi & timing yang tepat, 1 serangan balasan berupa counter akan memberikan impact yang cukup besar.

Tentunya hal tersebut membuat sisi kompetitif yang sebelumnya mereka gemborkan terasa kian lebih menarik & menantang. Mode kompetitif tersebut bisa diakses melalui sesi offline maupun online dengan para pemain acak, selain itu, rank match yang hadir tentunya juga kian mendorong kalian untuk beromba-lomba menjadi yang teratas.

Mode kompetitif online tentunya juga akan memberikan reward tertentu.

Daya tarik sistem pertarungan Mortal Kombat dari masa ke masa yang tak ada dalam game fighting lain tentu adalah gerakan pamungkas brutal yang dapat diakses diakhir pertarungan. Fatality & Brutality kini terlihat semakin brutal dan penuh darah, sensasi “rewarding” setelah berusaha keras menundukan lawan selalu terasa saat kita dapat mengeksekusi lawan dengan fatality maupun brutality.

Tak hanya brutal, terkadang tiap gerakan fatality yang ada juga terlihat unik.
Eksekusi secara cepat juga dapat dilakukan melalui brutality, namun tentu diperlukan requirement tertentu untuk melakukannya.

Seperti biasa, fatality dapat diakses diakhir pertarungan dengan menekan beberapa tombol spesifik secara akurat, lalu brutality dapat diakses melalui serangan pamungkas akhir dengan requirements tertentu. Menariknya, kini NetherRealm memberikan sebuah mekanisme baru berupa “mercy” yang dapat diakses diakhir pertarungan. Alih-alih mengeksekusi lawan saat  tulisan “finish him/her” muncul di layar, dengan menekan beberapa tombol spesifik, kalian dapat memberikan lawan “kesempatan kedua” dan lawan bisa kembali hidup dengan 20% ekstra health.

Sistem mercy dapat memberikan lawan kesempatan kedua untuk kembali bertarung.

Sistem pertarungan yang dihadirkan dalam Mortal Kombat 11 kali ini memang mengalami perombakan yang membuatnya terasa kian matang. Bagi kalian yang telah memainkan beberapa seri sebelumnya tentunya tak akan kerepotan dan hanya perlu melakukan sedikit adaptasi saja.

Fitur Kostumisasi Beragam & Menggoda

Salah satu daya tarik utama Mortal Kombat 11 yang selama ini digemborkan oleh NetherRealm Studios adalah hadirnya fitur kostumisasi yang sangat bervariasi. Ada banyak hal yang dapat kalian kostumisasi, mulai dari mask, senjata, pakaian, hingga finishing move seperti fatality. Menariknya lagi, fitur ini juga memngkinkan kalian melakukan kostumisasi gaya bertarung & stats karakter yang kalian gunakan.

Tak hanya penampilan saja, stats & gaya bertarung melalui special move juga dapat diatur sesuka hati.

Namun sayangnya, fitur kostumisasi yang terlihat sangat menggoda ini terasa sangat memberatkan, kalian harus bekerja ekstra keras untuk memperoleh tiap kosmetik yang ada. Bahkan rasanya sistem kosmetik ini terasa sangat “money oriented” melalui microtransactionnya yang tentunya akan berpihak pada gamer yang mau menggelontorkan dana lebih.

Hanya bisa gigit jari melihat deretan item keren yang masih ter lock.

Mode tower seperti di seri sebelumnya juga kembali hadir, dengan menyelesaikan tower dengan tiap tower yang ada, kalian akan dapat mengakses ending dari tiap karakter yang kalian gunakan. Sistem tower ini juga akan memberikan kalian reward tertentu berdasarkan tingkat tower dan tingkat kesulitan yang kalian pilih. Semakin tinggi difficulty yang kalian ambil, maka akan semakin besar pula reward yang dapat kalian peroleh, reward berupa koin & crystal yang kalian peroleh tersebut dapat dipakau untuk membuka lootbox kosmetik yang nantinya akan kami jelaskan lebih lanjut.

Tower klassic kini kembali, selain membuka ending tiap karakter, ia juga akan memberikan reward mata uang untuk membuka lootbox.

Krypt, Microtransaction, & Mimpi Buruk Bagi Para Pemain Offline

Dengan fokus NetherRealm Studios membangun mode kompetitif yang dijanjikan, tentu mereka menyematkan sistem kosmetik yang kami sebutkan sebelumnya untuk ajang “pamer”. Dan seperti yang kami sebutkan sebelumnya sistem kosmetik ini terasa sangat tidak adil, bahkan para fans meminta balancing pada sistem yang satu ini.

Ada banyak cara untuk memperoleh item kosmetik, salah satunya adalah towers of time, sayangnya, sistem yang satu ini terkadang cukup susah untuk diselesaikan dan pelit dalam memberikan reward yang sepadan. Untuk mencepat progress, disini tentunya NetherRealm Studios menyuntikan sistem microtransaction bagi para gamer yang tak sabar, kalian dapat “menukar” uang sungguhan dengan currency crystal untuk membeli item. Crystal sendiri memang bisa diperoleh tanpa uang sungguhan, namun hal tersebut memerlukan proses yang sangat panjang.

Crystal yang telah dibeli di store dapat langsung ditukar secara instan dengan deretan skin menggoda di premium shop.

Dalam pembelian item pun, kalain tak dapat memilih sesuka hati, NetherRealm Studios menyuntikan sistem gacha untuk memperoleh item kosmetik melalui mode krypt. Cinta dan benci, itulah yang kami rasakan pada mode krypt yang tersaji, dalam mode ini kalian dapat mengeksplorasi keindahan Tsang Tsung Island dalam sudut kamera, yang kini menjadi third person. Tentunya terlihat sangat menarik bukan? apalagi dengan berbagai puzzle, teka, teki, & easter egg yang menunggu untuk dipecahkan.  Namun sama seperti seri sebelumnya, mode krypt ini hanya terasa seperti gimmick untuk membuka deretan peti lootbox yang tersebar di seluruh lokasi, yang tentunya kini hadir dalam skala yang jauh lebih masif parahnya.

Konsep petualangan mode krypt ini terlihat keren memang, namun sayangnya ia terasa tak ubahnya seperti “petualangan membuka lootbox” dan gimmick semata.

Pepatah mengatakan “berdoalah sebelum gacha”.

Bagi kalian yang ingin memainkan Mortal Kombat 11 dalam mode offline, tampaknya ini adalah mimpi buruk terbesar bagi kalian. Tanpa adanya koneksi internet, itu artinya tak ada harapan apapun untuk mengakses fitur krypt, towers of time, dan tentunya berbelanja untuk fitur kostumisasi. Fitur klassic tower yang dapat dimainkan secara offline pun tak akan memberikan reward sepeserpun bila kalian memainkannya secara offline.

Memainkannya dalam mode offline, tak akan ada reward yang bisa didapat, mode krusial seperti krypt & towers of time juga memerlukan koneksi internet untuk dapat diakses.

Kami tahu sistem kosmetik ini memang sebatas opsional dan tak mempengaruhi stats karakter, namun sekali lagi, sebagai daya tarik baru yang cukup menggoda, perpaduan sistem kosmetik & microtransaction ini terasa sangat tak adil. Tentunya kami berharap NetherRealm & WB melakukan balancing pada sistem ini agar tak memberatkan para player.

Kualitas Visual Brutal Sekaligus Menawan!

Presentasi pada pada platform generasi masa kini, maka presentasi visual mempuni pula untuknya, dan NetherRealm benar-benar mampu menyajikan hal tersebut dengan sangat baik. Dipacu dengan Unreal Engine 3 yang telah dimodifikasi, Mortal Kombat 11 terlihat jauh lebih memukau dibanding Mortal Kombat X. Membandingkannya dengan seri sebelumnya tersebut bahkan membuat kami merasa bahwa kualitas visual Mortal Kombat X terasa “outdated” ketimbang seri kesebelasnya kali ini.

Dalam mode krypt sendiri, kalian dapat melihat kualitas visual paling optimat, dimana tiap efek mulai dari fog, shadow, lighting, hingga environment yang tersaji terlihat sangat memanjakan mata. Sementara dalam aspek pertarungan sendiri, tiap karakter sebagai “aset” utama tersebut kali ini juga terlihat jauh lebih realistis.

Hal tersebut tentunya mampu membalut tiap pertarungan penuh darah yang ada menjadi kian brutal & mengerikan, tiap efek seperti darah, remukan tulang, hingga organ tubuh yang tercecer mampu ditampilkan secara ekplisit dan seakan mendorong kebrutalan Mortal Kombat menuju level yang jauh lebih tinggi lagi.

Soundtrack yang Tetap Segar & Ikonik!

Soundtrack merupakan salah satu elemen paling krusial dalam sebuah game, bila diracik dengan tepat, maka soundtrack akan mampu memperdalam atmosfir permainan agar terasa jauh lebih imersif lagi. Bila berbicara tentang Mortal Kombat, ia merupakan salah satu franchise fighting yang kerap kali menyuguhkan soundtrack ciamik, apalagi di beberapa seri terakhir sebelumnya.



Kabar baiknya? kali ini NetherRealm Studios kembali lagi berhasil menyuguhkan soundtrack “asik” kedalam Mortal Kombat 11. Diawal pengenalannya pada ajang The Game Award di tahun lalu saja, Mortal Kombat sudah memberikan sebuah soundtrack apik dari 21 Savage. Dan didalam gamenya, ia masih dibalut deretan backsound yang siap membuat tiap cutsene yang ada semakin terasa imersif. Menariknya lagi, Salah satunya adalah soundtrack ikonik yang telah melekat pada Mortal Kombat sejak 27 tahun silam – techno syndrom yang kini kembali lagi meramaikan jajaran soundtrack apik Mortal Kombat 11 ini.


https://www.youtube.com/watch?v=okf-2zK5UPw


Conclusion

Dengan beragam inovasi serta perombakan yang dilakukan oleh NetherRealm Studios, Mortal Kombat 11 mampu tampil sebagai sebuah game fighting yang sloid & matang dari segi gameplay. Berbagai peningkatan yang mereka lakukan tersebut bahkan seakan membawa esensi brutal Mortal Kombat yang selama ini kita kenal menuju babak baru yang lebih tinggi lagi.

Brutalnya pertarungan eksplisit penuh hujan darah & potongan tubuh mampu disajikan sangat menarik di seri terbaru kali ini, belum lagi cerita yang disajikan sangat menarik untuk diikuti. Walaupun pada akhirnya ditutup dengan ending yang sangat biasa dan meninggalkan banyak tanda tanya didalamnya.

Meskipun punya banyak aspek yang patut diacungi jempol, Mortal Kombat 11 tetap tak luput dari kekurangan, beberapa fitur krusial sebagai daya tarik utama seperti kostumisasi dibalut dengan sistem microtransaction yang terasa tak adil, sistem rewarding dari tiap mode tantangan yang ada juga tak terasa sepadan. Namun terlepas dari itu semua,  Mortal Kombat 11 merupakan sebuah game fighting yang sayang untuk dilewatkan, dan semoga saja di masa mendatang game ini dapat meluncur secara resmi di Indonesia.


Baca juga berita atau artikel menarik lainnya dari Author.

Contact: erenhartd@gamebrott.com

Exit mobile version