Dari semua game souls maupun souls-like yang telah menyiksa saya dalam beberapa tahun belakangan ini, Nioh yang digarap oleh Team Ninja hadir sebagai game souls-like yang menarik namun kurang meninggalkan kesan yang berarti saya. Secara gamblang game tersebut mudah terlupakan jika tidak dimainkan dalan beberapa minggu.
Terlepas dari itu, Nioh sebagai sebuah game souls-like ala Samurai yang cocok untuk para wibu ini tetap mampu memberikan tantangan yang berarti dan sepadan dengan game sejenis lainnya; sama-sama bikin frustrasi bahkan stres, namun berikan suatu kebanggaan tersendiri ketika berhasil menyelesaikan suatu stage atau setelah berhasil menghabisi berbagai boss yang sulit.
Pada tanggal 12 Maret 2020 lalu, Team Ninja merilis Nioh 2 yang merupakan prequel dari Nioh pertama. Setelah mencoba menyelesaikan keseluruhan konten utamanya, saya cukup dibuat kagum dengan lebih mendalamnya serangkaian elemen combat permainan yang ditawarkan, serta bisa dipastikan lebih mudah dari yang pertama.
Nioh 2 juga bisa dibilang hadir sebagai game dimana pemain yang bahkan belum pernah memainkan game souls sama sekali akan cenderung mudah beradaptasi dalam game ini dibandingkan game pertamanya. Walau demikian butuh waktu yang cenderung tidak sebentar bagi pemain baru tersebut untuk menguasai betul keseluruhan elemen-elemen combat yang ditawarkan pada game ini.
Hal ini bukan berarti Nioh 2 hadir tanpa cela, ada beberapa hal yang agaknya harus kamu ketahui terlebih dahulu agar nantinya bisa dijadikan pertimbangan apakah Nioh 2 worth it untuk dimainkan segera atau tidak. Baca review ini sampai selesai ya!
Reka fiksi legenda Toyotomi Hideyoshi
Seperti yang telah saya sebut di awal, Nioh 2 merupakan prequel dari game pertamanya, sehingga ceritanya sendiri terjadi sebelum William Adams, karakter dari Nioh pertama datang ke Jepang versi fiksi yang penuh dengan Spirit Stones dan Yokai (sebutan setan atau iblis di Jepang). Lebih tepatnya, keseluruhan cerita berfokus pada salah satu sosok historis Jepang era Sengoku akhir, Hideyoshi Toyotomi.
Berbeda dengan game pertamanya yang menghadirkan William sebagai fixed character, Nioh 2 hadir dengan fitur custom character yang cukup in-depth. Sehingga dalam game ini kamu bisa saja membuat karakter sesuai imajinasimu, bahkan waifu idamanmu, atau mungkin bisa jadi penyalur kreativitasmu untuk hadirkan karakter-karakter nyeleneh.
Cerita dibuka dengan dirimu yang merupakan seorang Shiftling, manusia yang dapat menggunakan kemampuan-kemampuan bahkan berubah jadi Yokai, yang diselamatkan oleh Tokichiro (nama asli sebelum berganti jadi Hideyoshi) dengan sebuah Spirit Stone ketika dirimu tidak mampu mengendalikan kekuatan Yokai yang kamu miliki.
Tokichiro yang saat itu hanya seorang pedagang, memiliki ambisi untuk menaikkan kastanya, bahkan menguasai Jepang dengan memanfaatkan kekuatan Spirit Stone. Ia bahkan rela menjadi babu untuk mendapatkan kepercayaan orang-orang yang ia layani, salah satunya adalah Oda Nobunaga. Dalam game ini, kamu akan menemani perjalanan Tokichiro dalam merealisasikan ambisinya tersebut.
Tidak hanya Oda Nobunaga, kamu juga tentunya akan bertemu dengan sosok-sosok historis era Sengoku lainnya, seperti Akechi Mitsuhide, Takenaka Hanbei, Azai Nagamasa, bahkan beberapa sosok dari game sebelumnya seperti Tadakatsu Honda dan Hattori Hanzo.
Elemen combat yang lebih agresif dan mendalam
Secara umum, Nioh memiliki pace bertempur yang cukup cepat dengan memanfaatkan variasi serangan yang terbagi dalam 3 Combat Stance, serta fitur Flux atau Ki Pulse yang dapat mengembalikan sebagian Ki (sebutan untuk stamina) dengan instan. Dan dalam Nioh 2, pace tersebut semakin dipercepat dengan ragam peningkatan pada elemen combat-nya.
Mulai dari tambahan senjata baru maupun senjata-senjata lama yang juga mendapatkan berbagai kemampuan maupun variasi serangan baru, Onmyodo dan Ninjutsu yang lebih ekspansif, perombakan pada status karakter yang kini memiliki keterikatan lebih dengan Guardian Spirit dan masih banyak lagi.
Namun hal baru yang paling menonjol dalam Nioh 2 ini adalah kamu bisa memanfaatkan kemampuan atau bahkan berubah menjadi Yokai, seperti fitur Burst Counter yang menurut saya merupakan sungguh ide cemerlang, hingga mencuri dan menggunakan kemampuan Yokai yang kamu temui di dalam permainan. Bersamaan dengan ini, hadir juga mekanisme Anima yang dibutuhkan untuk melakukan Burst Counter ataupun menggunakan kemampuan Yokai.
Hadirnya fitur-fitur Yokai tersebut benar-benar membuat combat pada Nioh 2 terasa cukup segar dan secara pribadi cocok dengan playstyle saya yang suka bermain barbar. Walau demikian, tidak hanya kita saja yang didorong untuk bermain secara agresif, hadir juga berbagai Yokai baru maupun lama yang kini juga dibuat lebih mematikan. Sehingga kamu yang pernah memainkan Nioh pertama tetap akan mendapatkan pengalaman yang cukup fresh dari Nioh 2.
Saya akan coba menjabarkan berbagai perombakan maupun peningkatan elemen-elemen combat tersebut melalui poin-poin berikutnya.
Senjata yang sedikit lebih bervariasi
Satu hal yang ditawarkan dalam Nioh adalah begitu banyak variasi senjata maupun armor yang hadir di dalamnya. Dalam Nioh 2, terdapat sembilan jenis senjata yang masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangannya tersendiri. Dua dari sembilan senjata tersebut merupakan senjata baru, yakni Switchglaive dan dual-wielding Hatchets. Sebagai catatan, Tonfa dan Odachi telah lebih dulu hadir melalui DLC Nioh pertama jika kamu baru pertama kali melihatnya pada Nioh 2.
Switchglaive merupakan senjata yang dapat berubah bentuk mulai pada tiap Stance. Switchglaive akan menjadi Scythe pada High Stance, menjadi Glaive (tombak dengan bilah golok) pada Mid Stance, dan akan terlipat pada Low Stance. Berbeda dengan senjata lainnya, Switchglaive memiliki serangan combo lanjutan saat berpindah Stance, sehingga senjata ini berikanmu beberapa pilihan situasional saat bertempur.
Dual-wielding Hatchet adalah dua kapak yang akan kamu gunakan di kedua tanganmu. Sedikit mirip dengan jenis senjata yang menggunakan dua tangan, senjata ini juga memiliki variasi serangan yang cukup cepat. Yang spesial dari dual wielding Hatchet ini adalah kamu dapat melemparkannya ke musuh, sehingga senjata ini cukup mematikan dalam jarak dekat dan jarak menengah.
Tidak hanya dua senjata baru tersebut, berbagai senjata lainnya juga mengalami berbagai perombakan dengan hadirnya berbagai kemampuan dan serangan baru yang bisa dilancarkan. Saya yang hanya paham menggunakan Swords (Katana), Dual Swords dan Spears pada Nioh pertama tetap dibuat familiar saat menggunakannya kembali di Nioh 2, namun kini dengan lebih banyak pilihan serangan.
Satu hal lainnya yang cukup menonjol adalah hadirnya dua tipe elemen baru dalam bentuk Yokai Weapons dan Blessed Weapons. Sesuai namanya, Yokai Weapons memiliki elemen Corruption yang memberikan Ki Damage lebih kepada musuh tipe manusia, begitu juga Blessed Weapons dengan elemen Impurity yang memberikan Ki Damage lebih kepada musuh tipe Yokai.
Lebih lanjut, Yokai Weapons memiliki charge yang harus diisi dulu dengan mengalahkan musuh-musuh yang ada. Efek dari Yokai Weapons akan aktif secara otomatis ketika charge telah terpenuhi, dimana kamu juga akan mendengarkan suara Yokai yang berbicara kepada karaktermu. Sedangkan Blessed Weapon sudah langsung aktif layaknya senjata berelemen lainnya.
Kekuatan Yokai yang memudahkan permainan
Sebagai sesosok Shiftling yang telah dijelaskan diawal, karaktermu memiliki kekuatan untuk menggunakan kemampuan bahkan berubah menjadi Yokai. Terdapat tiga jenis Yokai Shift atau Demon Form, yakni Brute, Feral dan Phantom.
Brute Demon menggunakan senjata yang menyerupai gada besar dan serangkaian serangan jarak dekat yang cukup mematikan. Kemudian Feral Demon menggunakan dua pisau dan memiliki kemampuan untuk bergerak serta meluncurkan serangan-serangan dengan cepat. Sedangkan Phantom menggunakan double-edged sword dan mampu meluncurkan serangan dalam jarak jauh.
Fitur Yokai Shift ini menggantikan fitur Living Weapon yang hadir di Nioh pertama, namun memiliki fungsi yang pada dasarnya sama, yakni melancarkan serangan-serangan berelemen yang mematikan, atau mungkin seperti say yang menggunakanya saat kritis untuk menghindari kematian. Berubah jadi Demon Form tidak memerlukan Anima, namun memerlukan Amrita Gauge-mu terisi penuh dahulu, mirip dengan Living Weapon.
Namun satu hal yang menurut saya membuat permainan terasa mudah adalah elemen Burst Counter. Seperti namanya, Burst Counter memiliki fungsi untuk melakukan parry terhadap musuh yang menyerangmu dengan serangan Burst (biasanya ditandai dengan munculnya sinar merah). Jika kamu berhasil melakukan Burst Counter, Ki musuh yang menyerangmu tersebut akan berkurang secara drastis, bahkan jebol.
Tiap Demon Form memiliki aktivasi Burst Counter yang berbeda-beda; Brute Demon akan melakukan serangan kecil dan harus mengenai musuh yang sedang melakukan serangan Burst, Feral Demon akan melakukan semacam dodge dan harus dilakukan dengan timing yang tepat, kemudian Phantom Demon akan melakukan semacam guard dan harus dilakukan disaat yang tepat juga. Menggunakan Burst Counter akan mengkonsumsi sedikit Anima.
Kamu yang pernah memainkan Nioh pertama mungkin paham betul sulitnya melakukan parry biasa. Entah karena timing window-nya yang sangat singkat, hoki-hokian atau memang sayanya yang cupu. Fitur Burst Counter ini bisa dibilang high risk high reward dan tentunya benar-benar cocok dengan saya yang cenderung memiliki tendensi bermain secara offensive.
Kemudian yang cukup menarik adalah kini kamu juga bisa menggunakan mencuri dan menggunakan kemampuan Yokai yang kamu kalahkan. Untuk menggunakan kemampuan Yokai tersebut, kamu perlu mendapatkan Soul Cores yang mereka jatuhkan secara random dan memasangnya pada Spirit Guardian kalian. Hal ini akan saya jelaskan di poin berikutnya.
Perombakan Guardian Spirit dan hadirnya Soul Cores
Terjadi satu perubahan signifkan dalah soal status karakter, yakni adalah hadirnya status Courage yang menggantikan status Spirit. Pada Nioh pertama, Spirit digunakan untuk memperkuat dan membuka atribut-atribut tambahan pada Guardian Spirit yang kamu pakai. Status Courage pada Nioh 2 akan mempengaruhi regenerasi Ki karaktermu.
Pada Nioh 2 atribut-atribut bonus pada Guardian Spirit baru terbuka dengan mengkombinasikan jumlah dari dua status. Secara tidak langsung, hal ini membuatmu harus memilih Guardian Spirit yang sesuai dengan build karaktermu agar mendapatkan bonus atributnya secara maksimal. Selama permainan berlangsung saya hampir tidak pernah mengganti Guardian Spirit karena memang hanya hanya sedikit yang cocok untuk build karakter saya. Terasa sedikit mengecewakan memang.
Sebagai gantinya, kini kamu bisa menggunakan kekuatan Yokai melalui Guardian Spirit-mu. Untuk menggunakan kemampuan suatu Yokai, kamu perlu lebih dulu mendapatkan Soul Cores dari Yokai terkait dan memasangnya di Guardian Spirit yang kamu gunakan. Menggunakan kemampuan Yokai tersebut akan mengkonsumsi cukup banyak Anima.
Guardian Spirit bisa menyimpan hingga tiga Soul Cores, namun tiap Soul Cores memiliki Attunement Cost yang berbeda-beda, dimana makin kuat kemampuannya, cenderung makin besar juga cost yang dibutuhkan. Tiap Guardian Spirit juga memiliki kapasitas Attunement yang berbeda-beda.
Saya sendiri sebenarnya cukup jarang menggunakan kemampuan Yokai, karena saya lebih memilih untuk memanfaatkan Anima saya untuk melakukan Burst Counter. Penggunaan kemampuan Yokai ini lebih cenderung saya gunakan secara situasional, seperti saat terpojok aka panik, atau dikombinasikan dengan kemampuan Onmyodo tertentu misalnya.
Lokasi baru, ancaman baru
Kamu yang sudah pernah memainkan game pertamanya mungkin paham bahwa Nioh memiliki elemen permainan yang mirip seperti game Diablo garapan Blizzard, yakni menghadirkan area permainan dalam kemasan stage atau dungeon, serta begitu banyaknya loot senjata ataupun armor yang berjatuhan dari musuh yang dikalahkan.
Nioh 2 tentunya tidak berbeda dengan pendahulunya, namun kini lebih banyak variasi area-area dengan tone yang lebih cerah. Tidak ketinggalan, menu World Map-nya sendiri kini hadir secara 3D, dan memiliki sedikit elemen interaktif yang edukasional di dalamnya.
Selain hadir dengan berbagai lokasi baru, Nioh 2 tentunya juga menghadirkan berbagai variasi musuh tipe manusia maupun tipe Yokai baru yang bisa dibilang lebih agresif daripada pendahulunya. Namun hadir juga berbagai musuh dari game sebelumnya, namun kini dengan berbagai variasi serangan baru.
Kamu yang pernah memainkan Nioh pertama tentu mengetahui area Yokai Realm yang dapat memberikan karaktermu debuff saat menginjaknya. Dalam Nioh 2, terdapat versi Yokai Realm yang bisa dibilang lebih berbahaya, yakni Dark Realm.
Berbeda dengan Yokai Realm yang hanya melingkupi area kecil, Dark Realm memiliki jangkauan area yang sangat luas dan tidak bisa disucikan secara langsung dengan Ki Pulse. Debuff-nya sendiri tidak terlalu berbeda dengan Yokai Realm, namun visual akan berubah menjadi abu-abu dan karaktermu akan mengeluarkan tanduk Demon-nya saat memasuki Dark Realm. Tidak ketinggalan, musuh-musuh yang ada didalamnya juga menjadi lebih kuat.
Untuk menyucikan Dark Realm, kamu perlu mencari sumber utamanya yang merupakan Yokai yang lebih mematikan. Selesai mengalahkan Yokai tersebut, keadaan sekitar akan kembali jadi normal, dan berbagai Yokai yang berada di dalam Dark Realm tersebut akan langsung kehilangan seluruh Ki-nya.
Berbagai boss yang kamu hadapi juga bisa menciptakan Dark Realm-nya sendiri di tengah-tengah pertempuran. Biasanya hal ini mereka lakukan ketika HP mereka telah berkurang sekian persen, namun terdapat juga kondisi-kondisi lainnya. Kamu perlu menguras Ki milik boss tersebut sampai habis untuk mematikan Dark Realm-nya, atau kamu bisa juga menunggunya Dark Realm tersebut hilang dengan sendirinya, namun cenderung butuh waktu yang cukup lama.
Interaksi daring yang lebih hidup
Nioh 2 menghadirkan fitur bernama Benevolent Grave yang bisa dibilang juga semakin mempermudah permainan. Kamu yang pernah memainkan Nioh pertama mungkin tidak asing dengan Revenant Grave, dimana ‘jiwa’ pemain lain yang mati di suatu tempat akan menyerangmu jika menyentuh ‘kuburannya’, namun dengan reward perlengkapan yang dikenakan oleh pemain tersebut jika berhasil mengalahkannya.
Benevolent Grave bisa dibilang mirip dengan fitur Phantom Summon pada game Dark Souls, dimana karakter pemain lainnya akan hadir sebagai NPC dan akan membantumu dalam pertempuran sampai waktu habis atau sampai HP-nya habis. Saya bilang hal ini memudahkan permainan karena NPC-NPC ini bisa dimanfaatkan sebagai decoy musuh ataupun boss, dan kita tinggal menyerang musuh-musuh dari belakang.
Namun kamu yang memang ingin bermain co-op bersama teman secara langsung tidak perlu khawatir, karena fitur Torii Gate yang hadir di Nioh pertama juga kembali hadir di Nioh 2. Kamu juga bisa menggunakan Torii Gate tersebut untuk membantu pemain random lainnya secara langsung.
Menggunakan Benevolent Grave ataupun memanggil bantuan secara langsung via Shrine memerlukan Ochoko Cup. Ochoko Cup bisa didapatkan dengan mengalahkan berbagai Revenant dari Revenant Grave, dari pemain lain yang menggunakan Benevolent Grave-mu secara otomatis, dan membantu pemain lain melalui Torii Gate.
Beberapa hal baru lainnya
Selamat peningkatan elemen-elemen combat yang menjadi sajian utama Nioh 2, terdapat juga beberapa hal baru lainnya yang cukup membantu permainan. Beberapa diantara yang cukup signifikan seperti Sudama, Kodama Bazaar, Scampuss, serta fitur Remodel pada Blacksmith.
Pada Nioh pertama, kamu secara berkala akan menemukan Kodama yang bersembunyi di suatu area, dimana jika dikumpulkan bisa memberikan karaktermu bonus-bonus tertentu. Dalam Nioh 2, terdapat Sudama yang juga tersebar di berbagai tempat. Jika kamu bertemu dengan Sudama saat menjelajah, maka ia akan meminta suatu item darimu, jika sang Sudama senang dengan item yang kamu berikan, maka sang Sudama akan memberikan item yang sepadan atau bahkan lebih bagus, namun jika ia tidak senang, ia akan mengeluarkan petir untuk menyambarmu.
Masih berhubungan dengan mahluk-mahluk kecil lucu Kodama maupun Sudama, kini terdapat fitur Kodama Bazaar. Seperti namanya, para Kodama memiliki beberapa item yang bisa kamu beli via Shrine, dan item-item tersebut akan terus berganti di tiap stage-nya. Membeli item-item tersebut membutuhkan curreny nasi, dimana bisa kamu dapatkan melalui fitur Offering perlengkapan-perlengkapanmu yang tidak terpakai.
Saat menjelajah suatu area, kamu juga akan bertemu dengan mahluk menyerupai kucing gemuk bernama Scampuss. Kamu hanya perlu mengelus-elus mahluk tersebut dan ia akan mengikutimu. Selama yang saya perhatikan, Scampuss ini akan membantu menyerang dan men-stagger musuh-musuh yang ada di sekitarmu, dan efek tersebut semakin kuat ketika ia masuk ke dalam Dark Realm.
Blacksmith sendiri tidak terlalu mengalami perubahan, namun hadir fitur baru bernama Remodel. Dimana fungsinya sendiri adalah mengubah bonus scaling yang ada pada senjatamu. Hal ini tentunya cocok untuk kamu yang misalnya punya build tertentu namun tipe senjatanya tidak cocok dengan scaling status buildmu.
Sebagai contoh, misalnya karaktermu punya build Strength, namun ingin memakai Switchglaive yang notabene bonus scalingnya berasal dari Magic. Dengan remodel, kamu bisa mengubah bonus scaling Switchglaive tersebut dari Magic menjadi Strength. Fitur ini tentunya membuka berbagai kemungkinan build baru yang lebih bervariasi lagi.
Gubuk, namun bukan sembarang gubuk
Satu hal baru lainnya adalah fitur Hut atau gubuk. Namun bukan sembarang gubuk, ada beberapa hal ataupun fitur penting yang bisa kamu akses pada gubuk tersebut. Mulai dari mengakses lore pada Nioh 2, hingga menerima hadiah dari pemain lain yang menggunakan Benevolent Grave-mu.
Kamu bisa membaca-baca kembali informasi Yokai yang kamu kalahkan seperti kelemahan dan latar belakangnya, kemudian informasi para karakter-karakter manusia yang kamu temui atau bahkan kamu lawan buat kamu yang ingin mengetahui sedikit peran dari karakter-karakter tersebut dalam sejarah aslinya. Kamu juga bisa menonton kembali berbagai cutscene gamenya di gubuk ini.
Kamu juga bisa mengganti tampilan karaktermu jika membeli skin via Hidden Teahouse. Namun yang paling menarik adalah kamu bisa merombak kembali tampilan karaktermu melalui menu custom character. Sehingga kamu yang merasa kurang cocok dengan tampilan karaktermu selama permainan, bisa merombaknya langsung melalui Hut tanpa perlu mengulang permainan.
Kamu juga bisa mendekorasi gubukmu tersebut dengan berbagai gulungan gantung dan gelas teh. Gelas teh tersebut bisa kamu dapatkan saat bertempur, namun harus di-appraise dulu di Hidden Teahouse. Gelas-gelas teh tersebut akan memberikan bonus-bonus yang berbeda saat dipajang di gubukmu. Kamu juga bisa merubah tema gubukmu seiring berjalannya cerita utama. Yang disayangkan adalah betapa tidak signfikannya kustomisasi gubuk tersebut.
Selain itu, kamu juga bisa membuat menyimpan berbagai set equipment-mu sendiri untuk berbagai situasi, sehingga kamu tidak perlu gonta-ganti equipment tersebut secara manual. Jika kamu sudah menyelesaikan cerita utamanya, akan terbuka menu baru dimana kamu bahkan bisa menyimpan berbagai set build karaktermu sendiri.
Ramah bagi pemain baru, minim tantangan bagi pemain lama
Game-game souls maupun souls-like pada umumnya tidak bertele-tele langsung menyajikan pertempuran dengan boss dalam beberapa menit awal permainan. Nioh 2 juga demikian, dimana hal ini tentunya merupakan poin yang bagus karena ingin menonjolkan ciri khas ala game souls-nya.
Nioh 2 terasa hadir lebih mudah dari pendahulunya karena hadirnya berbagai fitur baru yang telah penulis kemukakan sebelumnya. Para pemain baru mungkin akan tetap kesulitan di awal permainan, namun bisa dipastikan mereka tidak akan butuh waktu lama untuk setidaknya memahami pola permainan yang disajikan di dalam Nioh 2.
Personally, sebagai pemain yang sudah pernah memainkan Nioh pertama, Nioh 2 tidak memberikan tantangan-tantangan yang memberikan kesan berarti, terutama boss-boss yang dihadirkannya. Jangan salah, saya sendiri sangat menyukai beberapa desain boss-boss yang dihadirkan, namun hampir semua boss yang ada pada Nioh 2 bisa saya kalahkan tanpa mati lebih dari sekali.
Sebagai contoh, saya sedikit mengharapkan perlawananan yang bikin gregetan namun berikan kepuasaan tak ternilai saat memenangkannya, seperti Genichiro Ashina di Sekiro, Orphan of Kos di Bloodborne atau Sister Friede di Dark Souls 3. Dan sayangnya, Nioh 2 tidak hadirkan satupun pertempuran boss yang berkesan bagi saya.
Peran kita yang terasa kurang signifikan dalam cerita
Menghadirkan custom character agaknya cukup berdampak pada signifikansi peran karakter utama buatan kita pada cerita. Dalam hal ini, karakter kita terlihat seperti tidak memiliki tujuan dan hanya menjadi pengikut atau bahkan tukang pukul bagi orang lain.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kisah berfokus pada karakter Tokichiro aka Hideyoshi yang berusaha naik kasta bahkan jadi penguasa Jepang. Dalam prosesnya, karakter kita hanya mengikuti dirinya tanpa memikirkan baik buruknya, seolah-olah karakter kita terikat balas budi tak ternilai karena pernah diselamatkan sekali oleh Tokichiro di awal permainan.
Trope partner seperti ini sebenarnya cukup umum, dimana dalam hal ini karakter kita jadi tukang pukul dan Tokichiro sebagai otak yang terus mencari kesempatan untuk naik pangkat. Namun, dalam hal ini karakter kita diperlihatkan seperti tidak memiliki tujuan tertentu, selain mengikuti semua hal yang ingin dilakukan Tokichiro saja.
Hal ini ditambah dengan karakter kita yang hadir sebagai Silent Protagonist, dimana pada tiap cutscene ia hanya memberikan respon-respon raut wajah yang bisa dibilang cukup umum. Hal tersebut benar-benar tidak memberikan karakteristik atau signifikansi yang berarti selain jadi karakter sampingan, setidaknya di 3/4 awal permainan.
Cerita utama tentu boleh fokus pada karakter lain, namun setidaknya berikan signifikansi yang lebih relevan sebagai karakter utama dalam cerita tersebut. Karakter William yang terasa hambar di Nioh pertama saja masih memberikan signifikansi perannya yang cukup berarti selama permainan berlangsung.
Apresiasi kebolehan Team Ninja
Walau memang kurang dari segi cerita dan tantangan bagi saya, ada beberapa hal yang tentunya dalam Nioh 2 yang patut diapresiasi. Dalam hal ini, Team Ninja tetap mampu unjuk kebolehannya dalam menghadirkan sosok-sosok yang memanjakan mata.
Team Ninja memang cukup dikenal sebagai salah satu developer yang selalu menghadirkan karakter-karakter yang ganteng dan cantik. Kamu mungkin pernah memainkan game-game mereka yang lain seperti Team Ninja, Dead or Alive, hingga Dissidia Final Fantasy NT. Dan semua game tersebut menghadirkan karakter-karakter yang enak dilihat mata.
Pada Nioh pertama sendiri saja begitu banyak desain karakter yang memang nikmat dipandang, salah satunya yang terbaik menurut saya adalah Fuku, seorang Onmyoji dengan paha yang thicc. Dan pada Nioh 2, hadir sesosok karakter bernama Okuni yang juga berhasil mencuri hati saya.
Tidak hanya para karakter manusia, desain-desain Yokai-nya sendiri juga terlihat lebih keren pada Nioh 2. Salah satu yang penulis suka adalah boss Kasha, yang nampaknya bisa dipastikan akan jadi favorit para wibu pencinta furry.
Kesimpulan
Pada akhirnya, Nioh 2 tetap mampu bahkan berhasil menghadirkan serangkaian elemen combat yang menurut saya terbaik jika dibandingkan dengan game-game souls-like lainnya. Dan pada prequel-nya tersebut, berbagai perombakan maupun peningkatan fitur yang ada dibuat menjadi ramah untuk pemain baru, terutama yang ingin terjun ke dunia souls.
Terlepas dari kenyataan bahwa memang gamenya sendiri akan terasa mudah bagi pemain lama, Nioh 2 tetap mampu menghadirkan berbagai stage yang pastinya tetap bisa memberikan berbagai tantangan yang berbeda dan lebih agresif dari game pertamanya.