Tahun 2019 memang bisa dibilang cukup di idamkan oleh para Gamer pecinta shounen ataupun penggemar serial anime One Piece. Game fighting AAA seperti Jump Force menjadi pembuka awal tahun 2019, hingga kini Bandai Namco dan Ganbarion kembali merilis serial baru yang sebelumnya sempat diundur berjudul One Piece World Seeker. Sedikit menilik sejarah developer Ganbarion, dirinya sebagai developer memang sudah menjadi langgangan melahirkan game-game jepang terutama serial One Piece, dimana sebelumnya tahun 2014 mereka juga pernah merilis game One Piece yang semi Open-World Adventure berjudul “One Piece Unlimited World Red” serta game Fighting jadul “One Piece Grand Battle series”.
Perjalanan One Piece World Seeker berpusat kepada kisah Monkey D Luffy di sebuah pulai bernama Prison Island. Dimana sebelumnya kota tersebut aslinya bernama Jewel Island, Luffy dan nakama terdampar secara random di pulau tersebut. Beberapa nakama ada yang tertangkap dan juga menjadi buron oleh angkatan laut. Luffy sendiri menjadi tokoh yang akan dimainkan para player One Piece World Seeker, dimana kalian akan mengumpulkan nakama Luffy yang terpencar hingga mencari tahu misteri yang menghantui Prison Island.
One Piece World Seeker sendiri mengusung elemen Open World menjadi hal yang paling utama. Mereka berusaha berbenah dari seri sebelumnya mengenai elemen Open World itu sendiri. Ketika kita berbicara One Piece World Seeker, kami bisa menjabarkan bahwa game ini memiliki elemen dari Assasins Creed, tone warna dari Zelda Breath of Wild, serta progression system dari Spiderman.
Daftar isi
Gila Grafik Dunianya Top!, Tapi Kok Kosong?
Kami benar-benar takjub bagaimana lompatan grafis yang hadir pada seri World Seeker ini ada, memang bukan waktu yang singkat namun hasil yang berhasil mereka kerjakan cukup perlu diacungi jempol. Rumput serta assets dan detail tiap bangunan memiliki karakteristik yang menggambarkan tiap distrik. Di Prison Island sendiri, geografis tiap lokasi dibagi menjadi beberapa bagian. Secara garis besar ada 5 bagian yaitu distrik kota, pelabuhan, pertambangan, pedesaan, dan terakhir distrik penjara. Perlu diacungi jempol bagaimana grafik dan juga detail tiap kota benar-benar terpoles serta memiliki keunikan tersendiri, kalian bisa lihat screenshoot kota Steel City dibawah dimana kota tersebut memiliki poster-poster serta art yang lumayan menarik.
Masalah utama pada game ini adalah bagaimana kota yang indah tersebut tidak memiliki kehidupan didalamnya. Tanpa ada skenario yang jelas kota tersebut benar-benar terasa kota mati, NPC yang bertebaran saja dapat dihitung jari jenisnya, tiap npc memiliki muka yang serupa dan hanya di generate warna rambut serta beberapa aksesoris yang berbeda. Kalian bisa lihat di screenshot berikut.
Namun juga perli di notice sepinya NPC mungkin ditujukan untuk memaksimalkan feel Open-World yang ada, karena dengan spek PS4 Fat milik kami nyaris tidak perlu adanya loading yang berlebihan atau terlalu lama. Game terasa smooth tanpa adanya stuttering yang biasa terjadi di game Open-world penuh NPC. Namun aspek yang perlu dikorbankan juga adalah selain di luar kota, nyaris tak ada tanda-tanda kehidupan dari binatang ataupun Ambient Creature. Daerah lepas seperti field ataupun padang terbuka hanya terdapat musuh. Game ini populasinya terasa seperti di sentil Thanos.
Battle System Agak Kaku, Namun Progression Nikmat
Kendala yang akan kalian temui sesaat setelah memainkan game ini adalah bagiamana battle System game ini terasa cukup kaku. Awal progress bermain kombo kalian akan sangat mudah sekali di cancel oleh angkatan laut yang bersenjatakan assault riffle. Kita tidak bisa memblok ataupun menghindari serangan tersebut karena selama kombo ataupun ketika kita sedang memukul, animasi gerakan tersebut sama sekali tak bisa di cancel untuk menghindar ataupun bertahan. Input yang perlu kalian haruslah bertahap sehingga terasa sangat tidak lues. Ditambah lagi jika musuh jatuh kalian harus menunggu hingga dirinya bangun untuk menghajarnya kembali, hal ini menjadi masalah karena musuh yang bertipe aerial atau terbang. Hanya dapat kalian pukul sekali hingga jatuh dan ia akan terbang kembali.
Sangat diapresiasi bagaimana developer menciptakan dua mode fighting yang dapat diganti kapanpun kita inginkan tanpa memerlukan suatu gauge bar. Mode pertama adalah Observation Haki dimana ciri khasnya adalah kecepatan, dan yang kedua adalah Armament Haki dimana kalian akan menggunakan haki pengeras tubuh untuk menghasilkan serangan yang lebih powerfull. Kalian sendiri bisa mendapatkan skill point untuk meningkatkan progress kalian dimana seluruh konten pada game ini akan ter-unlock melalui skill progression. Kalian bisa lihat di tabel bawah dimana kalian bebas mengembangkan style bertarung kalian lebih kearah observation Haki, Armament Haki, atau ke arah eksplorasi atau stealth. Progression tersebut benar-benar membuat karakter Luffy yang awalnya renta menjadi seorang bajak laut yang bisa melakukan banyak hal.
Pencet Segitiga Gak Penting yang Kelamaan
Oke kenapa ini menjadi topik tersendiri ? karena hal ini akan membuat kalian kesal ketika memainkan game ini. Segitiga dipakai untuk melakukan interaction kepada NPC atau me-loot material yang tersebar dipenjuru map. Pada tiap map terdapat kotak harta karun yang memiliki nilai material lebih bagus dibandingkan item loot biasa, namun durasi untuk memencet segitiga tersebut amat sangat terasa lama dan membonsankan untuk ukuran bersudut pandang 3rd person (karena tak ditambah animasi apapun). Hal ini kami kira awalnya hanya ada pada kotak harta karun saja, namun ternyata juga menular sampai ke main mission dan side mission. Ada misi dimana kalian harus membuka tiap pintu (tanpa ada clue apapun) mengecek apakah ada orang disana dengan memencet segitiga yang lama tiap pintu, hal ini akan memakan waktu yang lama dan terasa wasting time.
Namun perlu di notice kalian bisa mempercepat waktu segitiga tersebut dengan mengupgradenya dengan skill point. Namun tetap hal itu terasa konyol, mengapa sistem interact pada kotak harta justru ditularkan ke side mission sehingga side mission terasa amat bertele-tele dan repetitif.
No Replayabilty dan Luffy Simulator Only
Pertanyaan utama yang kerap ditanyakan para penggemar One Piece adalah “Karakter apa lagi yang bisa kita pakai ?” yep maaf karena bikin kalian kecewa, namun Monkey D Luffy menjadi karakter utama dan satu-satunya yang bisa kalian mainkan atau lihat bertarung (non cutscene) didalam game. Poor Law :(. Game ini sendiri nyaris tak memiliki elemen replayability dalam gamenya. Meski playtime yang ada dalam game ini bisa diklasifikasikan sebagai level mid, ketika kalian telah menyelesaikan main story game ini, tak ada lagi yang bisa kalian lakukan. NO new Game+, No Free Roam, no Free Battle.
Free Battle pada game ini bisa dibilang hanya mode latihan. Dimana Luffy nantinya akan melawan beberapa angkatan laut yang tidak bisa diganti. Kalian tak bisa menggantinya melawan admiral, melawan bos atau siapapun. Hanya beberpa angkatan laut. Skill yang kalian unlock dalam main story juga tidak diaplikasikan disana, jadi kalian serasa hanya sedang latihan reflek.
Story Menarik Terutama Bagi OP Lovers Die Hard
Seperti kebanyakan seri One-Piece, game ini secara singkat bisa dibilang Movie Game One Piece. Karena cerita pada game ini tidak masuk kedalam arc serial One Piece manapun. Mengapa menarik ? karena meski tak mengikuti Canon dari serial original Oda, sang kreator tetap menghadirkan tokoh-tokoh ikonik favorit para penggemar One Piece. Jadi kalian tak perlu kaget, jika kalian harus melawan karakter-karakter yang memiliki peran penting di cerita asli One Piece.
Voice Akting Gak Lengkap, Semua Copyright ?
Yang menjadi tricky disini adalah keberadaan Voice Akting yang agak mengganggu. Kenapa ? nyaris seluruh adegan (non-cutscene) tak diberi suara. Terkadang hanya satu atau dua kalimat saja tiap adegan memiliki suara, hal ini mungkin juga karena masalah copyright yang ada. Karena seluruh Cutscene dalam game ini ter-copryight dan jika kalian me-recordnya menggunakan PS4 maka kalian akan memasuki blocket scene.
Jika kalian perhatikan secara detil semua screenshot diatas punya watermark dari bandai namco. Apakah semua asset cutscene ini akan dilepas pada masa perilisannya ? tidak ada yang tahu.
Side Mission yang Repetitif
Yak gw perlu menekankan ini, side mission pada game ini terasa repetitif. Kalian perlu mengumpulkan tiap material atau quest item, dengan cara membersihkan tiap minimap secara repetitif. Side mission itu rata-rata berkutat pada hal itu, meski terkadang di kombinasi dengan mengalahkan musuh terlebih dahulu ataupun berada di point A atau Point B dalam batas waktu. Perlu di notice juga, One Piece World Seeker sempat memasukan beberapa side mission yang cukup berbeda, seperti diam-diam mengikuti boss (layaknya asassins creed) dan secara stealthy masuk ke markas musuh.
Kesimpulan
One Piece World Seeker bisa dibilang sebuah game Open World yang solid, karena sistem eksplorasi miliknya yang telah dikembangkan dengan skill point terasa sangat memuaskan. Grafik pada game ini sudah loncat cukup jauh dibandingkan seri sebelumnya. Bagaimana kota digambarkan dan juga detail-detail yang menjadi karakteristik tiap kota menjadi identitas Prison Island. Jika kalian pengikut keras One Piece Series game sebenarnya sudah cukup sukses memotret seluruh jurus serta keadaan One Piece sekarang. Namun dengan kurang luesnya battle system yang ada, hal ini menjadi nilai negatif. NPC yang monoton dan sedikit membuat game ini terasa seperti kota mati, kalian sering akan menggunakan fast travel karena memang suasananya tidak ada yang menarik untuk dilihat. No Replayablity mungkin menjadi tamparan bagi yang sudah membeli game ini. Kalian akan cenderung menyukai game ini jika kalian suka game-game open world seperti One Piece Unlimited World atau spiderman PS4. Final VERDICT : 6.9/10.