[REVIEW] Shadow of the Tomb Raider – Puas & Kecewa di Saat yang Sama!

20180913150434 1 1

Menelan budget pembuatan hingga triliunan rupiah, Square Enix beserta 2 tim developer raksasanya, Crystal Dynamics & Eidos Montréal tampaknya tak main-main dalam meracik Shadow of the Tomb Raider. Mereka cukup mau mendengarkan kata fans & mencoba membuat game mereka tersebut terasa lebih lengkap ketimbang kedua prequelnya, dan hal tersebut terbukti cukup benar adanya. Petualangan ketiga Lara Croft dalam saga terbarunya ini sempat mendulang rasa pesimis di mata kami, namun ternyata hal tersebut tak berujung menjadi sebuah kenyataan.

Ada banyak hal menarik yang ditawarkan oleh Crystal Dynamics & Eidos Montréal dalam Shadow of the Tomb Raider ini yang akan membuat kalian terpaku ke layar monitor selama berjam-jam. Bila kita lihat dalam 1 bulan terakhir, Square Enix tampak gencar mempromosikan game mereka tersebut secara besar-besaran. Yang tampaknya mengindikasikan bahwa Square Enix sangat percaya diri dengan game racikan 2 developer andalannya tersebut. Tapi benarkah Shadow of the Tomb Raider berhasil menjadi sebuah karya yang memukau? Review ini akan membahasnya lebih jauh.

Storyline

Tangisan Sang Penjarah Makam!

Lara Croft yang kita kenal dalam 2 seri terakhir, kini telah menjadi seorang gadis yang semakin tangguh & liar, dan kali ini perseteruannya dengan kelompok Trinity masih terus berlanjut. Berusaha mencegah berbagai kerusakan yang akan ditimbulkan oleh Trinity, Lara bersama dengan sahabatnya Jono Jonah, kali ini berusaha untuk mendapatkan sebuah belati Chak Chel yang diincar oleh Trinity.

Lara memang berhasil menemukan belati tersebut dan mengambilnya, namun ditengah perjalanannya untuk kembali, Lara dihadang oleh pasukan Trinity yang dipimpin oleh Pedro Dominguez. Melihat belati yang ditemukan oleh Lara, Dominguez langsung merebutnya dan menjelaskan, bahwa aksinya yang mencabut belati Chak Chel dari tempatnya tanpa artifak lain bernama “Silver Box” akan mendatangkan berbagai bencana besar yang menelan banyak korban jiwa.

Pedro Dominguez, salah satu pemimpin Trinity.

Dan benar saja, setelah Dominguez mengatakan hal tersebut, tsunami besar datang dan meluluh lantahkan seluruh kota, yang menyebabkan hilangnya nyawa orang-orang tak bersalah. Tentunya hal tersebut menjadi sebuah kenyataan pahit dimana Lara bertanggung jawab atas hilangnya banyak nyawa karena aksinya tersebut.

Aksi yang dilakukan Lara menimbulkan bencana yang menelan banyak korban jiwa.

Tak hanya tsunami saja, akan ada bencana masif lainnya yang datang, untuk menghentikan hal tersebut, Lara harus segera merebut belati chak chel & menemukan Silver Box. Di sisi lain, Dominguez & Trinity juga ingin mendapatkan Silver Box demi sebuah ambisi, tentunya perjalanan Lara tak akan mudah, karena ia akan berhadapan dengan Trinity dan berbagai mara bahaya lainnya.

mara bahaya yang mengincar Lara tak hanya berasal darai Trinity semata.

Berbagai rintangan yang dihadapi lambat laun akan mempengaruhi mental Lara sebagai manusia biasa, mampukah Lara mendapatkan kedua artifak tersebut dan menghentikan kiamat dalam legenda suku Maya tersebut? Jawabannya hanya dapat kalian temukan dengan memainkan Shadow of the Tomb Raider.

Mampukah Lara menghentikan berbagai bencana yang ia timbulkan?

Kisah Emosional Namun Minim Penokohan

Kisah yang dihadirkan sebenarnya terlalu singkat, namun tetap menarik untuk diikuti, tokoh Lara sebagai protagonis yang tangguh namun tetap rapuh sebagai manusia biasa, menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Terlepas dari tangguhnya ia sebagai sang “penjarah makam” yang tak terhentikan, ia tetaplah seorang gadis yang memiliki perasaan sebagai manusia biasa, yang tetap bisa menangis tersedu-sedu ketika masalah kemanusiaan menghampiri dirinya.

Menjelajahi masa lalu Lara, hampir semuanya tentang Lara.

Namun sayangnya, penokohan yang dihadirkan tak merata dan terkesan bertumpu pada sosok Lara semata, karakter  seperti Dominguez & Jonah memang mendapatkan cukup porsi. Sedangkan para tokoh penting lainnya malah terkesan dihadirkan dengan setengah-setengah dan tak sepenuh hati, ini yang membuat kisah Shadow of the Tomb Raider yang sebenarnya bagus menjadi tak terasa maksimal karena karakter yang setengah-setengah.

[Klik NEXT untuk melanjutkan pembahasan]

Grafis

Visualisasi yang Menawan

Pada beberapa Screenshot awalnya, Shadow of the Tomb Raider terlihat tak memiliki kualitas visual yang terlihat “wah”, namun setelah itu, Square Enix melepas banyak screenshot & gameplay gamenya tersebut dengan visualisasi yang terlihat menawan. Namun kami tentunya tak percaya hingga kami mencobanya & membuktikannya sendiri, dan ternyata hal tersebut bukan sekedar janji manis belaka, grafis yang ditawarkan Shadow of the Tomb Raider di versi finalnya ini  benar-benar sangat memanjakan mata.

Kiri screenshot awal & Kanan versi final.

Detail wajah, environment, vegetation, lighting, reflection, dan lainnya disuguhkan dengan sangat menawan, bahkan bisa kami akui bahwa efek rambut Lara dalam Shadow of the Tomb Raider menjadi yang terdetail untuk saat ini. Dunia yang disajikan benar-benar terlihat sangat menawan, hutan terlihat sangat asri, dunia underwater yang terlihat memukau, hingga kota tersembunyi – Paititi yang terlihat “hidup” berkat visualisasi yang patut diacungi jempol.

Efek vegetasi hutan yang terlihat memukau.

Gameplay

Semakin Lengkap!

Berbagai peningkatan yang dihadirkan dalam Shadow of the Tomb Raider ketimbang 2 prequelnya memang bukanlah peningkatan yang sangat signifikan. Namun tetap saja, berbagai peningkatan tersebut membuat seri ini terasa kian lengkap, dan terasa menjadi sebuah penyempurnaan, animasi pergerakan Lara kini juga terasa lebih smooth ketimbang kedua prequelnya. Peningkatan dari segi konten kini juga terlihat jelas dengan banyaknya hal baru yang tersaji, seperti deretan skill baru & variasi kostum baru yang lebih untik contohnya.

Skills perks yang lebih bervariasi memungkinkan Lara menjadi lebih mematikan.

Tak hanya varian kostum, model Lara Croft jadul juga dapat dipakai.

Dunia Open World yang Lebih Baik

Shadow of the Tomb Raider tetap hadir menjadi sebuah game open world minim HUD dengan berbagai side mission yang dapat kalian jalankan, berbagai daerah yang tersaji memiliki beragam NPC yang terlihat hidup dengan interaksinya masing-masing. Tak hanya itu, ada deretan challenge tombs yang dapat kalian selesaikan untuk mendapatkan reward tertentu, challenge tombs ini akan memberikan tantangan melalui berbagai puzzle yang harus dipecahkan.

Tetap jadi sebuah game open world yang minim HUD

Kembali menjawab keinginan para fans yang menginginkan menjelajahi dunia bawah air, Crystal DynamicsEidos Montréal memenuhi hal tersebut di seri ini. Dunia bawah air tak hanya sekedar pajangan dalam misi utama saja kali ini, kalian bebas menjelajahi dunia bawah air yang tak hanya indah dan juga menyimpan berbagai bahaya yang harus diwaspadai, seperti ikan piranha & belut raksasa misalnya. Namun sayangnya dunia air yang disediakan tak terlalu berisi dan sulit untuk di jelajahi, karena di seri ini Lara tak lagi memiliki alat untuk bernafas di bawah air, hal tersebut menjadikan fitur eksplorasi bawah air ini kurang maksimal.

Dunia underwater yang terlihat memukau, namun terasa kurang maksimal.

Photographer Mode

Maraknya fitur photo mode deretan game AAA yang dihadirkan dalam beberapa tahun terakhir, kini membuat Shadow of the Tomb Raider menghadirkan hal yang sama dengan fiturnya yang berjuluk “photographer mode”. Berbagai momen atau keindahan yang tersaji dapat kalian abadikan dengan lebih menarik, uniknya lagi, photographer mode ini dapat merubah ekspresi wajah Lara menjadi lebih bervariasi.

Smile 🙂

Namun sayangnya, fitur photo mode ini juga terasa terbatas, dimana kontrol untuk menggerakan kamera juga kurang responsif untuk versi PC yang menggunakan mouse. Kalian juga tak dapat menggerakan arah kamera di saat-saat tertentu, seperti saat lari atau melakukan stealth & finishing misalnya.

Tingkat Kesulitan yang Dapat Divariasikan

Tingkat kesulitan dapat dikombinasikan.

Kembali menjawab keinginan fans, Rise of the Tomb Raider yang dikeluhkan karena kurang menantang, Crystal DynamicsEidos Montréal akhirnya menjawab fans dengan menyempurnakan hal tersebut dalam Shadow of the Tomb Raider ini. Mereka menyuntikan berbagai tingkat kesulitan yang dapat divariasikan, kalian dapat mengatur tingkat kesulitan puzzle, combat, & exploration. Bermain dengan tingkat kesulitan combat tertinggi dapat membuat kalian tewas hanya dengan 1-2 pukulan atau 2-4 peluru saja, tentunya ini adalah sebuah pendekatan yang pastinya sangat dinantikan oleh para gamer masokis.

Stealth menjadi fokus utama dalam beraksi.

Bermain dengan tingkat kesulitan menengah pun juga tetap memaksa kalian untuk tetap berhati-hati, kalian tak dapat bertindak seperti rambo yang dapat menghabisi lawan secara frontal. Sesuai judulnya, Crystal DynamicsEidos Montréal coba menekankan elemen stealth sebagai fokus utama, dimana kalian harus beraksi bagaikan bayangan.

Mekanisme stealth sangat dipoles di seri terbaru ini, kalian dapat memanfaatkan lumpur untuk menyatu dengan alam, meracuni musuh agar menyerang pasukannya sendiri, hingga menggantung musuh dari atas pohon.

Memang benar kata pepatah, “lumpur tetangga lebih enak daripada lumpur sendiri”.

Puzzle yang Mengasah Otak & Kesabaran!

Apalah arti seri Tomb Raider tanpa elemen puzzle? sebagai salah satu elemen terpenting, puzzle yang dihadirkan sangat bervariasi, kesemuannya akan menguji otak & kesabaran kalian, puzzle akan sering dijumpai dalam misi utama maupun challenge tombs sebagai sampingan. Uniknya, ada beberapa puzzle yang menjadikan kematian sebagai hadiah bila kalian gagal atau salah dalam memecahkan puzzle yang dihadirkan. Kesabaran juga menjadi kunci untuk ragam puzzle tertentu, dimana kalian harus menunggu momentum yang tepat untuk berhasil menyelesaikan puzzle.

Apalah arti seri Tomb Raider tanpa elemen puzzle?

Tak cukup menantang? puzzle dapat ditingkatkan kesulitannya melalui fitur yang kami bahas diatas tadi, menyelesaikan puzzle tanpa bantuan ataupun guide tentunya akan menimbulkan sensasi kepuasan tersendiri. Deretan puzzle yang disuguhkan dalam Shadow of the Tomb Raider ini mampu hadir dengan lebih kompleks ketimbang kedua prequelnya, tentunya ini menjadi sebuah peningkatan yang patut untuk diapresiasi.

[Klik NEXT untuk melanjutkan pembahasan]

Sound

Soundtrack yang “Match”

Tak dapat dipungkiri, bila soundtrack merupakan salah satu elemen paling penting dalam video game, ia seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari video game. Tak hanya hadir sebagai pelengkap semata, namun guna membangun sebuah sensasi & suasana yang diusung game itu sendiri. Bila diracik dan disusun dengan tepat, soundtrack mampu menciptakan atmosfir permainan yang lebih dalam, dan kali ini Shadow of the Tomb Raider mampu mengimplementasikan deretan soundtracknya dengan cukup matang.



Tiap momen yang tersaji dibalut dengan berbagai soundtrack yang terasa pas, kesedihan sosok Lara Croft dibalut dengan soundtrack yang sendu. Berbagai momen menegangkan dibalut dengan soundtrack yang memacu adrenalin, hingga scene epik yang tersaji dibalut dengan soundtrack yang merepresentasikan kemegahan. Kesemua soundtrack tersebut tersusun rapi dan mampu memperkuat kesan immersive ketika bermain.



Voice Acting Dengan Bahasa Beragam

Selain suara Camilla luddington yang benar-benar menghayati peran Lara, deretan voice acting karakter pendukung lainnya juga patut untuk diapresiasi, walaupun banyak diantaranya yang “hadir setengah-setengah”. Tak hanya itu saja, berbagai NPC yang ada di kota terasa hidup dengan suara mereka masing-masing, banyak yang berbicara dengan bahasa Purtugis, Spanyol, hingga bahasa daerah khas orang-orang pedalaman Paititi. Tentunya ini merupakan salah satu hal baru yang membuat seri ini terasa lebih baik.

Semua NPC disini berbicara dengan bahasa asalnya masing-masing.

Tetap Punya Berbagai Masalah yang Harus Ditangani!

Bug & glitch masih cukup sering kami temui dalam permainan, sistem grappling yang kadang tak konsisten, objek yang tak bisa di-interact, cutscene yang bisa bergerak maju mundur, dan lain sebagainya. Bahkan terkadang bug yang muncul membuat permainan berakhir mustahil untuk dilanjutkan dan memaksa kami untuk menekan opsi checkpoint. Tak hanya itu, ada beberapa bug lainnya yang membuat permainan menjadi terlihat aneh, sperti Jonah yang menjadi 2, hingga bug skin texture yang membuat warna kulit NPC berubah menjadi warna yang tak seharusnya.

Hallo manis…..
Kage bunshin no jutsu
Sebuah bug membuat kami tak bisa menyelesaikan puzzle.

Semoga di masa mendatang Crystal Dynamics & Eidos Montréal segera melemparkan update yang dapat memperbaiki masalah-masalah tersebut. Dan semoga saja mereka juga segera turut melemparkan update fitur coop yang telah dijanjikan sebelumnya.

*Thanks to Prawira Setiadarma sudah turut ngereport bugnya kesini.

Verdict

Crystal Dynamics & Eidos Montréal terbukti mampu mematahkan rasa pesimisme dari kami terutama soal urusan grafis. Shadow of the Tomb Raider mampu suguhkan kualitas grafis memukau, yang juga dibarengi dengan berbagai peningkatan konten & gameplay. Tapi sayangnya ia masih tetap memiliki berbagai kekurangan yang tak bisa diabaikan begitu saja, cerita menarik yang disuguhkan terkesan terlalu singkat dengan deretan tokoh yang terkesan setengah-setengah. Tak hanya itu, berbagai masalah teknis yang mengganggu jalannya permainan seperti bug & glitch juga menjadi sebuah masalah yang harus segera diperbaiki.

Di satu sisi Shadow of the Tomb Raider terlihat tampil memuaskan, namun disisi lain ia juga terlihat cukup mengecewakan dengan berbagai kekurangannya. Lantas, apakah game ini layak untuk dibeli di harga penuh? jawabannya bisa iya dan bisa tidak, namun kami akan sangat merekomendasikan bila membeli Shadow of the Tomb Raider di tingkat harga yang lebih bersahabat pada masa diskon mendatang. Sembari menunggu gamenya lebih matang lagi dengan berbagai update yang akan disuntikan di masa mendatang.

Shadow of the Tomb Raider bagaikan seporsi Indomie goreng yang hadir dengan beragam toping, lengkap dengan telur ceplok diatasnya. Namun mie yang dimasak tak matang dan terasa masih keras, terasa lengkap memang tapi tak terasa maksimal enaknya, namun apakah tetap layak dimakan? jawabannya iya. Jadi tetap tak ada alasan yang membuat Shadow of the Tomb Raider ini menjadi sebuah game yang tak layak untuk dijajal.

Exit mobile version