Seiring dengan berkembangnya teknologi, Solid State Drive atau SSD menjadi pilihan baik para enthusiast, pekerja seni, hingga tentu saja gamer untuk mempercepat proses produksi maupun loading video game. SSD simplenya adalah driver tanpa disk seperti yang kita gunakan saat ini.
SSD menggunakan sebuah chip khusus untuk menyimpan dan mentransfer data. Hal ini membuat kecepatan transfer jauh lebih cepat jika dibandingkan Hard Disk Drive atau HDD yang harus berputar dalam kecepatan tertentu untuk menulis dan menghapus data dalam disk. Sayangnya dengan kecepatan super tinggi tersebut membuat harga SSD jauh lebih mahal dibandingkan HDD. Hal ini yang membuatnya jarang digunakan gamer untuk menyimpan gamenya.
Namun seiring berjalannya waktu, banyak gamer mulai menggunakan SSD. Hal ini mengingat video game zaman sekarang yang miliki ukuran jauh lebih besar dan lebih berat/lama load-time atau loading-nya jika dijalankan di HDD.
Para penyedia SSD menyiasatinya dengan ragam produk dengan kecepatan yang mampu raih hingga 6-7GB/s. Entah itu untuk load-time atau sekedar copy-paste.
Terdapat tiga macam SSD dengan slotnya masing-masing. Dari yang paling standard yakni SATA dengan menggunakan kabel yang sama dengan HDD, PCIe yang ditancapkan langsung di slot motherboard dengan slot yang sama dengan slot GPU, hingga yang paling baru yakni M.2 yang miliki kecepatan transfer yang “katanya” sama bahkan lebih tinggi dengan kedua pilihan sebelumnya.
Pada kesempatan kali ini saya diberi kesempatan oleh Western Digital Indonesia untuk mencoba kedua SSD barunya yakni WD Black SN850 M.2 dan WD Black AN1500. Dua SSD ini miliki slot yang berbeda yakni M.2 dan PCIe.
Namun sebelum kita lanjutkan untuk test-drive, mari kita lihat perbedaan fisik antara keduanya.
Daftar isi
Penampilan dan Spesifikasi WD Black SN850 dan WD Black AN1500
Produk pertama adalah WD Black SN850. SSD yang satu ini disebut generasi keempat dari jajarannya. Ia miliki heatsink hitam yang cukup besar jika dibandingkan generasi sebelumnya. Heatsink ini baru diimplementasikan pada bulan Januari 2021 kemarin. Saya bisa mengetahuinya karena melihat di produk sebelumnya WD tak memasangnya sama sekali.
SN850 bisa dipasang di slot M.2 atau dalam website resminya disebut PCIe Gen4 x4. Sementara dalam box-nya ia miliki kecepatan hingga 7000MB/s. Secara detil ia miliki kecepatan baca 7000MB/s dan tulis 4100MB/s. Tentu saja kecepatan ini adalah up-to alias bisa baca/tulis file sampai dengan kecepatan tertulis.
SSD WD Black SN850 tersedia dalam berbagai ukuran, baik 500GB, 1TB, dan 2TB.
Produk kedua adalah AN1500. SSD ini lebih besar jika dibandingkan SN850 karena ia didesain untuk dipasang di slot PCIe. Jika harus dideskripsikan dengan kata-kata, SSD ini berbentuk seperti dompet hitam karena heatsinknya yang cukup besar. Ia bisa dipasang di slot yang satu lajur dengan GPU-mu.
Secara teknis AN1500 miliki kecepatan baca hingga 6500MB/s dan tulis hingga 4100MB/s. Ia hanya tersedia dalam ukuran paling kecil yakni 1TB, 2TB, hingga yang paling besar yakni 4TB.
Karena saya tidak sempat memfotonya sebelum dipasang ke motherboard, maka saya akan berikan gambar yang saya comot dari website resminya.
Menariknya heatsink di kedua SSD miliki fitur yang gamer masa kini pasti mengetahuinya, ya, RGB yang katanya bisa dicustom warna dan animasinya melalui software tertentu. Fitur yang jujur menurut saya pribadi tidak penting karena saya tidak peduli apakah SSD saya bisa nyala atau tidak. Meskipun dalam dalih estetik, hal tersebut bisa diterima.
Oke, setelah kamu mengetahui kurang lebih fitur dasar dan bentuknya seperti apa, saatnya kita ujicoba seperti apa performanya baik dalam video game maupun copy-paste.
Uji Coba SSD dalam Video Game
Saya pribadi mencoba kedua SSD ini untuk beberapa game yang sangat terkenal dengan load-timenya yang berat. Terdapat lima game yang sukses saya coba dan saya sangat puas dengan performa loadnya. Beberapa video game yang telah saya coba di kedua SSD ini adalah:
- Assassin’s Creed Valhalla
- Grand Theft Auto V
- PlayerUnknown’s Battlegrounds
- Red Dead Redemption 2
- Star Citizen (Alpha)
Kelima game di atas akan saya nilai tentu saja dari performa kecepatan loading dan load texture, aset, dan hal lainnya. Khusus untuk game dengan fitur single player seperti Grand Theft Auto V dan Red Dead Redemption 2 saya mencobanya mulai dari campaign misi pertama dan loading setelah saya menjalankan gamenya untuk yang kedua kalinya di area yang lebih luas.
Hal ini saya lakukan karena umumnya untuk game single player, misi prolog maupun chapter pertama tidak memiliki area yang luas. Sementara pengecualian untuk Assassin’s Creed Valhalla karena kedua area chapter prolog/pertama dan kedua memang didesain dengan wilayah yang sangat luas.
Karena kecepatan kedua SSD tidak begitu signifikan karena hanya berbanding sekitar 500MB seperti yang tertulis di box, maka saya akan membaginya menjadi dua. Game berat seperti Star Citizen, PlayerUnknown’s Battlegrounds, dan Grand Theft Auto V akan saya review di SSD NVME M.2. Sementara Assassin’s Creed Valhalla dan Red Dead Redemption 2 saya review di SSD AN1500.
Tentu saja kecepatan ini juga tergantung spesifikasi PC yang dimiliki karena load file dan pemrosesan membutuhkan kerjasama antar komponen. Berikut spesifikasi PC yang saya gunakan untuk mencoba kedua SSD tersebut:
- CPU: Intel i7-8700
- RAM: 32GB
- GPU: NVIDIA RTX2070
- HDD: WD Black
Dengan kata lain, jika terdapat perbedaan antara yang telah saya coba dengan PC-mu pada nantinya entah itu lebih cepat atau lebih lambat, maka semua kembali ke spesifikasi masing-masing.
Saya juga mencoba kedua SSD ini untuk copy-paste baik antar HDD ke SSD atau SSD ke SSD yang akan saya representasikan melalui screenshot. Oke langsung saja kita lihat hasilnya melalui uji coba loading dan copy-paste di bawah.
WD Black AN1500 NVME (Up to 6500MB)
Assassin’s Creed Valhalla
Saat pengujian, Assassin’s Creed Valhalla saya membaginya atas dua fase yakni loading gamenya saat diluncurkan dan saat start continue in-game. Saya melakukannya karena pada dasarnya game ini bisa diluncurkan tanpa koneksi internet. Sementara dalam in-gamenya sendiri memang tidak begitu lama untuk HDD berkecepatan paling tinggi (saya menggunakan WD Black di PC pribadi saya), namun saya penasaran bagaimana jika menggunakan SSD.
Tercatat sekitar 20.24 detik saja untuk masuk dalam game dari Ubisoft Connect sementara saat start continue membutuhkan waktu sekitar 18.24 detik saja. Sangat cepat mengingat levelnya yang tak begitu luas jika dibandingkan Odyssey, namun jauh lebih berat karena ragam efek yang disuntikkan dengan kepadatannya.
Red Dead Redemption 2
Red Dead Redemption 2 terkenal dengan levelnya yang luas dan detil meskipun kebanyakan didominasi oleh pepohonan, sungai, salju, maupun benda-benda mati lain selain manusia. Ini membuatnya menjadi salah satu game paling berat yang dimiliki Rockstar. Namun hal tersebut nampaknya tak berarti begitu berat bagi SSD WD Black AN1500 NVME yang satu ini.
Saya mencatat 42.55 detik saja untuk masuk dalam cerita prolog Red Dead Redemption 2 sementara area awal gamenya yang berisi salju membutuhkan waktu lebih lama yakni 1 menit 8.42 detik. Sebuah hal yang takkan bisa dicapai oleh HDD biasa maupun tercepat sekalipun. Membuatnya menjadi salah satu kompetitor SSD yang patut diantisipasi.
WD Black SN850 NVME M.2 (Up to 7000MB)
Grand Theft Auto V
Siapa tak kenal Grand Theft Auto V? Game ini merupakan salah satu benchmark untuk PC “kuat” di masa lampau karena levelnya yang sangat luas. Luasnya level yang didesain Rockstar juga representasikan lambatnya load-time untuk gamenya. Saya telah mencobanya dalam dua sesi yakni story-mode dan load game biasa. Karena game ini menggunakan engine yang lebih lama dari Red Dead Redemption 2, maka wajar apabila ia lebih enteng dari game koboi tersebut.
Dalam story mode chapter prolog, WD Black SN850 NVME M.2 bisa capai waktu 34.27 detik saja mengingat levelnya yang kecil. Sementara saat saya load game setelah misi pertama Franklin, secara mengejutkan SSD ini mampu capai waktu 31.36 detik saja.
PlayerUnknown’s Battlegrounds
Game selanjutnya adalah PlayerUnknown’s Battlegrounds, battle royale yang menurut saya pribadi masih cukup lama jika dijalankan di HDD khususnya untuk load-time mapnya. Hal ini karena satu match diisi 100 player dengan map yang sangat luas.
Menariknya, SSD WD yang saya coba tak membutuhkan waktu cukup lama untuk lakukan load levelnya. Tercatat bahwa untuk tuju lobby map Erangel ia hanya membutuhkan waktu 14.8 detik saja. Buatnya jadi SSD yang wajib menjadi pilihan para player yang ingin cepat bermain PUBG dalam waktu singkat mengingat sekali permainan bisa memakan waktu yang sangat lama.
Star Citizen (Alpha)
Star Citizen adalah game terakhir yang sempat saya coba. Tidak, saya tidak membelinya karena saat mencoba game ini pihak developer tengah adakan event free-fly. Game paling ambisius yang berusaha membuat galaksi dalam skala 1:1 ini membutuhkan resource yang sangat besar. Developer bahkan menyarankan SSD untuk bisa memainkannya karena terbukti saat saya mencobanya menggunakan HDD di masa lampau, ia tak mampu mengejar kecepatan renderingnya sama sekali.
Game super berat yang satu ini membutuhkan waktu 1 menit 11.54 detik untuk load level di wilayah bernama Area18 yang bersemayam di sebuah planet raksasa dengan bangunan super detil yang dimilikinya. SSD ini mampu menjalankannya tanpa masalah meskipun pada kenyataannya gamenya masih tebarkan framerate drop mengingat MMORPG eksklusif PC yang satu ini masih dalam bentuk Alpha dan belum rampung dikerjakan.
Copy-Paste SSD-SSD dan HDD-SSD
Setelah video game, saya mencoba untuk copy-paste beberapa file berukuran sekitar 50-120 GB baik dari SSD ke SSD maupun HDD ke SSD.
File pertama yang saya coba adalah game Apex Legends yang berukuran kurang lebih 54GB dari SSD AN1500 ke SN850. Ia mampu capai kecepatan kurang lebih 1.2GB/s dengan rata-rata kecepatan sekitar 700-900MB/s. Proses ini hanya memakan waktu sekitar 45 detik hingga 1 menit saja. Sangat cepat dan menghemat banyak waktu.
Hal yang sama juga saya lakukan dengan Red Dead Redemption 2 dari SSD ke SSD. Tercatat rata-rata kecepatan berkisar antara 741MB/s dengan kecepatan maksimum sekitar 800-900MB/s. Karena ukuran file yang sangat besar yakni sekitar 118GB, maka prosesnya membutuhkan setidaknya 2 menit 30 detik.
Sementara untuk HDD ke SSD saya mencoba dengan file yang sama yakni Apex Legends. SSD mencatat sekitar 108MB/s dengan waktu kurang lebih 9 menit 30 detik. Sementara 1 file video yakni Nintendo Direct yang baru saja ditayangkan beberapa minggu yang lalu dengan ukuran kurang lebih 1GB catat sekitar 120MB/s dengan waktu kurang lebih 10-30 detik saja.
Kesimpulan
SSD WD Black baik seri SN850 M.2 dan AN1500 menjadi salah satu pilihan terbaik bagi gamer yang ingin semua gamenya miliki loading super cepat. Terutama bagi game yang sangat berat jika menggunakan HDD. Tentu saja semua takkan bisa terjadi tanpa spesifikasi PC yang mumpuni.
Sementara dalam hal copy-paste, keduanya menjadi salah satu yang terbaik untuk menghemat waktu. Terutama bagi kamu yang miliki file dengan ukuran lebih dari 40GB.
Namun sayangnya masih dengan alasan finansial, kedua SSD tersebut tak hadir dengan harga yang murah meskipun jika dilihat dari segi spesifikasi dan performa ia pantas dihargai sekitar yang mereka tuliskan.
WD Indonesia sendiri membanderol SN850 M.2 dengan heatsink dengan harga berkisar antara 3.7 juta rupiah di toko resminya. Sementara saya belum menemukan harga resmi dari WD AN1500. Namun di toko lain, SSD tersebut dibanderol sekitar 5 juta rupiah.
Hal lain yang menurut saya pribadi cukup kurang penting adalah adanya RGB di kedua SSD yang makin membuat PC menyala-nyala, khususnya jika kamu punya RAM, GPU, dan Motherboard dengan RGB. Untuk alasan estetik memang bisa diterima, namun untuk alasan fungsi, bagi saya pribadi jadi sedikit berlebihan.
Namun hal tersebut tak membuat saya mengurungkan saran untuk tidak memiliki salah satu di antara keduanya. Terlebih setelah mengetahui bahwa keduanya miliki performa yang sangat baik setelah saya coba sendiri.