Review The Callisto Protocol – Akhirnya game survival horror yang disebut-sebut sebagai spiritual successor dari game Dead Space berjudul The Callisto Protocol telah rilis. Game yang dibuat oleh developer Striking Distance Studios dan turut dibantu oleh salah satu kreator game Dead Space, yaitu Glen Schofield. Gamer berharap besar terhadap game ini menonjolkan unsur survival horror yang benar-benar menyeramkan seperti Dead Space.
Dengan berbagai video teaser menyeramkan dan juga cara mati yang brutal, The Callisto Protocol berusaha menunjukkan kehebatannya serta akan memberikan pengalaman terbaik kepada gamer. Apakah The Callisto Protocol berhasil melakukannya dan layak disebut sebagai spiritual successor seperti kata orang?
Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan ulasan atau review The Callisto Protocol untuk kalian yang penasaran seperti apa game ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada developer Striking Distance Studios dan juga publisher Krafton yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mencoba game The Callisto Protocol.
Review The Callisto Protocol ini akan dibuat sesuai dengan pengalaman yang saya dapatkan ketika memainkannya. Beberapa penjelasan seperti keunggulan serta kekurangan yang ada di game akan saya jelaskan secara garis besar agar kalian semakin penasaran dengan game The Callisto Protocol.
Daftar isi
Review The Callisto Protocol
Baiklah kita mulai saja pembahasan review The Callisto Protocol.
Story
The Callisto Protocol menceritakan 300 tahun jauh di masa depan dimana seorang pria bernama Jacob Lee harus menerima nasib sial ketika bertugas. Ketika dia dan temannya bertugas mengirim kargo ke bulan dekat planet Jupiter bernama Callisto, pesawat luar angkasa yang mereka miliki harus mengalami kerusakan mendarat darurat di sana.
Jacob Lee dituduh melakukan tindakan kriminal dan harus masuk penjara yang ada di Callisto bernama Black Iron Prison. Nasib sial Jacob tidak berhenti sampai di situ saja. Black Iron Prison tiba-tiba dihadapi kekacauan besar dimana para tahanan tiba-tiba berubah menjadi monster mengerikan dan Jacob harus berusaha bertahan hidup serta melarikan diri dari sana.
Namun apa yang dia temukan di sana jauh lebih dalam dari sekadar penjara dengan keamanan sangat tinggi tempat para tahanan berada. Nasib Jacob Lee ada di tangan kalian.
Cerita Nasib Sial dari Jacob Lee sebagai Sang Protagonist
Secara garis besar, cerita The Callisto Protocol tentang nasib sial yang dialami Jacob Lee. Setiap alur cerita dalam game selalu memperlihatkan bagaimana Jacob harus menghadapi kesialan dimana dia sendiri tidak melakukan hal yang salah, dituduh melakukan kejahatan dan menghadapi monster-monster mengerikan di Black Iron Prison. Padahal Jacob hanya ingin hidup tenang dan menyelesaikan tugasnya sebelum pada akhirnya dia harus menghadapi takdir mengerikan.
Harus diakui, cerita The Callisto Protocol tidak ada yang istimewa. Kebanyakan kalian atau dalam hal ini Jacob hanya diberi tugas untuk menuju ke tempat A, lalu ada musibah, cari jalan memutar, sampai di sana, lanjut dengan menuju ke tempat B. Beberapa informasi dari ID ataupun dokumen pun tidak terlalu membantu. Fungsinya hanya memberikan lore-lore dengan apa yang ada di Black Iron Prison dan rahasia dibalik insiden terjadi di sana.
Gameplay
The Callisto Protocol menghadirkan fitur gameplay Third Person Shooter dimana pemain akan mengendalikan karakter Protagonist, yaitu Jacob Lee. Kalian akan diberikan berbagai macam perlengkapan senjata mulai dari Melee (Stunt Baton) maupun Ranged Weapon (Hand Cannon, Skunk Gun, dll).
Game yang disebut-sebut sebagai spiritual successor Dead Space, The Callisto Protocol turut menghadirkan beberapa ciri khas yang sudah tidak asing bagi gamer, seperti tampilan menu HUD dan Health Bar bernama CORE Device yang ada di punuk leher.
Monster yang kalian hadapi dalam game juga lebih aktif dan brutal membunuh Jacob. Kalian akan lebih sering menghadapi musuh lebih dari 1 sekaligus dalam satu lokasi. Hal ini tidak hanya menambah tingkat kesulitan, tapi juga menaikkan adrenalin dan kepanikan para Player. Terlebih ketika mereka harus bisa bertahan hidup dengan stok item dan ammo yang terbatas.
Jangan lupa juga monster yang kalian hadapi dalam game ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan memotong kepalanya saja. Sama seperti Dead Space, kalian harus menyerang bagian tubuh mereka seperti kepala, tangan dan kaki untuk bisa mati. Jadi pastikan kalian selalu menyerang bagian tubuh monster tersebut agar menghemat ammo yang ada di Inventory.
Banyak hal yang ingin saya jelaskan dari segi fitur gameplay yang ada di game ini. Namun ada beberapa hal yang paling mencolok dan ingin saya jelaskan ketika kalian memainkan game The Callisto Protocol.
Melee Combat
Salah satu fitur gameplay paling mencolok pada game ini adalah sistem Melee Combat dimana Jacob lebih aktif dalam menyerang. Ketika menghadapi para monster, kalian bisa menghindari serangan mereka ke kiri dan ke kanan, atau menahan serangan mereka.
Untuk bisa melakukan hal ini, kalian harus bisa membaca timing dan arah serangan musuh. Lalu kalian bisa menghindarinya dengan menggunakan analog kiri untuk kontroller atau tombol A,S,D jika menggunakan Keyboard. Sistem Melee Combat ini sangat membantu kalian untuk bisa menghemat amunisi senjata api kalian, apalagi ketika menghadapi monster one-by-one.
Namun jika kalian menghadapi musuh lebih dari satu, kalian akan kesulitan melawan mereka hanya bermodalkan Melee Combat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, monster dalam game ini sangat aktif dalam menyerang Player. Jadi jika kalian hanya bermodalkan Melee Combat melawan banyak monster, saya mengucapkan selamat berjuang. Meskipun kalian mengatur tingkat kesulitannya di level Normal seperti saya.
Bagaimana dengan Stomp Kick? Tenang, kalian masih bisa melakukan serangan memijak monster setelah mereka mati. Dengan melakukan stomp, kalian bisa menghancurkan kotak ataupun mayat monster yang telah mati untuk mendapatkan item serta ammo. Atau bisa juga sebagai cara kalian meluapkan emosi pada mayat monster yang baru saja kalian bunuh.
Ranged Combat
Sama seperti pendahulunya, The Callisto Protocol menghadirkan beberapa perlengkapan senjata api, seperti Hand Cannon yang bisa kalian dapatkan pada awal game. Sistem Aim juga masih sama dimana posisi kamera berada di bahu kanan Jacob.
Dengan hadirnya sistem Melee Combat yang lebih aktif dalam menyerang, kalian bisa melancarkan serangan campuran dengan Ranged Combat. Ketika kalian menyerang musuh dengan menggunakan Melee, game akan menghadirkan semacam HUD Aim dimana kalian bisa otomatis memidik musuh dengan cepat. Hal ini sangat membantu ketika menghadapi monster one-by-one ataupun beramai lebih cepat dan juga hemat peluru.
GRP System
Untuk menambah keseruan bermain, The Callisto Protocol menghadirkan fitur GRP. Alat GRP ini bisa menarik objek ataupun monster ke arah yang kalian inginkan dan menghasilkan damage pada musuh. Beberapa lokasi memiliki berbagai macam jebakan, seperti Gear besar yang bergerak, dinding runcing yang tajam atau lubang yang dalam.
Jadi kalian bisa melempar mereka ke arah jebakan tersebut untuk membunuh monster lebih cepat. Namun harap diingat, penggunaan GRP ini terbatas berapa kali kalian gunakan. Indikatornya bisa dilihat pada CORE Device di atas Health Bar pada Jacob. Untuk mengisinya agar bisa digunakan kembali, kalian bisa menggunakan sebuah item yang bisa ditemukan di beberapa lokasi dalam game. Fungsi fitur ini mirip seperti Kinesis Module di game Dead Space.
Graphic
Graphic The Callisto Protocol dibuat dengan bagus. Penampilan grafis dari model karakter, lokasi luar angkasa dan juga tampilan para monster akan membuat kalian merasakan tema yang ada di game ini, yaitu scifi-fi survival horror. Berbagai macam efek menambahkan kesan horror mulai dari cucuran darah, lokasi yang telah dipenuhi sarang menjijikkan dan juga bagaimana para monster membunuh Jacob dengan cara yang sangat brutal.
Jadi bersiap-siap saja kalian akan merasakan kengerian dari game The Callisto Protocol hanya dari tampilan grafisnya.
Sound
Tidak lengkap rasanya jika game survival horror jika tidak membahas mengenai Sound yang ada di game The Callisto Protocol. The Callisto Protocol menghadirkan berbagai macam soundtrack yang mencekam di setiap lokasi. Apalagi ketika kalian harus berjalan sendiri di lorong-lorong dipenuhi mayat dan ada suara misterius yang bikin kalian merinding.
Efek suara pada game ini membuat para pemain akan merasakan kengerian lokasi Black Iron Prison yang telah dipenuhi monster-monster mengerikan. Suara dari monster yang membisik di telinga kalian bikin kalian selalu waspada agar tidak kaget ketika mereka tiba-tiba muncul dari atap, belakangg ataupun ventilasi udara.
Kesimpulan
The Callisto Protocol bisa dibilang cukup sukses memberikan pengalaman game survival horror yang diharapkan gamer sebagai spiritual successor dari game Dead Space. Kengerian dan kebrutalan ketika kalian harus bertahan hidup menghadapi monster-monster yang ada menjadi fitur utama developer Striking Distance Studios untuk game ini.
Sistem gameplay yang lebih variatif terlebih pada Melee Combat membuat kalian bisa lebih aktif menghadapi musuh tidak hanya berfokus menggunakan senjata api. Agar permainan seimbang dimana Player tidak sepenuhnya unggul, AI para Monster juga dibuat lebih aktif dan brutal menghadapi pemain. Mereka dapat bergerak cepat menghindari peluru, menahan dan melakukan serangan balik ke Player dan juga damage yang cukup besar dari para monster. Jadi kedua pihak baik itu Player dan juga Monster masing-masing memiliki keunggulan untuk menjaga keseimbangan satu sama lain.
Namun dibalik dari keunggulan yang saya jelaskan tadi, ada satu hal yang tidak saya suka dari game ini, yaitu rute jalan yang diambil tidak lepas dari yang namanya ventilasi udara. Ketika kalian berjalan di area yang luas, kalian harus masuk ke ventilasi udara. Ketika kalian berjalan di lorong gelap, kalian juga harus masuk ke ventilasi udara. Jalan rusak dan harus cari jalan memutar, waktunya masuk ke ventilasi udara. Bahkan ketika kalian berada di ruang sempit ataupun saluran pembuangan, kalian tidak lepas dari yang namanya ventilasi udara.
Tidak diketahui alasan pasti kenapa developer terlalu banyak menghadirkan rute jalan Player yang harus memasuki ventilasi udara secara terus menerus. Saya mengira ini salah satu cara developer untuk memaksimalkan performa game agar tidak terlalu berat serta mengurangi beban agar objek-objek yang ada dalam satu lokasi sebelumnya dengan lokasi baru bisa muncul ketika mereka memasukinya. Namun momen ketika memasuki ventilasi udara di The Callisto Protocol bisa dibilang terlalu banyak bahkan dalam 1 chapter.
Di luar dari masalah banyaknya kalian memasuki rute ventilasi udara, secara keseluruhan The Callisto Protocol adalah game survival horror yang patut kalian coba. Bukan hanya karena game ini disebut-sebut sebagai spiritial successor Dead Space, tapi juga sebagai game seru penuh ketegangan dan kebrutalan menghadapi monster mengerikan. Jadi kalian para pecinta game horror patut mencoba game The Callisto Protocol.
Itulah review The Callisto Protocol dari saya berdasarkan pengalaman pribadi memainkan game ini. Apakah kalian tertarik memainkan game ini?
The Callisto Protocol
The Callisto Protocol adalah game yang cocok disebut spiritual successor dengan elemen horror mengerikan disertai fitur combat lebih fleksibel terlebih pada melee combat.
75%
PROS
-
Nuansa horror yang menyeramkan
-
Musuh yang sadis dan aktif menyerang Player
-
Gameplay Melee dan Ranged lebih fleksibel
-
Grafis yang memukau
CONS
-
Cerita kurang menarik
-
Game semakin sulit di pertengahan
-
Rute jalan terlalu sering masuk ke ventilasi udara
REVIEW BREAKDOWN
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait The Callisto Protocol atau artikel lainnya dari Muhammad Faisal. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.